Menjemput Semangat ke Masa Lalu
Hari ini entah kenapa tiba-tiba pikiran mengajak saya ke lorong waktu nun jauh di sana. Waktu di mana ketika saya masih kecil dan menjalani hidup dengan segala kebebasan tanpa pikiran ini dan itu. Tak ada susah memikirkan tentang menu apa yang harus dimakan hari ini. Yang ada hanya pikiran tentang kemana saya harus bermain hari ini.
Bagi saya, masa kecil selalu Indah diilustrasikan dalam berbagai pola dan waktu. Ia bisa merangsang semangat yang mulai pudar. Dan, masa kecil benar-benar membopong kita untuk terus dewasa tanpa mengurangi sedikitpun kesenangan. Saya kira semua orang sepakat akan hal tersebut. Namun, tak semuanya memiliki waktu untuk kembali menikmati masa kecil itu.
Setelah kita dewasa, rasa-rasanya waktu berjalan begitu cepat. Ia melewati segala batas dan tenggat yang tak bisa disangkakan. Kita sering dibuat kapok oleh berbagai urusan yang memakan usia. Kerja, kerja dan kerja. Semuanya menjadi kebiasaan yang dipaksakan untuk kita. Karena dewasa adalah pemberian yang tak bisa ditolak.
Inilah mengapa orang dewasa cenderung jarang menikmati hidup dan selalu dijerat berbagai masalah. Masalah demi masalah seakan-akan menjadi fragmen wajib bagi kita. Masalah pekerjaan tiba, di lain waktu masalah rumah tangga menerpa. Hampir tak ada jeda untuk menikmati masa tua dan membahagiakan diri.
Saya pernah membaca sebuah cerpen karya penulis Inggris, ia menceritakan sebuah rumah tangga yang sederhana dan tak bisa dibilang mapan. Padahal semua tetangganya orang kaya. Di sekitar perumahan mereka, rumah mereka layaknya panti jompo dibandingkan dengan rumah tetangga. Tetapi mereka punya satu hal yang sangat berharga, yaitu cara menikmati hidup dan bahagia.
Suatu waktu mereka didatangi oleh tetangga yang lain. Sang tetangga bertanya-tanya, bagaimana bisa hidup bahagia dengan keadaan sesederhana itu. Mereka menduga keluarga sederhana ini pasti pura-pura bahagia. Atau minimal, mereka sedang menutupi ketidakbahagiaan nya. Tetapi anggapan itu salah. Keluarga sederhana ini memang keluarga yang benar-benar bahagia.
Ketika ditanya konsep bahagia yang mereka anut, keluarga sederhana ini menjawab bahwa mereka bahagia dan bisa menikmati hidup dengan mensyukuri segala yang dipunya dan sesekali mengulang cerita masa lalu. Bagi keluarga ini, semangat selalu berada di cerita masa lalu. Begitulah.
Intinya adalah, seberapa sibuk kita dengan rutinitas hidup, janga lupa sisakan waktu untuk bahagia. Luangkan waktu untuk tertawa. Karena hidup terlalu singkat jika dipakai hanya untuk ribet-ribet memikirkan masalah. Dan salah satu sumber kebahagiaan bagi saya adalah dengan mengulang-ulang cerita masa lalu. Semoga bermanfaat.
Salam sukses dan terus berjaya to cut bang @owner99. Masa lalu untuk diingat dan dikenang, sebagai pembelajaran untuk kita.bagai mana mendidik anak-anak generasi penerus dengan jiwa yang lembut. Do'a buat bunda selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin ya Allah.
Teringat benar masa lalu
selamat siang juga bang @owner99.
Semua orang pasti memiliki masa-masa masih kecil dan belum dewasa. Dimana pada masa tersebut kita memilki berbagai pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan. kadang-kadang kita ingin lagi kembali ke pada masa tersebut, namun masa itu sudah terlewati dan tidak bisa kita undurkan lagi. Karena pada masa tersebut dimana kita belum terdapat beban yang berat dan pikiran yang melelahkan untuk bisa bertahan hidup.
Sangat beda dengan masa kita sudah dewasa, dimana masa dewasa kita memilki kewajiban-kewajiban tertentu. Apalagi kita sudah mempunyai seorang istri dan anak. Kita sudah memilki tanggung jawab yang besar dan amanah dari Tuhan yang maha Esa. Kita harus bisa mendidik istri dan anak kita ke jalan yang di Ridhoi Tuhan, agar hidup kita ini bahagia dunia dan akhirat.
Sekian dan terimakasih.
Salam @edy90
Motifasi yang sangat bagus,, salam sukses selalu
Nostalgia. Ya, nostalgia kadang perlu yah bang @owner99 :)
Saya sangat kagum dengan cerita di postingan bang @owner99