Steemit Itu Pungo
Apa kabar steemian semuanya, semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat. Ya, intinya tetap bersemangat walaupun kondisi steemit saat ini, sedang dilanda badai finansial.
Dimana SBD dan STEEM tengah mengalami fluktuasi harga yang signikan. Pun itu bukan masalah, yang jadi masalah jika steemian turun moral, nah ini baru masalah parah yang mencemaskan. Wkwk...!
Dengan SBD seharga sebungkus nasi goreng plus telor dadar disimpang Asean, rasanya kita tak usah munafik, akan timbul rasa malas bagi steemian. Ini karena apa ? Ya, begitulah kira-kira jika bergabung di Steemit ini, hanya semata karena mengharapkan honor, ataupun ikut-ikutan, maka jadilah Steemit itupun horor bagi kita.
Filsuf yunani dengan elegan pernah berkata:"tanyo bek lage boh trueng lam ji'e, ho yang meron-ron kenan mandum"[ lakukanlah sesuatu bukan karena melihat orang banyak melakukannya, tapi lakukan sesuatu itu dengan prinsip]
Realita, biasanya dimana tempat tidak adanya kita, disitu nampaknya menyenangkan, saat sudah ada disana, rasanya disananya lagi lebih menyenangkan. Intinya jika kita tak ada prinsip teguh pendirian (istiqomah) tak akan tempat yang menyenangkan buat kita.
Inipun sama dengan juga dengan anak milenial katakan;" rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput dihalaman sendiri".
Tapi, lain cerita bagi steemian yang bergabung karena betul-betul ingin belajar mengembangkan kreatifitas, mendapatkan kawan dan menambah wawasan. Sejatinya mereka tak akan terpengaruh dengan fluktuasi harga.
Toh bagi mereka, inilah jalur yang tepat sebagai proses beradaptasi dengan "dunia baru". Sebab Steemit itukan; jembatan penghubung semua orang didunia dengan bermacam latar belakang berbeda, misi dan visi berbeda-beda pula. Jadi dia bisa langsung berinteraksi tanpa harus kesana, simpel kan.
Dikondisi anjlok harga saat ini, bisa kita artikan, kita sedang dihadapkan pada persoalan seberapa lama kita mampu bertahan melalui ujian ini. Jadi, disini bukan hanya steemian yang pintar ini, pintar itu bisa betah lama. Apalagi, maaf...tampan dan cantik. Jadinya percuma pintar tapi tak bisa tahan lama juga. Maafnya lagi, bukan diranjang cayang, tapi di STEEMIT...!
Disini pemenangnya, hanya mereka yang bisa beradapsi dengan harga saham Steemit, terus berkarya dan saling menghargai. Dan bukannya mereka yang selalu mengeluh, egois, putus asa, loyo, lunglai dan yang parah menambah sumpah serapah kepada sesama steemian.
Dan menurut ramai; "kita sepakat steemit ini tak ubahnya seperti kehidupan nyata sebenarnya", jika dikehidupan ada yang namanya ujian, maka disinipun demikian sama. Dibalik ujian kan ada hikmahnya. Jika bisa melewati ini semua, kita akan naik kelas. Begitulah kira-kira contohnya.
"Bek panik" kata Gulistan ( Apache) dalam coretan syair indahnya, rasanya cocok kita jadikan sebagai obat mujarab menyikapi krisis horor. Eh sorry, maksudnya; honor di Steemit ini. Sebab dengan honor sedikit di Steemit, berujung kecewa, panik dan banting setir kepada sesuatu lain.
Inikan lucu sebenarnya, di Steemit sudah jelas pendapatan uang digitalnya ( cripto) yang bisa dikonversikan ke uang nyata, tapi lebih memilih berdiam diri, menghujat, atau lari kepada sesuatu yang belum tentu jelas akan "rimbanya" ( uang) yang bisa dicairkan kedunia nyata, hanya gara-gara masalah ini doang. Sungguh memilukan, dan terkadang disitu juga kita sedih.
Panik, bete, galau, atau apapun istilahnya, sebaiknya jangan. Apalagi berpaku lesu terlalu lama, menunggu kapan naik? tanpa mau melayangkan satupun postingan, hanya karena harganya.
Tapi cobalah nikmati setiap moment di Steemit itu, baik itu harga mahal, ataupun sebaliknya. Dengan begitu, kita gak akan heng lagi (error ), ini bukan tanpa sebab, karena biasanya otak kita, money melulu dipikirkan ketimbang lainya.
Lumrahnya manusia memang seperti itu, kita mudah lupa akan moment yang menyenangkan di Steemit, tapi justru mengingat yang tidak menyenangkan, seperti saat sekarang ini, ataupun dengan kurator yang tidak mau vote.
Sekali lagi saya bantu ingatkan, " Steemit tak pernah menjanjikan, "Jika kita bergabung, maka kita akan kaya raya". Kan, tidak ada begitu janjinya. Steemit itu hanya wadah berbayar yang bisa kita manfaatkan untuk menyalurkan ide-ide brilian yang bisa dinikmati khalayak universal tanpa harus terbuang percuma.
Mungkin kalian tak ingat, atau pura-pura lupa. Belum ada media yang menghargai bunga setangkai ? Dan foto jadul kapan tahun yang kita posting terus dibayar! Nah, bukankah ini pungo namanya (gila benar, sesuatu yang tak tak berguna jadi bernilai di Steemit)
Diawal mula kita bergabung pun, kita berikrar akan selalu berusaha menyajikan konten menarik sesuai bidang kretifitas kita masing-masing dan masalah rewards itu hasil belakangan. "Ah, manusia lagi-lagi lupa tu akan janjinya".
Steemit itu melalui kurator, berusaha membantu kita mendapatkan hasil setelah karya kita posting. Kurator harus memeriksa begitu banyak postingan, menyeleksi dan memberi apresiasi, plus penyemangat kepada steemian agar bisa mendapatkan pendapatan. Kebayang gak gimana capeknya, saya yakin kurator adalah orang yang paling menderita disini, karena situasi seperti ini, biasanya tensi dan ego akan bercampur aduk.
Akhirnya apa? lahirlah caci maki, hinaan demi hinaan, bla..bla...bla.. kepada kurator. Kenapa juga kurator yang disalahkan? emang dia yang membuat harga turun..? Emang dasar kita saja yang tak tahu berterimakasih. Kita jangan lupa, jika bukan karena kurator, hari ini mungkin kita masih dengan media jadul sebelah, yang setiap hari meraup untung buat sendirinya dari hasil karya kita menyebar kabar hoak, tanpa maupun kita sadari
Tapi giliran Steemit jebol sedikit harga, buset dah..malu kita lihatnya. Beragam sumpah serapah melayang dengan sendirinya. Sungguh aneh tapi nyata, tapi begitulah realitanya sekarang ini.
Sekian dan terimakasih
@musliwadi
Pungo membawa nikmat judulnya @musliwadi.. 😊😊
mantap tu bu dokter judulnya, terimakasih telah mampir, sukses selalu buat bu dokter ya.
Assalamualaikum? Ya Allah muliakanlah orang yg menjawab salamku ini..... :)
Waalaikum salam, salem jroh kdroneh. terimeng genaseh ka nemampir ino.
Waalaikum salam, terimeng genaseh ka nepiyoh ino. Salem jroh kdroneh.