Steemit Bukan Generasi Cekrek-Cekrek Upload
Semalam aku iseng buka youtube untuk mencari tayangan ulang acara jalan-jalan di salah satu chanel tv swasta. Di tengah pencarian aku menemukan sebuah tayangan dengan judul asal usul, acaranya sih bagus membahas tentang asal mula suatu tempat atau kejadian hingga akhirnya berkembang di masyarakat menjadi sebuah kebiasaan atau tradisi.
Bukan tentang acaranya yang ingin aku ulas di sini, melainkan tentang satu kalimat penutup di akhir tayangan ketika si pembawa acara menutup acara tersebut. Begini kalimatnya.
Kalau asal jangan usul, kalo usul jangan asal
Sebuah kalimat yang singkat, tapi menurutku mengandung arti yang dalam sekali. Dan aku tertarik dengan kalimat tersebut. Apalagi jika kalimat tersebut dihubungkan dengan era media sosial saat ini.
Era media sosial di tandai dengan adanya segala sesuatu bentuk informasi yang menyebar dengan cepat, entah itu hal yang positif ataupun yang berbau negatif. Media sosial seakan menjadi salah satu media yang informatif tapi juga bisa menjadi momok menakutkan.
Disadari atau tidak kemunculan berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan sejenisnya telah melahirkan generasi cekrek cekrek upload . Kalo kata mince sih hengpong jadul ada di mana-mana.
Bukan hanya ingin menunjukkan eksistensinya di media sosial tersebut, kemunculan generasi cekrek-cekrek upload ini tak hanya membuat resah, tapi juga sedikit mengesampingkan etika-etika dalam bermedia sosial.
Penyebaran berita hoax, gambar-gambar yang terlalu fulgar, serta postingan-postingan yang di rasa tidak pantas semakin sulit dibendung, semua bebas melakukannya, tak ada aturan keras akan ketentuan ini.
Saat ini kita semua sedang berada di Steemit, sebuah media sosial berbasis Cryptocurrency yang terhubung langsung dengan Blockchain. Ini tidak seperti media sosial mainstream yang melahirkan generasi hengpong jadul yang identik dengan cekrek-cekrek upload, melainkan mengedepankan sisi kreativitas setiap individunya dalam menghasilkan sebuah karya.
Untuk itulah sebagai seorang Steemians yang sadar dan tahu betul akan hal ini, sudahi menjadi generasi hengpong jadul yang suka asal jika usul. Tentu usul di sini mengandung arti luas yaitu dalam membuat postingan, dalam berkomentar dan memberikan upvote.
Setiap hari aku melihat Steemit kedatangan orang-orang baru yang berbeda. Dan kesemuanya memiliki cara sendiri dalam berkreasi membuat postingan. Ada yang benar-benar memperhitungkan bibit bebet bobot tapi tak sedikit juga yang sedikit asal.
Kenapa aku bilang asal, karena mereka masih berlaku jika Steemit ini seperti media anti mainstream lainnya. Di mana setiap detik, setiap menit Steemians bebas posting tentang apapun asal original. Begitu bukan?
Untuk menjadi Steemians yang sukses tentu pengetahuan seperti itu saja tidaklah cukup, karena Steemit menuntut setiap individu menjadi lebih kreatif dalam mengolah bahan yang ada di sekitarnya untuk menjadi suatu konten yang menarik. Tengoklah mereka yang kreatif, mau terus belajar dan berbenah, tentu label Steemians yang sukses sudah bisa tersemat dalam diri mereka.
Dan semoga kita yang hari ini mulai bergabung di Steemit, atau yang sampai detik ini masih bertahan di Steemit selalu memegang prinsip untuk tidak asal dalam memberikan postingan. Pikirkanlah juga manfaat dari setiap postingan yang kita buat.
Ingat ya, kalo asal jangan usul dan kalo usul jangan asal.
Selamat berkarya…
Sampai jumpa postingan selanjutnya…
Terima kasih kepada Kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore, serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia. Mari saling berbagi dan menguatkan.
Wesss postingan yg menarik.. saya sangat setuju dengan tulisannua. Jangan asal cekrek2 tanpa memikirkan isi postingannya. Mantap
Nah itu betul, harus di pikirkan juga isi postingannya. Jangan nanggung gitu, ehheheh
Kalo yg nanggung itu gak enak ya ? Hahahahha
Uda di gambar tuh
Aseeek, tengkyuu ya. Hadihnya semalam barca menang, hahah
yang penting tahu asal usulnya mbak. kakakakak
Itu dia bli, kadang ada yang suka asal comot sana sini tanpa di konformasi dulu kebenarannya atau tanpa seijin si empunya :D
keren mbk artikelnya
Tengkyu nda..@doyanphotography :D
setuju banget:D
Aseek...terima kasih Bang @levycore si hala madrid :D
Lebih baik posting 1 berkualitas, dari pada sehari 5 kali yang Cekrek lalu upload ya Mba @patriciadian?
Nah itu dia mbak etty, banyak yang masih melakukan posting-posting singkat tapi sehari bisa lebih dari 3x kayak update status di FB gitu, hehehhe
Setuju Mbak @patriciadian.
Makanya Mbak, setiap mau posting novel, sambil mikir di depan komputer, apa untungnya ya baca postingan novel hari ini?
Jadi setiap postingan jadi bukti pembelajaran hehehehe
Iya mbak, kalo mbak @cicisw mah udah keren postingan novel bersambungnya. Hanya masalah waktu aja mbak kalo masih banyak yang upvote. Yang penting terus berkarya aja di Steemit :)
Bener banget deh! Have fun-lah di Steemit dengan serius! ;)
Saya sangat serius bersenang-senang dengan steemit kak @mariska.lubis maka dari itu berkunjung lah sesekali hehehe
Bener banget teh @mariska.lubis. Slow but sure :D
Betul mbak @patriciadian berkaraya lah selama karya itu bukan di jalan yg negatif.. 😅😅
hahaha kalo berkaryanya di Steemit sudah pasti jalan positif :D
Postingan yang keren ka @patriciadian :)
Terima kasih mbak @gethachan
Masama ka @patriciadian
Ini yang saya suka dari Steemit di banding medsos lain yang isinya kebanyakan keluh kesah, curcol ataupun berita-berita hoax.
Di Steemit banyak informasi penting yang bermanfaat sekali.
Iya mbak @ririn, saya rasa Steemians juga sudah bisa memilah-milah mana yang layak untuk di bagikan atau tidak.