Ketika tumpukan kotoran kaum ingkar di dalam bahtera Nuh menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan kebutaan.

Saya teringat kisah nabi Nuh(Noah), ketika kaumnya mengikarinya, lalu berak beramai-ramai di dalam bahtera. Seorang lelaki buta datang ke bahtera itu, tanpa sengaja ia memegang kotoran di dalam bahtera, lantas mengusapkannya pada wajahnya, secara ajaib, ia dapat melihat dengan tiba-tiba; sembuh dari kebutaan. Berita itu menyebar dengan cepat hingga membuat orang-orang berbondong datang kebahtera untuk mengambil mukjizat tahi itu. Mereka berebut tahi, membawa wadah-wadah cadangan untuk diisi dengan tahi mukjizat itu. Yang tidak kebagian bahkan mengikis dinding bahtera dengan harapan masih tersimpan kemanjurannya walau hanya secuil, seperti kita mencelupkan(mencolek) jari ke dalam balsem.

Kisah ini sudah lama sekali terjadi, kini pun orang-orang berlomba-lomba memperebutkan tahi, jika tidak bisa mendapatkan satu gayung, satu sendok teh juga boleh, atau satu colek. Dan panji-panji dari bahtera-bahtera itu pun ditiup oleh angin. Saya tidak sedang memikirkan kendaraan Dajjal(anticrist), melainkan bahtera rumah tangga..
Kucing jantan itu bercinta lagi dengan kucing betina, dia benar-benar cassanova. Saya tidak akan mengusik privasi mereka; tidak akan memotret mereka. Dalam bulan ini saya banyak sekali melihat hewan bercinta, kucing, cicak, kecoa, anjing, lembu. Di saluran Animal Planet dan Nat Geo Wild, saya melihat babi bercinta, beruang kutub, buaya Afrika, gajah India hingga kuda nil Mesir. Percintaan di dunia fauna memang aneh. Saat bercinta buaya betina dan jantan seperti berjemur, mereka tetap membuka mulut sambil berharap seekor kupu-kupu cantik hinggap pada mulut mereka.

Sudah lama sekali saya berpikir tentang waktu dan ruang. Katanya, waktu adalah sebuah benda gaib yang mencegah segala sesuatu terjadi secara bersamaan. Saya rasa waktu adalah ruang; ruang adalah waktu. Jika di dalam ruang saya bebas bergerak ke mana saja, termasuk melompat-lompat, maka di dalam waktu saya juga punya keleluasaan untuk bergerak ke mana saja, melompat ke masa lalu atau masa depan. Hanya saja walau waktu adalah ruang dan ruang adalah waktu, ruang bisa dilihat, waktu tidak bisa dilihat. Al-kahfi itu kan gua, gua itu ruang, ruang itu waktu. Berapa lama para pemuda itu beserta anjingnya tertidur di dalam gua? Tiga abad lebih, tetapi mereka merasa hanya tertidur sebentar hanya beberapa jam saja. Mungkin anak arsitektur bisa memahami bahwa waktu adalah ruang. Filsuf berkata bahwa waktu adalah ilusi, Allah berfirman bahwa demi masa(waktu) sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian, kecuali orang yang beriman.

---

---

---

Saya rabun jauh dan malas pakai kacamata. Mungkin jika Gabriel Garcia Marquez atau Haruki Murakami yang menulis ini akan lebih enak dibaca dan mudah dipahami, karena mereka ahli dalam menceritakan tentang perempuan.

Saat sedang menulis postingan ini saya melihat sepasang kekasih

Mereka duduk berdua tidak jauh di depan saya, mungkin mereka sudah menikah, atau juga hanya sekedar pacaran. Si perempuan duduk tenang namun nampak sedikit bosan, sementara si lelaki asyik menekan-nekan tombol HP. Si perempuan mengenakan celana jeans ketat dan kemeja lengan panjang pas. Dadanya terlihat amat menonjol; besar untuk ukuran perempuan yang tinggal di negara beriklim tropis(Asia Tenggara). Dia melihat ke arah saya, saya pun demikian. Ia duduk menompang dagu dengan tangan kanannya, namun terlihat sekaan ia tidak menompang dagu melainkan meletakkan ke dua buah dadanya di atas meja. Saya perhatikan dengan seksama, tepat pada dadanya yang menonjol itu ada sebuah tulisan dalam bahasa Inggris. Tetapi saya tidak bisa melihat dengan jelas, tulisan apa yang tertulis di sana, karena saya rabun jauh. Semakin saya lihat semakin samar-samar tulisan itu, saya hanya mampu melihat tulisan "Mic", entah Mick apa? Mungkin Mic Denilson?, jika benar saya rasa itu nama pemain basket NBA. Saya menduga-duga berbagai kemungkinan: Micheal Angelo, Microphone, Mircosoftware, Microwave, Micky Mouse, Microteaching, Microeconomic, Microcosmos.