#Seri Tokoh "Penyuluh Wanita Yang Mendedikasikan Dirinya Untuk Agama Islam"
Assalamu'alaikum sahabat steemit, semoga kalian senantiasa berada dalam naungan Allah. Ini adalah postingan pertama saya tentang seorang tokoh wanita yang mengabdikan dirinya untuk berjuang dalam agama Allah dan mempunyai harapan serta semangat yang besar untuk memperluas dakwah islam.
Zubaidah, ya begitulah orang-orang kerap memanggilnya. Ia adalah seorang ibu yang dikaruniai dua anak orang anak yang diberi nama Mujibul Wafda dan Mawaddatul Masturoh. Kegiatan sehari-hari beliau selain mengurusi kehidupan rumah tangga, ia juga aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat di kabupaten Gayo Lues. Hal ini tentu saja karena beliau dibekali Ilmu Bimbingan Penyuluhan Masyarakat ketika masih menapaki bangku perkuliahan di IAIN Sumatera Utara. Maka tak heran, ia pun kemudian ditempatkan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gayo Lues dan dipercayai untuk menjadi seorang penyuluh agama islam disana.
Di waktu luangnya beliau senantiasa mengajarkan Al-Qur'an dan Sunnah kepada anak-anak maupun orangtua dari golongan ibu-ibu. Ini pula yang menginspirasi beliau untuk membuka tempat pengajian di rumahnya sendiri yang ia beri nama TPQ Mawaddah. Selain di rumah , terkadang beliau juga memberikan kajian di mesjid-mesjid sekitar. Santri TPQ Mawaddah biasanya melakukan kegiatan menghafal Al-Qur'an setiap malam Jum'at, Sabtu, dan Minggu. Sedangkan malam Selasa sampai dengan Kamis, anak-anak akan diajarkan Tahsinul Qu'ran. Khusus para ibu-ibu biasanya mengikuti kajian di sore harinya.
Semua ini tentulah tak mudah, mengingat beliau sama sekali tak pernah mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun dari peserta didiknya. Ia mengajar dan mendidik mereka dengan ikhlas Lillahi Ta'ala. Sungguh salut bukan?
Wanita kelahiran Blangkejeren ini juga kerap ikut berpartisipatif dalam mengadakan kegiatan maupun perlombaan seperti aksi membela Palestina, Jambore Anak Sholeh, Halaqah Al-qur'an, Ahad Ceria dll.
Pasti kalian bertanya-tanya, jika semua itu ia lakukan, bagaimana cara beliau menyempatkan diri untuk mendidik anak-anaknya sendiri atau bahkan sekedar berkumpul dengan keluarga? Bagi beliau, me-manage waktu adalah hal yang paling penting, "lakukanlah sesuatu yang bermanfaat bagi akhiratmu selagi engkau mampu". Mungkin kata-kata inilah yang mampu menggambarkan semangat beliau menjadi seseorang yang bermanfaat dan berguna bagi agama. Apalagi anak-anak beliau saat ini masing-masing tengah melanjutkan studi di Al-Azhar Kairo dan di Dayah Insan Qur'ani Banda Aceh. Walaupun demikian, beliau senantiasa menyemangati dan memotivasi anak-anaknya dari kejauhan. Bagi mereka (anak-anaknya) beliau adalah sosok ibu, teman, dan motivator terbaik.