Eksistensi Kaum Perempuan di Steemit

in #indonesia6 years ago (edited)

Judul kali ini agaknya tepat untuk menggambarkan, atau mungkin mempertanyakan bagaimana eksistensi perempuan di kancah media sosial Steemit ini.

Berawal dari kegalauan saya, yang sudah selama 112 hari ini, menjalani lika-liku di dunia Steemit ini. Ntah hanya saya yang merasakannya, atau adakah yang lainnya merasakan hal sama pula? Bahwa agaknya, perempuan, kurang bereksistensi di media sosial ini.

Saya mengamati ini terutama sekali di lingkup komunitas tempat saya tergabung. Memang sudah ada banyak sekali akun Steemit yang penggunanya adalah kalangan perempuan. Namun tentu punya akun saja belum bisa menggambarkan seberapa besar eksistensi penggunanya itu.

Di wilayah Barsela, dari sekian banyak perempuan yang punya akun Steemit, hanya sebagian kecil saja yang konsisten dan aktif menggunakannya. Ada beberapa pengguna yang menurut saya cenderung lebih aktif dari lainnya, seperti kak @yellsaints24 @yettiphonnayani @nuryriana @fardelynhacky. Dan sebagian besar lainnya? Mungkin bisa dihitung berapa kali postingannya muncul dalam sebulan. Bahkan ada yang tersendat di postingan perkenalan saja.

Tentu saja saya tidak menyalahkan soal seberapa seringnya kami Steemians perempuan, muncul dalam linimasa feed media ini. Ini adalah hak pribadi setiap Steemians. Hanya saja, saya mencoba menangkap fenomena yang muncul. Apalagi jika perihal eksistensi Steemian perempuan ini dibandingkan dengan kalangan Steemian laki-laki yang cenderung lebih populer dan aktif di media sosial ini.

Jadi, ada apa? Mengapa hal ini bisa terjadi

perempuan.jpg
sumber

Sejauh ini saya hanya bisa berasumsi dan menduga-duga, mengenai penyebab kurangnya partisipasi dan eksistensi Steemian perempuan di media ini. Mungkin karena masalah kurangnya ide (hal paling umum terjadi), kesibukan, atau memang karena faktor status sosial yang menghambat mereka untuk kurang dapat meluangkan waktunya di sini.

Untuk hal ini, saya agaknya tertarik melakukan kajian lebih jauh. Menggali dan menemukan, penyebab mengapa eksistensi perempuan, di ranah literasi bisa sangat minim bahkan hingga ke media sosial jenis ini pun.

Dalam urusan tulis-menulis, perempuan sangat sedikit yang menonjolkan dirinya. Dalam urusan berargumentasi di ruang-ruang publik, tidak banyak perempuan yang berani unjuk nyali. Padahal, ini penting untuk kedudukan perempuan itu sendiri. Terlebih lagi jika ada media positif yang mendukung tersalurnya ide-ide kreatif dan kritis bagi penggunanya.

Padahal, jika dibandingkan dengan media sosial lainnya seperti facebook atau instagram, eksistensi perempuan justru lebih besar daripada di media sosial ini. How comes?

Menulis di Steemit jauh lebih banyak menguras pikiran dan waktu daripada di media lainnya. Mungkin ini bisa menjadi salah satu sebab yang dapat diasumsikan. Apalagi, jika dikaitkan dengan rutinitas kaum perempuan (terutama yang sudah berkarir atau berkeluarga), yang menyebabkan mereka kesulitan membagi-bagikan waktunya untuk terlibat serius di media ini. Bisa jadi. I really need more research to find the answer of this problem.

Tentu saja, ada harapan besar dari saya secara pribadi agar kalangan Steemian perempuan dapat lebih tergerak aktif dalam menggunakan media sosial ini. Terutama untuk membangun warna yang berbeda dalam dunia literasi. Standpoint yang berbeda. Karena bagaimana pun, suara perempuan pasti membawa hal-hal yang berbeda daripada sudut pandang kebanyakan. Yang mungkin tidak terdeteksi oleh pemikiran pada umumnya.

Di tengah-tengah terpaan sosial yang menimpa kaum perempuan, berbagai permasalahan baik di ranah privat dan publik, dan ketidakpercayaan publik terhadap kemampuan perempuan, Steemit ini mampu menjadi satu sarana yang dapat digunakan untuk bereksistensi. Penyambung suara. Penyampai aspirasi. Bahkan penggerak hati.

Begitulah pentingnya, perempuan bereksistensi.

*Salam bahagia. :)

DQmTtT5dMeuTXG91Nyou3LGXuxkfZ8xQKUETMt9YUD5dipm_1680x8400.jpeg

Sort:  

Bahkan, dalam dunia literasi masih perempuan yang menang dalam kacamata saya. Sebut saja Asma Nadia, Dee Lestari, Helvi Tiana Rosa, Hanum Rais, Ilana Tan, Ika Natassa dan lain-lain adalah penulis sukses. Semoga Putri bisa mengikuti jejak mereka!

Iya, itu ketika perempuan benar-benar sadar. Ketika mereka bergerak, bertusss lah. Makanya, ini harus digerakkan, biar banyak kalangan perempuan Barsela yang terbangun dari tidurnya. 😂

Wkwkwk...kak @nuryriana udah bangun dia kak. 😂

Dimata saya, kak putri lah yg hebat.... "jangab lupa bahagia".

Perempuan sangat penting dalam apapun dan dimanapun. Ayo semangat perempuan

Iya, keberadaan perempuan itu penting. Untuk memberikan warna yg berbeda. Semangat.

Hai @bahtiarlangsa bek lah meuturi trok Barsela...bah Wil Timu mantong 😄
Bak lon Hana komen, bak Inong lagak komen😄

Hehe... Saya juga mikirnya gitu kak. Makanya kalau tiap kali nyebutin kakak steemian dari Barsela cuma kak Putri, kak Yelli, kak Nury dan kak Yetti. Hihi...

Mungkin penyebab terjadinya hal ini dikarenakan perempuan lebih sibuk ketimbang laki2. Apalagi urusan Rumah.😂

Iya, alasan paling memungkinkan adalah karna peran ganda sebagai IRT. Sehingga sibuk x, sampai2 terlalu lelah untuk menulis. Kalau ga niat, yasudahlah..

Nah kan. Betulkan?
Padahal yang IRT cm beberapa doang, sisanya malah masih single. Ada apa ya kira2? Hehe

Dunia kepenulisan harusnya dikuasai oleh perempuan ya. Apalagi perempuan identik dengan yang memiliki kepekaan dan perasaan yang tinggi. Tapi nyatanya, sedikit sekali perempuan penulis, tidak hanya di Steemit, di dunia kepenulisan umunya di Aceh juga begitu, lebih banyak laki-laki yang dikenal.
Ohya Putri, di Steemit ada wadah khusus untuk anggota KSI perempuan. Untuk sementara namanya adalah Srikandi KSI

Wow... Srikandi KSI, nampaknya perlu juga bikin Srikanda ini kak. Haa

Iya kak. Contoh sederhana saja, lihat di Serambi Indonesia..yang sering ngisi rubrik ya laki-laki. Kaum perempuan, ga sanggup urusin. Hehe. Padahal kalau perempuan sudah bergerak, dunia bisa diubah. Hehe.

Eh, maulah kak gabung ke komunitas...

Maaf, wanita mungkin lebih ingin diperhatikan, makanya saya lihat wanita baik gadis dan sudah menikah cendrung selfie di media sosial, media sosial yang bagaimana, saya rasa kita sama sama tau. pilihan tertuju pada yang media sosial lebih praktis digunakan dan nyaman walau monetisasinya tidak ada sama sekali. Artinya hanya wanita yang benar - benar berjiwa petualang, penulis dan ingin mencari tambahan sebagai penyemangat di media Sosial @steemit.com

Bisa jadi, sosial media mainstream lebih mudah digunakan untuk ajang narsis2an. Untuk mencari perhatian. Sedangkan di sini, mah beraaatt. Harus kreatif eksisnya.
Tapi itulah yang saya galaukan, harusnya perempuan mau lebih bergerak ke arah positif. Apalagi sudah ada wadahnya.

Semua itu tergantung pribadi seseorang, bila menulis merupakan hal yang sudah mendarah daging, tidak enak rasannya bila sehari tidak menulis, walaupun untuk menulis status di facebook.

Kurangnya eksistensi perempuan Barsela di steemit mungkin karena beranggapan menulis di steemit, haruslah panjang2. Sebenarnya 100 kata pun juga nggak masalah sih dan tidak mesti menulis, foto atau video pun juga ok kok diposting di steemit.

Semangat terus untuk menulis di steemit ya, supaya perempuan semakin eksis 😁💪

Yup, benar sekali. Mikirnya terlalu berat, padahal menulis saja semampunya. Dari hal-hal yg ada di rumah mungkin. Atau lainnya. Kitakan bukan profesor yang memang mikirnya harus berat. Hehe

Iya, semoga perempuan semakin memukau dan aktif. 💪

Idup para Inong - Inong Barsela 👏👏👏

Hahaha.
Kop brat ya bang.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.033
BTC 62873.38
ETH 3037.14
USDT 1.00
SBD 3.63