Merekam Cerita Duka di Steemit #1

in #indonesia7 years ago (edited)

Kita manusia hanya bisa merencanakan, ketepatan sesungguhnya ada padaNya. Senin, 12/2/2018 saya mendapatkan disposisi tugas untuk perjalanan luar daerah menghadiri acara konsolidasi penyelamatan gambut di Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh Eksekutif Nasional WALHI, di Jakarta. Acara tersebut berlangsung mulai tanggal 13-14 Februari 2018. Sesuai agenda kegiatan, Check-in hotel pada tanggal 12 dan check-out pada tanggal 15 siang. Berdasarkan agenda tersebut, bidang kelembagaan WALHI Aceh memesan tiket pesawat (PP) untuk perjalanan saya dengan jadwal keberangkatan tanggal 12 dan pulang tanggal 15 sore menggunakan pesawat Garuda.


bang! Kapan balek dari Jakarta pesawat pulang tanggal 15 sore dan ini lagi pembukaan acara Ayu. Ayu khawatir dengan keadaan Ayah yang semakin melemas dan tidak sanggup bergerak lagi telponpun putus dan saya hanya terdiam sangat mendengar kalimat terakhir dari Ayu adik saya.

Ayah saya tidak pernah sakit parah, sebenarnya tidak sakit karena hasil diagnosa dokter tidak ada jenis penyakit yang dialami. Kendalanya hanya satu, Ayah tidak mau makan dan minum, jika pun makan hanya satu sendok setiap waktu makan, itupun harus disuapin oleh kakak kedua saya, sama orang lain tidak mau, termasuk oleh Mamak.

Saya yang tinggal di Banda Aceh sudah merencanakan kepulangan ke Buloh saat balik tugas dari Jakarta, tepatnya rencana pulang pada hari Jumat tanggal 16/2/2018.

Setelah Ayu menutup telponnya, hati saya mulai gelisah dan tidak fokus mengikuti acara. Selesai acara hari pertama, saya mencoba ambil sikap.

Om Sol (panggilan saya untuk Salihin Kadiv Kelembagaan Walhi Aceh) bisa tidak direskedule jadwal kepulangan menjadi Kamis pagi Om Sol yang sedang menghadiri acara di Sabang hanya mengirimkan nomor call center Garuda untuk menelpon langsung. Awalnya, jadwal penerbangan pulang pada pukul 12.00, karena ada perubahan penerbangan Garuda dari Jakarta ke Banda Aceh, sehingga di undurkan oleh Garuda menjadi pukul 18.50 di hari yang sama. Awalnya jadwal itu saya Amini, namun karena ada kondisi darurat saya minta diundurkan untuk jadwal pagi.

Saya telpon call center Garuda perihal rencana reskedul jadwal kepulangan. Setelah dicek oleh petugas, ternyata untuk jadwal pagi sudah full, yang ada untuk kelas bisnis, dan saya tidak ambil pilihan ini. Kemudian saya minta dicek untuk jadwal sore Rabu, rencana selesai acara bisa langsung pulang, ternyata full juga termasuk kelas bisnis. Untuk hari Rabu yang ada kosong jadwal penerbangan pukul 06.50 dini hari.

Sulit mengambil sikap dalam kondisi seperti ini, akhirnya saya putuskan untuk ambil jadwal penerbangan pukul 6.50 dan konsekuensinya saya tidak bisa mengikuti acara hari kedua.


Sebelum saya komunikasikan dengan pihak panitia, saya telpon keluarga di Banda Aceh untuk siap siap sekitar pukul 10.00 hari Rabu pulang ke Buloh, Aceh Utara karena Ayah sakit parah, dan istri menjawab ia.

Saya komunikasikan dengan panitia tentang kondisi ini, dan panitia bisa memahami apa yang sedang saya alami. Saya urus semua administrasi acara, baik bang, semua biaya perjalanan akan kami transfer nanti jawab panitia.

Hati sedikit lega, karena besok pagi bisa pulang ke Banda Aceh dan langsung pulang ke Buloh menjenguk Ayah.

Kondisi ini juga saya sampaikan ke Pimpinan saya di Walhi Aceh, dia juga memaklumi keputusan yang saya ambil. Juga ke kawan satu kamar di hotel, dia juga memberikan doa akan Ayah lekas sembuh.


Sekitar jam 01.00 dini hari, saya check-out dari hotel dan pesan grab melanjutkan perjalanan ke Bandara, meskipun jadwal penerbangan jam 6.50 saya putuskan berangkat lebih cepat, saya istirahat di bandara.
IMG_20180214_035645.jpg
Sekitar jam 4.00 saya lakukan validasi tiket yang telah reskedul. Semua lancar tanpa hambatan, meskipun butuh kesabaran dalam antrian panjang. Jam 6.30 saya sudah berada di pesawat, gelisah tadi juga ada rasa senang karena semakin dekat dengan jadwal kepulangan ke Buloh. Saya putuskan untuk tidak menonton dalam pesawat, saat manfaatkan waktu sekitar dua jam untuk tidur. Sekitar jam 9.15 saya mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Dan disana sudah ada istri yang menunggu kepulangan saya.

Dari kejauhan saya melihat lambaian tangan istri di kerumunan orang yang juga sedang menunggu kepulangan penumpang Garuda. Semakin dekat semakin jelas tampakan raut wajah istri saya @ratna87 yang terlihat gelisah.

Karena...bersambung ke #2

Sort:  

Semoga tabah menghadapi cobaan ini.

Sabar, dan ditunghu sambungan nya bg..

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 62539.28
ETH 2437.94
USDT 1.00
SBD 2.67