Kita sedang memasuki era revolusi mental terbalik

Semakin lama, jika kita perhatikan semakin banyak hal yang terlihat membuat kita harus geleng-geleng kepala. Hal diluar nalar yang terkadang digunakan sebagai sebuah model oleh generasi melenial saat ini. Hampir setiap tahun ada banyak hal yang terus berevolusi terbalik dari bagaimana semestinya. Bukan hanya dalam style harian bahkan itu terjadi dalam proses resepsi pernikahan.

Saat saya kecil dulu, saya tidak pernah melihat di pelaminan ada kedua mempelai pria dan wanita yang menggunakan baju adat India sebagai baju gaun untuk digunakan di pelaminan. Ini adalah pemerkosaan adat yang dilakukan tanpa sadar. Mengapa harus bangga dengan baju adat yang digunakan oleh orang lain. Inovasi terkadang terlalu menabrak adat dan kearifan lokal.

Lain hal nya dengan kaula muda saat ini, yang juga seperti kehilangan akal sehat. Jika dulu pernah sangat anti menggunakan pakaian yang robek. Sedikit saja robek di bagian manapun, orang buru-buru untuk menggantinya. Atau hanya sekedar menjahitnya agar tidak nampak lagi robek dimuka umum.

Namun kaula muda saat ini malah bangga dengan jenis pakaian yang robek. Bahkan dipasaran harga jual pakaian jenis ini justru lebih mahal daripada harga celana yang utuh. Fakta benar-benar terbaik. Ini adalah zaman dimana semakin aneh sebuah hal, maka akan semakin disukai banyak orang. Lihat saja, betapa semakin kacaunya negeri ini.

Sadar atau tidak, kita sedang memasuki zaman revolusi terbalik. Artinya revolusi tidak persis terjadi seperti harapan banyak orang. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Banyak orang yang bangga dengan hal-hal aneh dan tidak masuk akal.

Anda dapat menyaksikan sendiri betapa sensistifitnya orang-orang saat ini, sedikit saja masalah yang terjadi, bukan justru diredam dengan cara baik-baik. Tetapi justeru dijadikan sebagai senjata untuk menyerang satu sama lain. Seolah kata maaf begitu mahal harganya saat ini.

Kita patut khawatir dengan kondisi ini, kondisi yang semakin menghancurkan tatanan masyarakat kita akibat politik yang tidak berujung. Lihatlah politik telah menciptakan kubu di antara masyarakat. Semakin banyak calon yang bertarung untuk mencapai kekuasaan akan semakin banyak masyarakat yang terbelah dan saling membenci. Seharusnya ini tidak perlu terjadi.