Sebuah Renungan Dikala Kamu Malas Berbagi
Ini Renungan Kisah yang kiranya dapat membuka mata hati, daripada kelalainya yang terus menggoroti kita terhadap dunia fana ini tanpa mau memberikan apapun manfaat untuk diri sendiri dan kepada orang lain.
Dan juga bukan alkisah semisal polemik; Duel sengit Apam VS Timphan, dramatis benar, dimana apam berhasil mempermalukan timphan di depan publiknya sendiri dengan skor telak pada leg pertama!, bukan kisah ini juga. melainkan suatu jalan kisah, hidup mati seseorang.
Renungan ini dari kejadian realita, semoga jadi secercah makna dalam hidup bersama yang sebentar ini.
"Karena sesungguhnya manusia yang baik adalah manusia yang memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain".
Kisah inipun bermula. Hari ini Senin, jarum jam menunjukkan pukul 12.45. Kabar duka ini dibawakan salah seorang melalui WA yang dikirimnya. Saya masih ingat pesan yang ditulisnya; "Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, telah berpulang kerahmatullah seorang kawan kita ......? Yang bertempat di...? Sebab, kecelakaan dijalan raya!" Begitulah bunyi pesan duka itu.
Setelah saya rasa semua syarat untuk menunaikan fardhu kifayah terpenuhi, berangkatlah segera ketempat kawan yang baru saja meninggalkan saya, ibu, ayahnya, handai taulan ( kerabat) dan dunia ini tanpa memberikan kesempatan kepada kami untuk meminta maaf.
Pedih tak berperi mungkin hal yang sedang dirasakan keluarganya saat ini, tapi apalah daya, sebab kita tak akan mampu menghentikan yang terjadi ini. Tidak...kita tak akan pernah mampu!. Dia pergi selamanya tanpa memberi tanda ataupun gejala.
Setelah prosesi shalat selesai, tengku (ustad) pun memberikan khotbah sebagai iktibar kepada jamaah yang hadir:
"Asalamualaikum wrwb", ucapan pertama yang keluar dari mulut Tengku ini"
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan" [al-an'kabut 29:57]
Beliaupun menambahkan;
"Dan sesungguhnya sesudah kita meninggalkan dunia ini, hanya ada 3 amalan yang berkelanjutan mengikuti kita"
- Anak yang shaleh
- sedekah jariah
- ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Anak yang shaleh
Bukan namanya shaleh, anak ini boleh bernama siapa saja ( lebih baik nama yang dianjurkan dalam agama). Seorang anak yang patuh kepada tuhan dan berbakti kepada orang tua, yang selau mau mendoakan akan kedua orang tuanya, baik masih hidup maupun setelah mereka tiada lagi.
Sedekah jariah
Ini sesuai dengan namanya. Sedekah artinya mau mengeluarkan harta pemberian-NYA dijalan agama, seperti membangun mesjid, yang mana pahala itu akan terus mengalir kepadanya saat dia mati.
Ilmu pengetahuan yang bermanfaat
Ini dimana kesediaan kita untuk terus membagikan ilmu-ilmu yang bermanfaat tanpa mengharapkan imbalan.
"Begitulah khutbah Tengku ini menerangkan kepada kami semua sampai dengan aminnya".
Dari khutbah Tengku tadi saya menangkap satu wasilah yang sangat indah, bahkan jauh lebih indah dari laga Real Madrid VS Bayern Munchen di piala Champion, ataupun perseteruan Marc Margues dengan Rossi memasuki babak baru.
Wasilah yang selama ini jarang kita realisasikan, karena kita selalu tunduk pada doktrin ajaran ekonomi kompeten berbasis global. Dimana berbagi itu artinya mengurangi modal, dan modal seharusnya sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung sebesarnya.
Wasilah atau intinya begini: "Anak shaleh dan sedekah jariah" , diantaranya relatif membutuhkan upaya khusus. Nyakni karena kita belum punya anak, ataupun belum mempunyai materi untuk bersedekah. Artinya ? Mungkin dua aspek ini hanya bisa dilakukan oleh tertentu saja.
Tapi berbicara tentang ilmu pengetahuan, rasanya kita semua dapat melakukannya, soalnya apa? Ini tidak membutuhkan materi, selain ketulusan untuk berbagi.
Untuk men-gimplementasikan ajaran berbagi pengetahuan kepada orang lain tidaklah sulit diterapkan dan dapat dilakukan disemua lini aspek dan tempat. Seperti kita yakini bahwa pengetahuan yang kita bagikan adalah amalan juga, ia akan terhimpun, berkembang dan bertambah banyak bila dimanfaatkan orang banyak secara terus menerus.
Ini menjadikan pengetahuan yang tidak kita bagikan kepada orang lain hanya mubazir. Kenapa begitu? Semisal; "Jika hari ini kita mempunyai makanan lebih, kenapa kita tidak mau berbagi sedikit dengan tetangga?, daripada harus membuang ketempat sampah nanti sore", kira-kira begitulah mubazir pengetahuan yang tidak kita bagikan.
Bukankah diera milenium ke-3 ini, pemilik cakrawala semesta alam Allah SWT, telah memberikan kita kesempatan untuk merasakan kemudahan akses berbagi pengetahuan super cepat melalui "loncatan dasyat abad ini" tehknologi informatika. Yang seharusnya kita bersyukur dengan teknologi saat ini dapat kita manfaatkan untuk mencari amalan yang sebanyak-banyaknya untuk dibawa saat kita mati nantinya.
Dengan teknologi inipun seperti tersirat, peluang berbagi itu terbuka sangat lebar tanpa dibatasi ruang, tempat dan waktu, seakan mendulang amalan dengan berbagi pengetahuan untuk orang lain itu "tak berpintu" dan dapat dilakukan oleh semua kita. Jadi sekarang apa alasan kita menunda untuk berbaginya disaat masih ada kesempatan?
Oleh kemudahan teknologi hari ini pergunakanlah untuk menuai imbalan kebajikan yang akan dibalas pada suatu hari kelak. Dan jangan implementasikan pada praktek pengetahuan itu dalam bentuk ujaran kebencian, penghujatan, dan ekspresi fitnah. Jangan...kawanku karena ini seperti, kita menanam pohon, apa yang kita tanam itulah yang kita petik.
Dan bila kita tidak menyakini, jika berbagi pengetahuan bermanfaat itu sebagai amalan, berarti pengetahuan yang ada pada anda itu sesat. Sebab sekarang banyak kasus orang sangking pintarnya dengan pengetahuan, tidak lagi percaya pada tuhan.
Steven Hawking salah seorang, ia mengatakan;" Tuhan itu tidak ada, akhirat itu dongeng dan bunuh diri adalah hak asasi". Ini kan cukup membuktikan kalau dia telah jadi gila dengan ilmu pengetahuan yang ada pada diri sendiri.
Ini yang sangat sesalkan, ilmu yang ada padanya telah mengantarkan nya pada kesatan dan kematian tak beriman. Nauzubillah minzalik.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, dan yakinlan ilmu itu jalan terindah Allah kepada kita, supaya kita bisa lebih dekat pada-NYA.
Karena ini salah satu jalan, maka untuk itu bagikanlah pengetahuan yang ada pada diri kita, agar kita semua bersama dapat lebih dekat kepada Allah Azawajala.
Pengetahuan itu indah jika dibagi untuk kemaslahatan, dan jangan kamu penjarakan pengetahuan, itu hanya akan jadi sampah dikemudian hari.
Tuhan saja maha pengasih dan maha pemurah kenapa kita tak bisa memberi, apakah kita takut akan kekurangan? Tidak akan, yakinlah disetiap kita sudah ada tumpukan rezeki masing-masing yang tak akan bisa direbut orang lain." Bukankah tangan diatas itu, lebih baik dari tangan dibawah". RENUNGKANLAH.
Sekian dan terimakasih dari saya
@musliwadi
Catatan: untuk menjaga kode etik jurnalistik. Nama, tempat, gambar dan kejadian tidak bisa dicamtumkan aslinya.
Kalau ada sumur diladang boleh abang numpang mandi.
Jika ada umur abang panjang boleh berjumpa dipostingan berikutnya lagi.
Salam hangat dari yang jauh dimata tapi dekat dihati
Sangat bermanfaat,
Terimaksih sobat.
Sama sama sahabatku
Semoga bisa menjadikan anak2 menjadi anak yang solehah.... 😭😭😭😭
Amin bu ira.terimakasih telah mampir bu.
@musliwadi memang mampu...
Ahahaha, pajan newo kno?