Peringatan hari buruh, lantas bagaimana nasib buruh tani kita?

Setiap tanggal 1 Mei kita memperingati hari buruh. Moment ini tentu selalu disikapi oleh setiap buruh pabrik khususunya untuk menjemput beberapa tuntutan. Meski sejak lama demo terkait beberapa tuntunan tersebut tidak pernah di amini pemerintah. Misalnya soal, pencabutan out scorsing dan sebagainya.

Dalam tuntunannya tersebut, saya kira hanya aspirasi para buruh pabrik atau pekerja perusahan saja yang dituntut oleh para pendemo. Lantas bagaimana nasibnya para buruh tani kita. Siapa yang hendak menyampaikan aspirasi mereka. Padahal selama ini, kemakmuran negara kita tidak luput dari keringat dan jerih payah mereka.

Kesejahteraan mereka tampak begitu terabaikan oleh kita. Ketika hari buruh itu datang, kita malah hanya menuntut gaji, tunjangan besar dari perusahaan, penghapusan outsourcing saja. Tapi lupa bahwa petani kita juga butuh stabilitas harga pangan.

Mereka sudah sangat muak dengan metode impor yang di unggulkan pemerintah setiap panen dari pertanian mereka dituai. Misalnya impor beras, impor kacang, impor garam, bahkan daging juga tak luput dari metode unggulan yang membuat sebagian mereka mungkin menjerit.

Buruh tani, rata-rata mereka adalah orang miskin yang mengandalkan hasil panen untuk bertahan hidup. Jika bukan kita yang memperhatikan mereka lantas siapa lagi yang bersedia membantu menyampaikan aspirasi mereka. Bukankah mereka juga buruh yang telah memberikan kontribusi untuk negara ini?