Rupiah Mengalir Sampai Jauh | The Rupiah Flows Until ... [2-TAMAT]

in #indonesia7 years ago (edited)

Sepatu BEkas.jpg

Tak pelak, hatinya mantap menuju Lhokseumawe. Karena, masyarakat di Lhokseumawe menurut Ucok cendrung konsumtif dan memiliki gaya hidup mewah. “Tak salah kalau mereka bergaya hidup mewah. Model sepatunya ini kan keren-keren, bahkan terkesan elit. Meskipun sepatu bekas,” sebut Ucok.

Sekarang ini, saban hari Ucok mampu menjual 20 pasang sepatu. Membuka dagangannya dari pagi hingga sore hari di depan taman kota itu. Sedangkan untuk malam hari dia berjualan di Jalan Perdagangan tepatnya di depan Bank Danamon Lhokseumawe. Hingga tengah malam Ucok masih menggelar barang dagangannya. Saat disingung berapa besar laba yang diraihnya, Ucok terdiam. Dia minta maaf. Tak ingin menyebutkan laba yang diperolehnya. “Maaf soal laba, saya tidak mahu memberi tahu. Rahasia bisnis,” ujarnya warga Jalan Sm. Raja, Sempurna No. 104 Teladan Medan itu, diplomatis.

Saat lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, disinilah omset penjualan meningkat. Dia mampu menjual sampai 100 pasang sepatu dengan harga jual bervariasi. Dari Rp. 50 – Rp. 700 Ribu per pasang. Untuk sepatu, Ucok mendapatkan kiriman dua hari sekali dari Purba di Medan.

Rasa kangen bertemu keluarga terpaksa ditahannya. Terkadang sampai tiga minggu berada di Aceh, barulah pria berambut kriting ini kembali ke Medan. Lalu, kembali lagi ke Aceh, untuk meraup rupiah. Untuk kwalitas, sepatu ini terbilang tahan lama.

“Kualitasnya lumanyan bagus, tahan lama. Dan yang penting modelnya keren-keren,” ungkap Suryadi salah seorang pembeli sepatu itu. Tak tanggung-tanggung, lajang yang satu ini, mengoleksi sampai sembilan pasang sepatu bekas. “Saya suka sepatu ganti-ganti, jadi, kalau banyak. Lebih mantap saja,” ungkap warga Keudai Aceh Lhokseumawe itu.

Hal senada juga disebutkan, Safari. Pengusaha komputer di Panton Labu, Aceh Utara itu juga senang memakai sepatu bekas. “Orang tak akan tahu kita pakai sepatu bekas. Lihat saja modelnya, kerenkan,” ujarnya terbahak. Setiap kali sepatu yang laku terjual, Ucok terlebih dahulu menyemirnya. Agar mengkilap dan memuaskan pembeli. Pundi-pundi uang dari bisnis sepatu ini mengalir sampai jauh.

Dari Medan hingga Lhokseumawe. Bisnis ini paling menjanjikan diantara bisnis Ucok sebelumnya. Diapun memasang target, memboyong anak dan istrinya pindah ke Lhokseumawe. “Semoga begini terus, jadi saya bisa beli rumah dan membawa istri dan anak-anak kemari,” ujar Ucok dengan logat Medan yang kental.


SEPATU.jpg

ENGLISH

The Rupiah Flows Until ...

Inevitably, his heart was steady toward Lhokseumawe. Because, people in Lhokseumawe according to Ucok tends consumptive and has a luxurious lifestyle. "Nothing wrong with their luxurious lifestyle. Model shoe is cool-cool, even impressed elite. Although used shoes, "said Ucok.

Today, every day Ucok able to sell 20 pairs of shoes. Opening his wares from morning to evening in front of the city park. As for the night he sells on Jalan Perdagangan precisely in front of Bank Danamon Lhokseumawe. Until midnight Ucok still held merchandise. When disingung how much profit he achieved, Ucok silent. He apologized. Did not want to mention the profit he got. "Sorry about the profits, I do not want to tell. Secrets of business, "he said residents Road Sm. King, Perfect No. The example of Medan is diplomatic.

During Idul Fitri and Eid al-Adha, this is where the sales turnover increases. He is able to sell up to 100 pairs of shoes with varying selling prices. From Rp. 50 - Rp. 700 thousand per pair. For shoes, Ucok get a delivery every two days from Purba in Medan.

The feeling of kangen to meet the family had to be arrested. Sometimes up to three weeks in Aceh, then this critical haired man returned to Medan. Then, back to Aceh, to reap the rupiah. For quality, these shoes are fairly durable.

"The quality is pretty good, durable. And the important model is cool-cool, "said Suryadi one of the shoe buyers. Unmitigated, single this one, collect up to nine pairs of used shoes. "I like changing shoes, so, if a lot. More steadily, "said the citizens of Keudai Aceh Lhokseumawe it.

The same thing is also mentioned, Safari. Computer entrepreneur in Panton Labu, North Aceh is also happy to wear used shoes. "People will not know we wear used shoes. Just look at the model, cool, "he laughed. Every time the shoes are sold, Ucok first polish them. To be shiny and to satisfy the buyer. The coffers of money from this shoe business flowed away.

From Medan to Lhokseumawe. This business is most promising among the previous Ucok business. He also set a target, bringing the child and his wife moved to Lhokseumawe. "Hope this continues, so I can buy a house and bring my wife and children here," Ucok said with a thick Medan accent.

TAMAT | THE END


Orin Frame.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 58833.91
ETH 3155.94
USDT 1.00
SBD 2.44