Menulislah Tanpa Beban Layaknya Anak-Anak yang Sedang Bermain
Menulis adalah salah satu aktivitas wajib Steemians semenjak mereka memutuskan untuk bergelut dalam media sosial ini. Untuk yang sudah akrab dengan aktivitas menulis tentu bukanlah perkara sulit. Sedang untuk yang tidak terbiasa?
Seperti beberapa literatur yang pernah saya baca, menulis itu perihal skill atau keahlian. Bahkan saya rasa ilmu ini belum tentu diperoleh di bangku sekolah. Dari penuturan beberapa kawan yang memang mendalami aktivitas ini syarat menulis itu ada tiga, yaitu menulis, menulis dan menulis.
Buat saya Steemit itu layaknya blog pribadi yang bisa menjadi sarana belajar menulis. Disadari atau tidak kemampuan menulis ini dari hari kehari semakin meningkat, layaknya pisau tumpul yang tiap hari diasah lalu menjadi tajam karena setiap hari dipakai.
Bayangkan saja apa jadinya jika pisau tersebut tak pernah dipakai apalagi diasah, lambat laun tentu menjadi tumpul meski masih baru. Itulah kenapa disebutkan jika syarat untuk menulis ya menulis menulis dan menulis.
Dari hari ke hari Steemit kedatangan Steemians baru, hal ini sebagai bukti jika Steemit semakin diminati. Berbondong-bondang orang mendaftarkan diri, ada yang sedang harap-harap cemas menantikan password, atau ada juga yang sudah memulai debut pertamanya dengan melakukan posting perkenalan diri.
Jumlah Steemians bertambah setiap harinya, ini berarti semakin banyak pula postingan baru setiap detiknya. Hal ini jugalah yang kemudian menimbulkan pertanyaan dalam hati sebagai Steemians yang lebih dulu hadir di sini.
Cukupkah bekal yang kita miliki untuk terus bertahan di sini, atau bagi mereka yang baru sudah siapkah bekal yang kita bawa untuk memulai di sini. Tidak perlu dijawab, biarlah pertanyaan ini masing-masing dari kita yang menjawabnya.
Pernah suatu ketika saya menjumpai postingan dari salah seorang Steemians baru, dengan penuh antusias dia posting perkenalan diri sebagai salah satu sarat pertama kali ketika baru bergabung.
Namun ada yang aneh dipostingan selanjutnya, bukan tentang konten yang disajikannya. Karena menurut saya tulisannya bagus dengan tata bahasa yang enak dibaca. Lantas apa yang membuatnya aneh??
Di postingan perdana setelah Introduceyourself didatangi di Cheetah yang selama ini menjadi momok menakutkan. Dalam komentarnya Cheetah memberikan link yang dideteksi sama dengan postingan tersebut.
Didasari rasa penasaran saya membuka link tersebut dan benar saja, artikel itu sama persis dengan tulisan yang sudah terlanjur diposting. Sebagai sesama Steemians saya berusaha untuk memberikan penjelasan tentang aturan-aturan yang ada di Steemit ini terkait dengan plagiarism dan keharusan untuk mencantumkan sumber saat mengambil gambar dari manapun itu.
Dengan penuh penyesalan, dia mengatakan terpaksa mengambil tulisan dari tempat lain karena kebingungannya saat hendak melakukan posting. Jujur saja saya merasa minder, banyak tulisan-tulisan bagus dengan raihan upvote besar di Steemit ini, begitu ujarnya melalui pesan pribadi pada saya.
Begitulah fakta yang sering kita jumpai, sebagai Steemians kita selalu dituntut untuk memberikan postingan yang benar-benar bermanfaat untuk mengundang Steemians lain mengunjungi blog kita.
Tekanan dan beban untuk membuat postingan yang menarik inilah kemudian yang menjadikan seseorang kadang mengambil jalan pintas (salah satunya dengan menjiplak tulisan dari sumber lain) dengan tujuan untuk mendapat upvote yang besar.
Sebagai bekal untuk bisa terus menulis dan membuat postingan di Steemit ini, jadilah seperti anak kecil yang melakukan sesuatu tanpa beban. Sejenak lupakanlah beban jika tulisanmu nanti tak akan ada yang membaca, tak akan ada yang melakukan upvote, bahkan tak pernah dilirik sedikitpun oleh kurator.
Percayalah melakukan sesuatu tanpa beban itu lebih menyenangkan. Tengoklah anak-anak kecil yang sedang bermain-main di lapangan. Mereka sejenak melupakan beban ulangan fisika, beban PR Matematika, bahkan beban ketakutan dimarahi orang tua karena terlalu lama bermain berhasil dilupakannya.
Selamat mencoba ya...
Terima kasih Kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.
Postingan yang mantap. Terus berkarya Dan sukses selalu. By @atjehsteemit
Siap,terima kasih sudah singgah @atjehsteemit.
Jadikan menulis sebagai hobi. Teruslah menulis, meski nilai SBD sedang menurun.....
Untuk yang memang memiliki hobi menulis lantas ketemu Steemit akan senang karena menemukan salah satu media yang bisa menampung tulisannya. Sedang untuk yang terbiasa pasti sedikit kesusahan, apalagi tahu sekarang SBD sedang terjun bebas,hehehe
Benar, menulis memang harusnya tanpa beban, menulis itu harus dinikmati...
Setuju, terlalu banyak beban malah nggak jadi-jadi nulis ya Mas @ariefdermawan.
Hehe baiklah mba @ririn, walaupun tulisan saya tidak sebagus seperti yang lainnya, karna memang pada dasarnya saya bukan seorang penulis. Setidaknya saya sudah mencoba menulis ya mba, itu pun paling banyak cuma 2 paragraf. Hehe. Terima kasih sudah berbagi mba. :)
Seperti kata peribahasa jawa witting tresno jalaran soko kulino yang berarti cinta datang karena terbiasa. Mungkin saat ini belum terbiasa aja, tapi dicoba saja tiap hari sedikit-sedikit nanti juga kalo sudah biasa akan bisa. Pokoknya kuncinya itu tadi jangan ada beban.
Terima kasih loh mba atas saran dan pribahasanya hehe 😉
Benar sekali Mba @ririn.Jadikan menulis sebagai pembentukan karakter diri. jadi tidak ada beban. Menjadi diri sendiri. begitukah kalimat trend nya ya Mba😉
Iya Mba @ettydiallova, dan ini bisa dimulai dari yang dekat dengan kita dulu. Saya dulu juga bingung mau nulis apa, mau posting apalagi. Tapi sekarang semua mengalir begitu saja, hehee
Untungnya waktu masih sekolah dulu setiap ada pe-er mengarang di pelajaran bhs Indonesia saya selalu mengerjakannya dan merasa tidak tenang kalau belum menulis karangan .
Sekarang saya menulis seolah2 saya sedang membuat pe-er mengarang hasil karya sendiri dan tidak boleh mencontek hasil karya teman .
📖🖊️😊
Catatan yang lezat dan bernutrisi...