Antara Pahlawan dan Penjajahan Gaya Baru || Heroes and New Colonial Style

in #indonesia6 years ago (edited)

image

(Private Dokument)


IND :

Rekan-rekan Steemians !!

Meski katanya kita telah lama sudah merdeka, namun sadar atau tidak, saat ini negara kita masih dalam proses penjajahan era melenial. Tidak bukan dalam bentuk fisik, tembak menembak, bunuh membunuh atau saling berperang merebut kekuasaan atas sebab wilayah. Tapi saat ini kita sedang dijajah dalam konteks ekonomi, politik, sosial, mental, budaya yang membuat generasi muda hilang kesadaran diri dan lupa tanggung jawab berbangsa dan bernegara. yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan massif. Namun kita tidak tahu siapa yang sedang menjajah, tidak dapat ditilik pasti bangsa atau negara mana yang sedang menjajah kita. Yang pasti kita sedang dijajah dengan gaya baru.

Kita lihat saja kondisi negara saat ini. Dimana berbagai kasus sudah seperti rumput yang menjalar dilapangan luas. Tumbuh subur tanpa ada yang mengganggu. Krisis moral, rusak mental, narkoba, konflik antar agama, korupsi juga tak pernah habisnya, kasus asusila terhadap anak dibawah umur. Dan berbagai kasus lainnya yang menggerogoti jantung bangsa ini secara perlahan.

Sebagai generasi muda, seharusnya kita mampu memberikan makna baru atas tonggak sejarah Pahlawan dengan mengisi kemerdekaan sesuai konteks Zaman. Untuk membantu memperbaiki gejala penjajahan baru semacam ini kita membutuhkan begitu banyak pahlawan-pahlawan era modern untuk menyelesaikan berbagai penyakit bangsa ini. Saat ini kita berharap munculnya pahlawan dalam segala bidang kehidupan.

Ya, Indonesia saat ini masih membutuhkan begitu banyak 'pahlawan' baru dalam menyelesaikan persoalan negara yang begitu komplit. Menjadika hidup dalam konteks demokrasi yang sebenarnya, baik itu dalam bidang agama, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.

Pengalaman dan pembelajaran besar itu harus segera dijemput bukan ditunggu. Tidak sekedar dari analisa-analisa tapi juga karya-karya penting untuk menggugah kesadaran individu yang telah lama terlelap dalam tidur panjang. Dalam dunia pemikiran kita bukan hanya membutuhkan gagasan-gagasan baru, tapi juga sejumlah alat baca yang berpihak pada rakyat yang kian tertindas.

Membangun intelektual mereka adalah bagian dari membentuk generasi baru Indonesia 2025. Hal ini akan sulit diketahui jika hanya lewat sejumlah seminar-seminar, workshop, dan penelitian 'pesanan'. Kegiatan semacam ini hanya meningkat pendapatan bukan pemahaman atas kenyataan sosial yang mereka alami.

Perubahan adalah tugas Kaum Muda

Setiap orang ada zamannya, dan setiap zaman tentu ada orangnya. Begitu kira-kira kata-kata yang pernah dilontarkan salah satu senior saya dalam sebuah diskusi kecil yang kami lakukan. Artinya setiap zaman mempunyai setiap generasi yang berbeda dan tugas yang berbeda pula. Jika kita lihat kebelakang, peran pemuda masa lalu adalah bagaimana memperoleh pendidikan dan melepaskan negara dari belenggu penjajahan kolonial Belanda. Mereka tidak hanya mempunyai sebuah gagasan besar tentang perubahan, tugas mereka tidak hanya terhenti pada sebuah diskusi tapi ada sebuah tranformasi nyata tugas dan tanggungjawab terhadap rakyat yang tertindas.

image

(Private Dokument)

Dan tugas kita sebagai kaum muda era melenial ini adalah bagaimana bagaimana memberi makna baru tentang kepahlawanan dalam mengisi kemerdekaan dalam perkembangan Zaman. Saat mereka memperjuangkan kemerdekaan, mereka telah rela mengorbankan nyawa di Medan perang. Oleh sebab itu kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa mereka. Sebab itulah hari pahlawan direfleksikan dan dikenang.

Namun soal kepahlawanan tidak boleh berhenti disana. Tidak boleh hanya sekedar mengenang kemudian hilang ditelan sejumlah permainan yang melakukan kita. Dalam kita merefleksikan hari pahlawan kita pun dituntut untuk menjadi pahlawan. Menyimak untuk keluarga kita secara pribadi. Bukankah kita sudah mengetahui makna dan arti dari kata pahlawan itu?

Saat negara tengah terancam dalam penjajahan dengan gaya baru. Saat itu pula rakyat yang dijadikan objek penderitaan. Perubahan yang dicanangkan oleh sejumlah politisi dinegerikan ini hanyalah sebuah menu diskusi saja. Setelah itu hilang bagai ditelan badai topan. Topik kebahagian rakyat kecil hanya sekedar wacana disebuah station televisi saja. Tidak lebih.

Saat ini, gerakan progresif kaum intelektual terpelajar adalah kebutuhan mendesak. Seorang terpelajar tidak hanya melihat ilmu hanya sebatas itu. Tidak adanya mencintai ilmu. Tapi juga adalah pemberi gagasan baru pada setiap persoalan krusial yang dihadapi negri ini. Sebab itulah solusi dan tindakan konkrit dari kaum muda terpelajar mutlak dibutuhkan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi refleksi kita bersama sebagai pemuda terpelajar yang memiliki tanggung jawab besar terhadap proses pembangunan bangsa dan negara dalam merefleksikan hari pahlawan untuk menjadikannya lebih bermakna. []


SELAMAT HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2017



ENG :

Fellow Steemians !!


Although he said we have long been independent, but consciously or not, currently our country is still in the process of colonization melenial era. Not in physical form, firing, killing or battling for power over territory. But today we are being colonized in the economic, political, social, mental, cultural context that makes the younger generation lose self-awareness and forget the responsibilities of nation and state. which is done systematically, structured, and massively. But we do not know who is colonizing, it can not be judged exactly which nation or country is colonizing us. To be sure we are being colonized with a new style.

Let's just look at the current state of the country. Where the various cases are like grass that spread in wide field. Growing fertile without any disturbing. Moral crisis, mental damage, drugs, inter-religious conflicts, corruption is also endless, cases of immorality against minors. And many other cases that gnaw at the heart of this nation slowly.

As young people, we should be able to give new meaning to Hero's milestone by filling independence in the context of the Age. To help correct this new colonial phenomenon we need so many modern-day heroes to solve the various diseases of this nation. Today we expect the emergence of heroes in all spheres of life.

Yes, Indonesia still needs so many new 'heroes' in solving the country's complete problems. To live in the context of true democracy, whether in the field of religion, social, economic, cultural and so forth.

Great experience and learning should be picked up rather than awaited. Not just from analyzes but also important works to arouse awareness of individuals who have long slept in long sleep. In our world of thought not only requires new ideas, but also a number of reading tools that side with the increasingly oppressed people.

Building their intellectuals is part of forming a new generation of Indonesia 2025. It will be hard to know if only through a number of seminars, workshops, and 'order' research. Such activities only increase incomes rather than an understanding of the social reality they experience.

Change is the duty of the Youth

Everyone has his day, and every age there are people. So roughly the words one of my seniors asked me in a small discussion that we did. It means that every age has different generations and different tasks. If we look back, the role of youth of the past is how to get education and release the country from the shackles of Dutch colonial colonization. Not only do they have a great idea of ​​change, their task is not only to stop at a discussion but there is a real transformation of duty and responsibility to the oppressed people.

And our duty as a young melenial era is how to give a new meaning of heroism in filling independence in the development of the Age. When they fight for independence, they have been willing to sacrifice their lives in the battlefield. Therefore we are obliged to bow their heads to commemorate their services. That's why the day the hero is reflected and remembered.

But the matter of heroism should not stop there. Not just remembering and then lost in a number of games that do us. In our reflection of the day our hero is also required to be a hero. Listening for our family personally. Do not we already know the meaning and meaning of the word hero?

When the country is under threat in colonialism with a new style. At that time also the people who made the object of suffering. The changes proclaimed by a number of politicians in this country are just a discussion menu. After that it was lost like a hurricane. Topics kebahagian small people just a discourse disebuah television station only. No more.

Today, the progressive movement of educated intellectuals is an urgent need. An educated person not only sees knowledge as such. The absence of loving knowledge. But it is also the new idea-giver of every crucial issue facing this country. For that is the solution and concrete action of educated young people is absolutely necessary.

Hopefully this paper can be a reflection of us together as an educated young man who has a great responsibility to the process of nation and state development in reflecting the hero's day to make it more meaningful. []


image

image

Sort:  

I like your post @nasrud
if you can visit to my post

Thanks @rizkigold. I Will visit your blog

Yah kalau menurut saya penjajah terhormat dan berpendidikan, perbudakan secara tidak langsung @nasrud

Ya. Bahkan sebagian mendefinisikannya sebagai penjajahan oleh bangsa sendiri

Good post kanda @nasrud Pahlawan dan Penjajahan Gaya Baru, setiap masa ada orangnya setiap orang Ada masanya, Semarang banyak penjajahan yang berpendidikan yang menjajah akan rakyatnya

Yup. Itu penjajah jenius. Menjajah tanpa menggunakan senjata.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 57768.72
ETH 2943.36
USDT 1.00
SBD 3.66