Mudik Ke Mana?steemCreated with Sketch.

in #indonesia5 years ago (edited)

Di Negaraku ketika menjelang bulan syawal. masyarakatnya akan disibukkan oleh aktifitas balik kampung halaman atau dikenal dengan istilah mudik. Kesibukan ini bukanlah kesibukan yang merepotkan, melainkan membawa suka cita. Kegiatan mudik dominan dilakukan oleh kaum muslim yang mayoritas hidup di Nusantara. Aktifitas ini hampir dirasakan masyarakat sebagai salah satu ritual ibadah penyempurna dalam menyambut hari raya lebaran idul fitri. Bagaimana tidak?. Pemudik dalam merencanakan mudik, tidaklah asal-asalan melainkan dengan perencanaan yang matang dalam segala macam aspek. Bukan hanya akomodasi dan rencana manajemen perjalanan pulang pergi saja yang diperhatikan, manajemen finansial, fisik dan mentalpun masuk dalam perhitungan.

Mudik dilakukan bertujuan untuk menyambung silaturrahim kepada keluarga yang ditinggal di kampung halaman. itulah yang menjadi alasan kenapa, bersamaan jutaan orang memenuhi terminal, jalan raya, bandara hingga pelabuhan pergi meninggalkan ibu kota menuju kampung halaman. Kegiatan ini, mereka yang melakukan perjalanan mudik secara tidak sadar dapat diklasifikasikan sebagai jihad, karena mengorbankan jiwa dan raganya pulang menuju ke rumah untuk melakukan silaturrahim

Bagaimana tidak terharu Gusti Allah melihat tekad umatnya yang ada di nusantara dalam merayakan hari raya ini. Bukan hanya mudik, namun penyambutan hari raya ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari raya datang. Mulai dari perisapan sandang dan pangan. Namun juga disertai penyambutan pawai keliling sambil memuji nama-nama kebesaran Sang Pencipta. dengan suka cita.

Atas hal itulah banyak remisi yang diberikan Sang Pencipta kepada umatnya yang ada di Nusantara. Walaupun kemurnian silaturrahim yang mereka lakukan mereka racuni sendiri dengan sifat riya, sombong dan membanggakan. Gusti Allah masih memakluminya. Karena bagaimanapun di jiwa mereka terdapat rasa euforia bahagia dalam menyambut Hari Idul Fitri yang secara tidak langsung meningkatkan iman mereka akan adanya Sang Pencipta.

Aktifitas mudik yang serentak dilakukan oleh jutaan penduduk. maka dari itu diperlukan suatu fasilitas yang mengakomodasikan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik. Tentunya ini merupakan ladang subur bagi sebagian pengusaha moda transportasi dan jasa penunjang mudik lainnya untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Maklum, namanya saja *tukang bakul. Tingginya transaksi ekonomi pada saat mudik, menjadikan potensi yang menggiurkan bagi para konglomerat-konglomerat dunia untuk menguasai potensi ekonomi yang terjadi ketika aktifitas mudik diselenggarakan. Saking menariknya, rasa serakah mereka tak terbendung lagi untuk mengambil alih potensi ekonomi mudik ini. Faktanya, karena keserakahan tadi. Masyarakat nusantara dikacaukan oleh pihak-pihak asing demi memecah belah kesolidan umat hingga mendoktrin masyarakat sekitar untuk mendukung program-program keserakahan yang dibawa pihak asing untuk mengusai perekonomian nusantara. Namun disini saya mengamati kalau usaha doktrinasi itu tidak sepenuhnya efektif. Mungkin juga mereka kelelahan atau malah kaget melihat daya tahan masyarakat nusantara yang luar biasa ampuhnya.

Mohon maaf. Pengelola negara pada saat ini apa masih belum paham akan kebutuhan rakyat (bosnya) ketika ritual mudik ini diselenggarakan atau pengelola negara masih ragu-ragu atau malah tidak pro ke rakyat? Mari kita kaji hal-hal apapun itu untuk rakyat dan negara ini. Lucu lagi untuk angkutan moda darat. Negara dengan ketat dan galak menetapkan kebijakan kenaikan tarif. Jangan macam-macam kalau anda berani melanggar, berani, tetap memasang tarif yang melebih batas maksimum yang ditetapkan. Maka, dengan sigap, cekatan aparat pemerintah yang terkait akan dengan cepat mengadili Anda. Padahal para jasa penyedia transport darat tidak maksimal diperhatikan dalam mefasilitasi keberedaan usaha mereka. Jalan tol yang pasnya untuk transportasi umum malah karci tolnya harganya tinggi. Ini jalan tol untuk industri atau untuk rakyat?

Namun berbeda dengan angkutan moda lainnya. Terutama moda angkutan udara. Seakan-akan mereka bebas dalam menentukan tarif. Kenaikan tarif normal ke hari libur atau mudik dapat terjadi hingga 3x lipat. Hal ini tentu berat dirasa oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Padahal mereka penyedia jasa angkutan udara, disediakan fasilitas yang memadai sampai-sampai terkadang mewujudkan fasilitas angkutan udara menyentuh dan mengorbankan hak agraria rakyatnya sendiri. Mungkin saja. Akan lebih baik harga tiket itu juga ditentuin juga berdasarkan kualitas dan urgensi perjalanan. Apabila perjalanan yang dilakukan hanya untuk liburan, selfa selfie, akan lebih bijak kalau tiket yang ditujukan untuk liburan itu lebih dimahalkan dibanding tiket bagi yang melakukan mudik. Namun kenyataanya saat ini malah sebaliknya. Maskapai seakan-akan tidak ikut dalam mencerdaskan bangsa.

Sayang sekali mudik ini tidak divaluasi nilainya secara multidimensi ekonomi. Telah ada valuasi nilai dari aktifitas mudik ini namun hanya sebatas keuntungan jalan tol, keuntungan penjualan tiket transportasi dan keuntungan fasilitas penunjang pemudik di jalanan maupun di kampung halaman. Padahal ada satu hal yang perlu lagi dikaji yaitu kegiatan mudik ini dapat mempersatukan bangsa. Sebagai benih kekompakan yang dimulai dari zona keluarga dan merembet ke zona kepeduliaan terhadap Desa yang menaunginya dan solid menjaga persatuan yang agar dapat menjadi benteng, daripada apa saja yang menjadi ancaman-ancaman yang merusak persatuan nasional.

Selain itu prilaku mudik ini akan meningkatkan seseorang akan pentingnya silaturahim. Tentang mengingat keluarga, sanak saudara, kerabat dan tetangga yang dulu berjuang bersama menjaga, mendidik, mendampingi seseorang perantau dapat merantau dan sukses di negeri orang. Ketika manusia paham siapa leluluhurnya maka alam sadarnya akan membentengi dirinya dari hal-hal yang mencoreng nama leluhurnya dan mampu membangkitkan tekad untuk memperbaiki nama leluhurnya. Hal ini apabila disadari ole para perantau. Maka akan muncul benih-benih unggul yang akan menyuburkan tanah nusantara. Kalau dijabarkan, para perantau tidak akan mempunyai pola pikir untuk menetap di negeri orang hanya untuk menumpuk harta dan kebijakan. namun juga mempunyai keinginan untuk menyebarkan pengetahuan dan ilmu positif yang didapatkan di negeri perantauan. Dan kemudian disebarkan kepada komunal yang ada di kampung halaman. Sehingga akan menciptakan pembangunan yang berdaulat sehingga pengembangan wilayah tercipta dengan merata tidak hanya terpusat disuatu titik tertentu.

Mudik dapat ditafsiri sebagai proses jalan hidup yang menyatu di diri manusia. Mudik menunjukkan bahwa setiap kehidupan itu dinamis berpindah dari asal melewati jalan ke kepersinggahan untuk menempa diri, kemudian balik lagi melewati jalan menuju pulang dan kembali ke asal. Untuk saat ini mudik diartikan kembali ke kampung asal, ke keluarga besar. ketemu Bapak/Ibu tercinta dan keluarga yang dirindukan. Hal ini kalau direnungkan lebih dalam lagi, ternyata prilaku mudik ini merupakan suatu prilaku yang melekat pada manusia. Dimana manusia dari langit diciptakan Gusti Allah kemudian dilahirkan ke bumi (melewati jalan) kemudian ditempa di dunia untuk menjadi manusia seutuhnya. Setelah ditempa, maka segala hal yang ikut disetiap hembus nafas Manusia akan kembali lagi ke asal, yaitu kepada Gusti Allah. Hal ini dikuatkan oleh penggalan salah satu kalimat di kitab suci "Innalillahi wa Innalillahi rojiun" yang artinya kurang lebih seperti ini "Sesungguhnya kami kepunyaan Gusti Allah dan hanya Kepada-Nya kami kembali".

Senang dan Duka, Bahagia dan Menderita, Prestasi dan Aib, Ketenangan dan Keresahan, Kemapanan dan Kerentanan, Kepintaran dan Kebodohan, Kewibawaan dan Kemungkaran, Kebijaksanaan dan Kedholiman, Kemuliaan dan Kehinaan serta Kaya dan Miskin. Segala sesuatu itu akan kembali kepada Sang Pencipta. Hidup itu dinamis. kondisi hidup seseorang manusia tidak akan pernah stabil dan tetap di koordinat kesenangan maupun di koordinat kesusahan. Ketika sadar bahwa hidup itu dinamis. tidak ada yang abadi baik itu senang dan susah. maka senang dan susah menjadi pintu yang mengantarkan kita untuk memahami hakikat hidup. Ketika menyadari hidup ini dinamis dan sadar bahwa segala itu kembali kepada Sang Pencipta. Maka kondisi susah dan senang tidak akan lagi mempengaruhi langkahnya seorang manusia dalam menuju kembali kepada Sang Pencipta. Jadikanlah mudik sebagai pembelajaran kita untuk memahami hakikat dari mudik sesungguhnya yaitu mudik ke kampung halaman nan abadi yang dinamakan akhirat.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 63064.93
ETH 2468.39
USDT 1.00
SBD 2.55