Menjadi Tua itu Pasti, Tapi Menjadi Dewasa Adalah Pilihan

in #indonesia7 years ago

Sering kita mendengar kata-kata menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa adalah pilihan. Jadi selama ini kita selalu mengukur tingkat kedewasaan seseorang dari usia. Padahal usia tidak bisa menjamin kedewasaan seseorang.

Nabila Narulita, si bungsu yang kini usianya menginjak 15 tahun. Sebagai orang tua saya begitu takjub melihat tumbuh kembangnya. Berbeda dengan kedua kakaknya, Nabila sedari kecil sudah menjalani homeschooling, sempat dulu sewaktu SD dia bersekolah di sekolah formal, tapi tak berlangsung lama.

Nabila_1.jpg

Bukan karena tak bisa mengikuti pelajaran atau bersosialisasi dengan teman-temannya, ada satu hal yang membuatnya memutuskan enggan meneruskan pendidikan formalnya di sekolah. Adalah kebebasan dari rasa tertekan.

Ibu mana yang tahan melihat anaknya setiap hari merasa tertekan dengan tuntutan-tuntutan sekolah, PR, ekstrakulikuler ini dan itu. Sedang disisi lain, dia ingin menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Untuk itulah homeschooling adalah solusi yang tepat bagi pendidikannya. Selama menjalani homeschooling banyak hal yang bisa dia lakukan, termasuk bereksplorasi dengan hobi menggambarnya.

Salma_2.JPG

Salma dan Nabila Kedua putriku

Saya tidak tahu entah mewarisi bakat orang tuanya atau memang karena sering melihat aktivitas orang tuanya, ketiga buah hatiku ini di anugerahi kemampuan menggambar, dan harus diakui si bungsu ini kemampuannya melebihi anak-anak seusianya, bahkan bisa dikatakan orang akan sulit percaya dengan kemampuan menggambarnya yang membuat takjub ini.

Nabila_2.jpg

Karena kemampuan menggambar inilah kemudian Nabila di usianya yang masih 15 tahun bisa menghasilkan sebuah karya, dan dari hasil karyanya inilah dia mulai dikenal banyak orang hingga memiliki klien.

Capture.JPG

nabfi_art instagram yang di kelola Nabila dalam berkarya

Whats klien?? Mungkin banyak yang bertanya-tanya, anak semuda itu punya klien. Sedari kecil ketiga buah hati saya memang sudah belajar menjadi entrepreneur, dengan menjadikan hobi sebagai passion yang benar-benar akan menghidupinya kelak.

Saya kerap mendapati pertanyaan, apa tidak kasihan anaknya? Masih kecil sudah cari uang. Di sini saya sedikit meluruskan anggapan mereka yang punya pemikiran seperti itu. Meski secara kasat mata mereka mendapatkan “bayaran” dari karya yang sudah dibuatnya bukan berarti kami sebagai orang tua melakukan eksploitasi anak untuk menghasilan pundi-pundi rupiah.

Semua kami kembalikan lagi pada mereka, ini bukanlah kewajiban bagi mereka jadi mereka juga berhak menerima atau menolak jika ada klien yang menghubunginya.

Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya, untuk itulah sebagai bentuk dukungan kami juga selalu memberikan support apapun yang dilakukannya terlebih jika itu adalah sesuatu yang disukainya. Dalam hal ini adalah menggambar.

Dari menggambar ini jugalah kemudian yang mengantarkan mereka bisa berlibur kemana saja dengan tabungannya masing-masing. Hal ini juga sebagai motivasi untuk mereka ketika menginginkan sesuatu haruslah dengan sebuah usaha. Tidak bisa jika hanya mengandalkan dari orang tuanya. Sikap seperti inilah yang selalu ditanamkan ke anak-anak supaya mereka juga bisa mandiri.

Holiday3.jpg

Tidak kusangka diusianya yang masih 15 tahun, Nabila memiliki pemikiran berbeda dari anak-anak pada umumnya. Di saat teman-teman seusianya masih memikirkan untuk sekolah di mana, kuliah di mana nantinya, Nabila sudah mengutarakan planing jangka panjangnya kelak. Bukan lagi sebuah harapan melainkan target yang harus diwujudkan, tentang keinginannya mengadakan pameran lukisan, membuka sebuah galeri, dll. Sungguh pemikiran yang kadang di luar dugaan kita.

Saya sendiri belajar banyak dari Nabila, seorang anak yang baru berusia 15 tahun. Ternyata usia tak bisa membatasi seseorang untuk berkarya. Dan sisi kedewasaan terkadang bisa muncul dari mereka yang memiliki usia muda. Ini jugalah yang membuat saya kemudian termotivasi untuk melakukan hal-hal baru, beradaptasi dengan kemajuan teknologi di era sekarang ini.

Sebagai penutup, saya ingin sedikit berpesan kepada siapapun janganlah malu untuk belajar dari mereka yang usianya lebih muda. Karena terkadang dari merekalah kita bisa mengerti dan belajar tentang proses kedewasaan.

Setiap orang pasti menua, tetapi belum tentu menjadi dewasa. Dewasa itu sebuah pilihan. Dimana kita akan memposisikan diri, semua ada ditangan masing-masing. Apakah kita akan menua dengan kedewasaan yang semakin matang ataukah kita akan menua dengan membawa sifat kekanak-kanakan yang tetap terpelihara, ya tentu kita sendirilah yang tahu jawabannya.

Semoga kita semua bisa tumbuh menjadi pribadi yang semakin dewasa tidak hanya dalam pemikiran, tindakan, tetapi juga dalam bersosial media.

Keluargasasongko_1.jpg

Salam semangat,

Terima kasih kepada Curator Indonesia @aiqabrago, @levycore dan teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.

U,F,R.jpg

Logo.jpg

Sort:  

Thank you for Using #promo-steem tag, Promote steemit by inviting your friends and your family!

Postingan yang berkualitas ini berhasil ditemukan oleh Team kurator OCD!

Balas komentar ini jika Anda bersedia postingan ini untuk dibagikan.Dengan menyutujui hal ini,anda mendapatkan kesempatan untuk menerima reward tambahan dan salah satu gambar dari postingan ini akan kami gunakan dalam kompilasi harian kami.

Ikuti @ocd- untuk mengetahui project kami lebih lanjut dan membaca postingan berkualitas yang lainnya.

Iya saya bersedia, terima kasih @macchiata

Congratulations @ririn! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Nabila! :D
Emejing pokokmen!

kagum saya dengan putri ibu, sudah mengetahui talenta yang dia punya dan bisa berkesempatan untuk mengembangkannya. Saya cuma sekedar berbagi informasi, kegiatan menggambar atau melukis adalah salah satu metode meditasi (coba lihat mandala yang dibuat oleh para Biksu dari Tibet), ketika tidak ada beban dan memusatkan dalam menggambar atau melukis disana pikiran kita terlatih untuk mengetahui gerak dan pikiran yang ada dan dituangkan dalam gambar atau lukisan.

Di aliran Buddha Theravada ini bisa disebut juga sebagai meditasi Vippasana, lebih tinggi tingkatannya dari meditasi samatha Bhavana (meditasi pernapasan, maaf kalau ada salah tulis istilah). Ketika pikiran menjadi bersih dan bisa memperhatikan gerakan pikiran serta menyadari setiap gerakan yang kita lakukan ini bisa disebut dengan meditasi walaupun kita tidak duduk diam dan bersila.

Jadi begini bu, ketika putri anda sedang melukis, disitu dia sedang melatih pikirannya yang bersih, jadi jangan kaget bila dia kadang memiliki kebijaksanaan lebih, terlebih lagi kita lihat apa yang dia gambar, disitu kita akan bisa melihat pola pikirannya melalui sepuhan dan goresan kuas serta pensil, bila orang seniman profesional yang melihatnya kadang akan bisa membaca pikirannya melalui lukisannya

Sebuah pencerahan juga buat saya @happyphoenix, terima kasih sudah berbagi sharing. Ini benar sekali saya rasakan, si bungsu ini jadi lebih bijak untuk anak seusianya.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63267.39
ETH 2572.65
USDT 1.00
SBD 2.80