Kontes Keindahan Angka Delapan untuk Indonesia 2018: Delapan Karya Fenomenal Guru Aceh Utara Tahun 2018

AssalamualaikumSahabat Steemit.

Semua orang memiliki berbagai rencana dalam hidupnya, tidak kecuali saya dan teman-teman yang bergabung di Ikatan Guru Indonesia ( IGI ) Aceh Utara. Tahun 2018 setidaknya menjadi momentum untuk bangkit dan berkarya. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan menghasilkan sesuatu yang positif. Karena belajar sepanjang hayat adalah anjuran dalam agama kita, belajarlah kamu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat, demikian makna sebuah hadits yang sering kita dengar.

Maka tidak ada salahnya bila kita memulai berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Seseorang itu akan hidup dengan karya-karyanya meskipun ia telah mati suatu hari nanti. Begitulah motivasi hidup dari tokoh-tokoh terdahulu yang pernah saya baca.

Ada delapan karya fenomenal yang dihasilkan guru-guru hebat di Aceh Utara pada tahun ini.

1. Buku “Guru, Berikan Aku Cermin Utuh” penulis Sitti Aminah,S.Pd guru SMA Negeri 1 Muara Batu adalah saya sendiri. Karya perdana ini terinspirasi dari krisis karakter siswa yang memprihatinkan akhir-akhir ini, Buku tersebut mengupas tentang sosok guru yang sepatutnya menjadi teladan dalam segala bidang terutama dalam bidang pendidikan karakter. Guru memiliki peran penting dalam proses pendidikan peradaban bangsa. Gurulah yang mengantarkan siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, dan mewariskan kemuliaan bagi generasi masa depan bangsa.

Guru adalah manusia biasa yang diharapkan luar biasa dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Namun mengajar bukanlah sekedar mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi lebih dari itu, seseorang yang berprofesi guru dituntut agar mampu mendidik siswa dengan keteladanan yang baik dan dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan sosial siswa sehari-hari.

Buku ini ditulis dengan pemahaman sederhana berdasarkan sejumlah kasus yang terjadi di sekolah, bahwa kesalahan-kesalahan yang tanpa disadari oleh guru perlu segera diperbaiki. Mengingat begitu pentingnya penumbuhan karakter siswa berawal dari apa yang dilihat, bukan dari apa yang di dengar dari penyampaian gurunya.

Bahasa yang lugas, ringan dan mudah dipahami dihadirkan dalam buku ini, sehingga membuat pembaca khususnya guru seolah-olah sedang melihat potret dirinya sehari-hari ketika tampil sebagai pahlawan yang selalu digugu dan ditiru di depan siswa. Semoga kita sebagai guru tidak mempersembahkan cermin retak kepada mereka, namun sebaliknya dapat menghadiahkan sebuah cermin utuh yang pantas diteladani. Sebuah teladan yang membawa banyak tangan untuk menarik kita ke syurga suatu hari nanti.

1. Buku “ Menjemput Berkah (Diari Seorang Guru Honorer)” penulis Hafnidar,S.Pd , guru SMA Negeri 1 Tanah Luas , sekilas menceritakan bagaimana suka duka menjadi guru honorer lulusan jurusan Biologi, kemudian mengajar dengan sertifikat guru Bahasa Indonesia. Tak mudah baginya mengajar pada jurusan yang berbeda, namun dengan ketekunan serta banyak membaca dalam memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi, bahkan even-even besar tingkat Nasional semua diikuti dan dijalaninya dengan baik.

Namun sejumlah kendala dialaminya, sebagai guru honorer sering dipandang sinis dan seringkali langkahnya terhalang oleh aturan dan kebijakan- kebijakan sekolah yang tidak tepat. Buku ini menyajikan sejumlah pengalaman menarik lainnya yang membuat kita ingin meneruskan bacaan sampai tuntas.

1. Buku “ Guru di Tanah Pasee (Kisah Perjalanan Seorang Guru dari Era Konflik hingga Pasca Tsunami)“. Penulis Nurhamila,S.Pd adalah guru SMA Negeri 1 Samudera. Kisah inspirasi yang disajikan dalam buku ini memberikan pelajaran bagi kita agar selalu waspada dalam menjalani hidup, bagi seorang guru yang mengajar di daerah konflik , kisah sedih, bahagia dijalaninya silih berganti. Bertahan menjadi guru di daerah konflik bukanlah hal yang mudah, namun berbekal jiwa mendidik yang terpatri kokoh dalam jiwanya, semua kisah sedih dan getir itu dijalaninya dengan keteguhan hati dengan satu niat ingin mencerdaskan anak bangsa.

1. Buku “Wanita Bumi Pasee (Biografi Hj. Izalmarwati )” . Penulis Nurlaili, S.Pd guru SMP 2 Negeri Muara Batu, buku ini bercerita tentang semangat salah satu tokoh pemberdayaan wanita di Bumi Pasee yang juga merupakan anggota Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Utara, selain sebagai anggota MAA beliau juga merupakan wanita yang aktif melestarikan adat-istiadat Aceh serta aktif dalam pengabdian masyarakat.. Motto hidupnya “Selalu berguna dan meninggalkan jejak kebaikan di manapun berada” .

1. Buku “ Akhir Cinta di Prodeo “ penulis Sakinah,M.Pd guru SMA Negeri 1 Meurah Mulia, Kisah pengkhianatan cinta oleh orang tercinta yang ditulis dalam buku ini membuat pembaca marah, sedih, luka, haru membuat pembaca seolah-olah larut dalam emosi dalam alur kisah nyata tersebut. Bagaimana penulis menyajikan kalimat- kalimat yang mampu mengaduk-aduk emosi pembaca menjadikan kisah ini sungguh menjadikan pembelajaran yang hebat bagi orang-orang yang mengkhianati ketulusan cinta seseorang.

1. Buku “Literasi Bumi Pasee ( Kumpulan Artikel Guru Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe), penulis adalah guru-guru Aceh utara dan Lhokseumawe yang bergabung dalam dua organisasi yang sama yaitu IGI Aceh Utara dan IGI Kota Lhokseumawe, buku ini berisi sejumlah artikel karya guru yang terlibat pada pelatihan menulis buku yang diselenggarakan oleh IGI Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe serta bekerjasama dengan PPMG Wilayah III Propinsi Aceh, tulisan artikel tersebut bertema “ Guru yang Menginspirasi “ semua tulisan berkisah tentang sedih, bahagia dan perjuangan menjadi guru dengan judul yang pasti berbeda-beda.

1. Buku Antologi Cerpen, Kisah inspirasi guru “ Stip dan Pena “ penulis adalah masih guru-guru Aceh utara dan Lhokseumawe yang bergabung dalam dua organisasi yang sama yaitu IGI Aceh Utara dan IGI Kota Lhokseumawe. Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek tentang kisah nyata pendidik dalam mencerdaskan anak bangsa. Bagaimana mereka mengarungi medan berat dalam menempuh perjalanan ke sekolah, belum lagi sikap pelajar kita yang belum bisa menerima pendidikan sehingga berimbas pada karakter mereka. Sehingga membuat guru harus berusaha ektra berat dalam merubah mereka menjadi lebih baik.

1. Buku “ Antologi Kopi “ penulis adalah guru-guru alumni SAGUSAKU Aceh Utara, buku ini berisi 21 kisah tentang kopi yang menginspirasi kehidupan, cinta, realita,sosial, keluarga dan kenang-kenangan yang tidak terlupakan. Buku tersebut sekaligus tantangan dari penulis sekaligus penerbit Maghza- Semarang bapak Iqbal Dawami kepada para alumni pelatihan sagusaku (satu guru satu buku) Aceh Utara.

Itulah keindahan angka delapan yang diwujudkan dalam delapan karya terbaik guru-guru Aceh Utara tahun 2018. Semoga bermanfaat dan dapat termotivasi dalam menghasilkan karya-karya terbaik di tahun ini.

Salam

@nyakti