Kontes Ramadan Penuh Berkah; Segumpal Darah dan Hidangan Terakhir, Menekuri Perintah Menuntut Ilmu hingga Mencapai Kesempurnaan Agama

in #indonesia6 years ago (edited)


IslamiCity

Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) menurunkan Alquran sebagai rahmat-Nya kepada umat Islam di seluruh penjuru dunia melalui perantara Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Dari serangkaian mukjizat Rasulullah, kitab yang mempunyai sebutan lain az-Zikr (peringatan) ini merupakan satu-satunya mukjizat yang bisa disaksikan oleh umatnya masa kini.

Kebesaran kitab suci Alquran masa kini tidak bisa dilepaskan dari sejarah Nuzulul Quran masa lampau atau dalam bahasa Indonesia berarti turunnya Alquran. Nuzulul Quran merupakan peristiwa istimewa sekaligus penting bagi umat Islam di segala penjuru dunia.

Mula-mula, kalam Allah yang disimpan di Lauh(ul) Mahhfuz (QS. Alburuj: 21-22)ini diturunkan secara utuh dan langsung ke suatu tempat yang bernama Bait(ul) Izzah di langit dunia pada ‘malam kemuliaan’ (QS. Alqodr: 1)atau pada ‘bulan Ramadan' (QS. Albaqarah: 185). 

Gua Hira

Ulama sekaligus ahli tafsir Alquran Ibnu Katsir (774 H) dalam kitabnya yang bertajuk Al-Bidayah wan-Nihayah, mengutip riwayat Al-Waqidi dari Abu Ja'far menyebut, dari Baitul Izzah, melalui perantara malaikat Jibril, sebagian kecil dari kalam Allah SWT itu disampaikan kepada Muhammad di Gua Hira, Jabal Nur, Mekkah pada tanggal 17 Ramadan (6 Agustus 611 M). Sebagian kecil kalam Allah itu adalah Surah Al-Alaq: 1-5.

Hari diturunkannya kalam Allah SWT ke dunia itu menjadi tonggak bersejarah bagi umat Islam. Pada hari itu, kehidupan manusia di muka bumi tidak akan sama lagi. Seorang laki-laki yatim piatu dari Suku Quraisy, telah diangkat menjadi Rasulullah. Kalam Allah SWT itu kemudian populer dengan sebutan Alquran. Sejak itu, Rasul menerima wahyu dari Allah melalui Jibril, secara berangsur-angsur hingga 23 tahun lamanya.

Daily Sabah

Alquran sendiri berbeda dengan kitab suci lainnya. Ia tidak berisi beleid rekaan manusia, bahkan petuah nabi-nabi. Lebih dari itu, saban ayat yang termaktub dalam setiap surah Alquran merupakan kalimat yang datang langsung dari Allah SWT. Setiap huruf Alquran yang kita eja, adalah perkataan Allah SWT.

Ibnu Katsir dalam bukunya Tafseer al-Qur'an al-Azeem mengungkapkan, Alquran terdiri dari 320.015 huruf, 77.449 kata, 6.236 ayat dan 114 surah. Sebagai catatan, terdapat perbedaan pandangan dari para ulama tentang jumlah ayat. Ada yang mengatakan 6.236 ayat, yang lain 6.204 dan ada pula 6.226 maupun 6.666.

Learn The Quran
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)

Namun, dari serangkaian ayat Alquran itu, mengapa Allah SWT memilih untuk menyampaikan 5 ayat pertama dari Al-Alaq (Segumpal Darah) alih-alih ayat lainnya? Seperti yang sudah diketahui, Jibril mula-mula mendatangi Rasulullah sambil menyeru “Iqra’!” (bacalah!). 

Sebelum masa Kerasulan, jazirah Arab dijejali dengan perilaku keji, tahyul dan nafsu dalam segala aspek kehidupan. Semua perilaku jahiliyah itu disebabkan oleh kebodohan. Setelah Rasulullah mulai menyebarkan wahyu Allah, rentetan peristiwa-peristiwa gemilang bisa dicapai oleh umat Islam ketika itu. Secara perlahan namun pasti, kehidupan manusia mulai lebih beradab.

Dokumentasi Pribadi

Semua perubahan itu berawal dari “Bacalah!” Satu kata pembuka dari Allah SWT yang mengubah peradaban. Jika satu kata saja dari Allah SWT bisa mengubah dunia, lalu apa yang bisa dilakukan oleh satu Alquran? Wallahu a’lam bish-shawabi.

Terma ‘baca’ sendiri identik dengan usaha mencari ilmu. Oleh sebab itu, Surah Al-Alaq 1-5 juga disebut sebagai perintah bagi umat Islam untuk menimba ilmu. Hal itu memberi petunjuk, bahwa ilmu bisa membangun peradaban dan mengubah dunia.

Sebelum Rasulullah wafat, beliau sudah mengetahui bahwa ajalnya sudah semakin dekat. Saat itu, Nabi terlihat mengurangi interaksi dengan umatnya. Beliau lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Masjid Namira Lamongan/Dok Pribadi
Diriwayatkan Al Bukhari dari Abu Hurairah, “Jibril mengulangi (khatam) bacaan Alquran dengan Nabi setahun sekali, tetapi dia (Jibril) mengulanginya dua kali dengan Nabi pada tahun Nabi wafat. Nabi biasa tinggal untuk beritikaf selama sepuluh hari setiap tahun (pada bulan Ramadhan), tetapi pada tahun kematiannya, beliau beritikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari)

Kemudian pada tanggal 9 Zulhijah tahun 10 Hijriyah (9 Maret 632 Masehi) Rasulullah menunaikan ibadah haji pertama dan terakhirnya bersama lebih dari 100.000 umat Islam. Ketika dalam perjalanan pulang, turunlah wahyu yang menjadi ayat ke-3 dari Surah Almaidah (Hidangan).

“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu...” (QS. Almaidah: 3)

Setelah itu, beliau melakukan khutbah pamungkasnya The Last Sermon yang terkenal di Gunung Arafah.

Gunung Arafah/Sound Vision

Terdapat suatu riwayat yang menyebut, dalam khutbah terakhir di depan massa muslim itu, Rasulullah selalu menyelingi khutbahya dengan mengulang kalimat, “Bukankah aku telah menyampaikan?” Hal tersebut menunjukkan betapa khawatirnya beliau akan belum tersampaikannya perintah-perintah dari Allah kepada umat Islam, menjelang ajalnya.

Dari Al-Alaq: 1-5 dan Almaidah: 3, menunjukkan bahwa ilmu adalah alat yang penting untuk mencapai kesempurnaan agama. Ketidaktahuan adalah konsekuensi langsung dari kemalasan. Oleh sebab itu, untuk menuju kesempurnaan agama seperti yang disyiarkan oleh Nabi Muhammad, kita disarankan dengan tegas untuk mencari ilmu.

Pasalnya, ilmu bisa digunakan untuk mengarungi kebesaran ciptaan Allah SWT. Memecahkan misteri-misterinya, hingga membuka rahasia dunia yang ada di dalam Alquran. Dan tentu saja, untuk membedakan mana yang hak dan mana yang batil.

Ilmuwan muslim/Welcome to Iran

Ilmuwan-ilmuwan Islam masa lampau sepertu Al Farabi (filsuf), Al Batani (matematika), Ibnu Sina (kedokteran), Muhammad bin Musa Al Khawarizmi (astronomi) dan masih banyak lagi lainnya yang turut membuktikan kebesaran Allah SWT melalui ilmu pengetahuan. Sebelum memiliki ilmu yang tinggi, mereka semua sama-sama memulainya dengan Iqra' bismi rabbikal ladzi khalaq yang berarti “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” 

Begitulah makna Nuzulul Quran. Demikian besarnya pengaruh  lima wahyu permulaan Allah SWT bagi perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW hingga agama yang diusungnya, mendapat predikat sempurna dari Allah. 

Pengajian/Dok Pribadi

Yang bisa kita lakukan untuk menyambut Nuzulul Quran adalah dengan terus mengarungi luasnya kebesaran Allah melalui belajar tauhid, akidah fiqih, hadits dan tentu saja mempelajari Alquran itu sendiri

Selain mempelajari sendiri, tentu kita membutuhkan bimbingan dari orang-orang yang lebih berilmu. Salah satu yang paling mudah adalah menghadiri pengajian. Karena tanggal 1 Juni 2018 bertepatan dengan Nuzulul Quran, sudah menjadi tradisi bagi mayoritas muslim di Indonesia untuk menggelar malam peringatannya. Mendatangi majelis sambil menyimak ceramah ulama adalah salah satu cara menimba ilmu dari orang yang lebih berpengetahuan.

Tanggal 17 Ramadan merupakan salah satu hari istimewa sepanjang sejarah peradaban Islam. Satu hari yang mampu mengubah wajah alam semesta menuju kesempurnaan.

Wallahu a’lam bish-shawabi.

Link Kontes Ramadhan Penuh Berkah: Keistimewaan Malam Nuzulul Quran: https://steemit.com/indonesia/@yundriana/kontes-ramadhan-penuh-berkah-menanti-malam-seribu-bulan

Sort:  

Nice to see you and I Upvoted you :) !
:
The proof of the pudding is in the eating.

Chic article. I learned a lot of interesting and cognitive. I'm screwed up with you, I'll be glad to reciprocal subscription))

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62613.64
ETH 2438.01
USDT 1.00
SBD 2.67