Mengubah Paradigma Pengelolaan Sampah

in #indonesia7 years ago (edited)

Pemenuhan kebutuhan hidup manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan telah menjadi penyebab terjadinya berbagai bencana seperti banjir, kebakaran hutan, pencemaran tanah, air dan udara. Saat ini pemerhati lingkungan cenderung berperan aktif dalam upaya-upaya pelestarian hutan sebagai paru-paru dunia, penyedia air dan sekaligus habitat berbagai macam flora dan fauna. Namun masih sedikit yang peduli terhadap masalah yang justru terjadi di lingkungan sekitar kita mulai dari rumah tangga, permukiman dan perkotaan. Setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah, baik limbah padat, cair maupun gas yang semuanya berpotensi mencemari lingkungan.


Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan berita tentang Sungai “Sejuta Sampah” seperti dapat dilihat di sini. Sampah telah menjadi masalah yang sangat kompleks di kota-kota besar. Pengelolaan sampah memerlukan anggaran yang sangat besar dan itu akan terus bertambah dengan bertambahnya timbulan sampah dari waktu ke waktu. Saat ini,di kota besar diasumsikan setiap orang menghasilkan sampah 2,5 - 3 liter per hari, maka dapat diprediksi berapa jumlah sampah yang dihasilkan di suatu kota dengan mengalikan volume sampah per kapita dengan jumlah penduduk. Diperkirakan 60 persen dari sampah yang dihasilkan diangkut dan diolah di TPA sedangkan 40 persennya lagi dibuang sembarangan di selokan-selokan, di tempat terbuka ataupun di sungai.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan bahwa setahun setelah diundangkan, Kabupaten/Kota sudah harus menyusun Strategi dan Kebijakan Pengelolaan Sampah dan lima tahun setelah diundangkan tidak boleh ada lagi pembuangan sampah di tempat terbuka atau open dumping. Hal ini tentu menjadi “PR” besar bagi pemerintah daerah.

Berbagai upaya perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah, yang paling penting saat ini adalah merubah paradigma pengelolaan sampah, antara lain :

1. Pengelolaan sampah bukanlah semata-mata tugas pemerintah





Pengelolaan sampah merupakan tanggung semua pihak terutama masyarakat sebagai penghasil dan juga sekaligus penerima dampak dari sampah yang dihasilkan. Pemerintah Daerah harus membuat regulasi tentang Pelayanan pengelolaan sampah dan tarif retribusi.

2. Kesadaran Masyarakat


Perlu ditanamkan kesadaran tentang pengelolaan sampah sejak dini agar tumbuh budaya hidup bersih, sehat dan peduli pada lingkungan. Sosialisasi dilakukan di sekolah-sekolah dengan salah satu programnya adalah Bank Sampah. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menyediakan tempat penampung sampah, setiap siswa diberikan buku semacam buku rekening bank.


Siswa membawa sampah plastik dan dijual kepada Bank Sampah, hasil penjualannya dicatat pada buku rekening. Walaupun jumlahnya tidak begitu besar, namun ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam mengurangi dan mendaur ulang sampah serta merubah paradigma bahwa sampah bukan hanya mendatangkan masalah namun juga mempunyai nilai ekonomis.


3. Pendekatan Keagamaan


Perlu pendekatan dari sisi religi dimana pernyataan “Kebersihan sebagian dari iman” benar-benar tercermin dalam perilaku masyarakat atau perlu peningkatan “keshalehan sosial”. Sosialisasi juga dilakukan di Pesantren-Pesantren, diharapkan pesan-pesan moral tentang “keshalehan sosial” ini akan lebih efektif didengar oleh masyarakat.


4. Metode 3R



Pengelolaan sampah dengan mengangkut sampah dari sumbernya kemudian membuang dan memusnahkannya di TPA sudah tidak relevan lagi, diperlukan upaya lebih yaitu dengan metode 3R (Reduce, Reuse dan Recyle). Sosialisasi tentang 3R antara lain mengurangi penggunaan kantong plastik, mengolah sampah organik menjadi kompos dan mengumpulkan sampah plastik untuk dijual atau diserahkan kepada pemulung untuk kemudian di daur ulang kembali. Selain itu juga memanfaatkan sampah plastik dan sampah organik untuk dijadikan barang kerajinan tangan seperti tas, taplak meja, kotak tisue, vas bunga dan lain-lain.

Metode 3R ini harus dimulai dari level rumah tangga sebagai penghasil sampah. Penanganan sampah di rumah tangga dimulai dari pemilahan sampah antara sampah organik non organik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik yang bisa didaurulang dapat dikumpulkandan dijual, sehingga volume sampah yang dibuang dapat berkurang. Mengurangi sampah dari sumbernya akan menurunkan beban pengelolaan sampah di level akhir yaitu TPA.

5. Sampah bernilai ekonomis


Sampah bukan hanya sebagai masalah tetapi sekaligus memiliki nilai ekonomi. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang saat ini sangat dibutuhkan untuk pertanian organik. Sedangkan sampah plastik dapat di daur ulang dan merupakan industri kecil yang omsetnya sangat menggiurkan. Selain itu, kandungan sampah organik dalam jumlah besar di TPA menghasilkan gas metana yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.


Beberapa pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Bali telah bekerja sama dalam mengoperasionalkan IPST (Instalasi Pengelolaan Sampah Terpadu) Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu dilakukan di IPST ini, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan mengelola sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik. Untuk mengelola dan mengawasi kegiatan di IPST ini, keempat kabupaten/kota membentuk suatu badan yaitu Badan Pengelola Kebersihan SARBAGITA (BPKS) yang operasionalnya dibiayai oleh keempat Kabupaten/Kota. Sedangkan investasi, operasional dan maintenance dari IPST menjadi tanggung jawab pihak investor yaitu PT. Navigat Organic Energy Indonesia (PT. NOEI).



Demikianlah upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh semua pihak dalam pengelolaan sampah karena jika dibiarkan tanpa pengelolaan yang tepat maka sampah akan menjadi permasalahan besar seperti pencemaran tanah, air dan udara. Pembuangan sampah sembarangan bisa mengakibatkan banjir dan mengurangi nilai estitika dan pada akhinya mengancam kelestarian lingkungan. Sudah saatnya kita merubah paradigma dalam pengelolaan sampah dimulai dari dari diri sendiri dan keluarga.

Photo-photo di atas diambil saat saya aktif dalam Tim Tsunami Recovery Waste Management Programme yang merupakan kerjasama antara UNDP dan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Utara tahun 2007-2012 dan didanai oleh Multi Donor Fund (MDF)

Terima kasih kepada @donkeypong @papa-pepper @aiqabrago @levycore dan @jondahl yang telah menyelenggarakan Steemit Indonesiachallenge10 dengan tema “Alam Kita”, semoga ini menjadi penyemangat bagi Komunitas Steemit Indonesia agar semakin peduli dengan kelestarian lingkungan

Sort:  

This post recieved an upvote from minnowpond. If you would like to recieve upvotes from minnowpond on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond

Pembahasan yang sangat baik sekali bunda @rayfa, perkara sampah memang agak susah untuk penaggulaangannya.. bukan hanya sekedar kesadaran kita saja, peran pemerintah juga sangat besar dalam hal ini, kalau kita nya saya rasa ada tong sampah ada tempat untuk di buang.. beberapa kendala saya lihat, dan saya sendiri sampai saat ini tidaka ada tong sampah yang disediakan oleh pemda, walaupun kontribusi tahunan tetap kita bayar, tapi sYa buat tong sampah sendiri walaupun sudah hilang 2 kali.. heheheehhe.. tapi jika pemda mau bantu kenapa tidak di olah saja sampah jadi brg bermanfaat.. di jawa banyak ide dikembangkan dari sampah.. untuk home industri, untuk pasokan gas dari sampah yg di olah.. dan banyak lagi yg bisa di manfaatkan.. tinggal kitanya saja mau mengolah jadi yang berarti atau di buang begitu saja... postingan yang sangat luar biasa bunda @rayfa..

Nah.. salah satu bentuk kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah termasuk penyediaan sarana dan prasarana utk keperluan sendiri seperti tong sampah.. walaupun masyarakat telah memberi konstribusi dalam bentuk retribusi tetapi jumlahnya sangat kecil dibandingkan anggaran yg dikeluarkan utk pengelolaan sampah oleh pemerintah daerah setiap bulannya

This post recieved an upvote from minnowpond. If you would like to recieve upvotes from minnowpond on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond

Memang artikel bunda @rayfa sungguh luar biasa. Berkelas, bermanfaat

Terima kasih @waldan

Di daerah lain di Indonesia, sudah banyak bermunculan koperasi sampah, bahkan membayar biaya kesehatan juga bisa dengan sampah. Kini sampah bukan lagi masalah, malah menjadi sumber penghasilan. Ada seorang anak muda Indonesia yang diundang sampai ke Istana Buckingham untuk bicara masalah sampah. Terima kasih Bunda @rayfa.

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66751.68
ETH 3487.34
USDT 1.00
SBD 3.03