Hidup Adalah Antara Bangun Dan Tidur
Kawan saya yang satu ini termasuk unik orangnya. Mengapa? sebab, dia mengatakan," kita ini hidup diantara ketika bangun dan tidur. Saat kita tidur sama dengan mati, tapi bukan mati sebenarnya. Hanya mati dari keinginan, dan lupa semuanya".
Ketika saya bertanya apa maksud dari pernyataan nya itu, dia kembali menjelaskan; "Tidur itu, buatku momen paling bahagia, karena dapat melupakannya, sang pujaan hati".
Saya tahu, dia jadi manusia filsafah semacam ini, karena baru saja putus.
Ya, putus dari kekasih yang telah lama dinantikan nya.
Dari ulasanya, saya ikut membatin;
"Beginilah manusia jika sudah didera dengan namanya virus cinta, berjuta rasanya, bahkan tidurpun bilang moment indah".
Definisi cinta sendiri itu aneh. Banyak kita, banyak pula arti cinta itu, pokoknya sesuatu yang indah. Kan gitu?
Kita jangan salah, dibalik keindahan cinta , kita juga harus bersiap dengan namanya kegagalan. Dan kegagalan cinta adalah hal yang paling menyakitkan, mungkin ini yang namanya sakit diatas rata-rata. Saya rasa kita semua sedikit banyak pasti tahu dengan hal ini.
Jaman kini, maaf tak saya sebutkan jaman now. Wkwkw...Selain cinta bukan lagi patokan pertama untuk berumah tangga. Dikarenakan kita tak bisa makan yang namanya cinta itu.
Juga dibutuhkan yang namanya materi, semisal uang, yang dapat kita pergunakan sebagai alat penunjang status ekonomi.
Kita tak bisa menyangkal cinta itu walaupun tak kasat mata, selain pengertian dan kesetiaan namun membutuhkan logika. Lebih mudahnya begini, jika hari ini kita mencintai seorang gadis, dan ingin meminangnya hal pertama yang kita lakukan ialah, menanyakan padanya bersediakah dia mendampingi kita baik dalam keadaan senang ataupun melaratnya kita.
Tentu orang yang lagi dimabuk cinta akan menjawabnya, " saya mau". Nah, disinilah kita harus jeli dengan jawaban sigadis. Jangan-jangan baru setengah jalan rumah tangga pun bubar. Karena apa? Sejatinya perkawinan itu bukan karena takut tidur sendiri. Tapi penyatuan dua hati, keinginan dan ego menjadi tujuan bersama.
Tak salah mereka yang berkata, bahwa dalam perkawinan membutuhkan cinta. Sebab, cinta pondasi pertama. Ibarat bangunan, tak mungkin tegak berdirinya tiang, atap tanpa adanya pondasi permualaan.
Bagi saya, jika kawan saya beranggapan;
Jika tidur adalah bahagia sekaligus kenikmatan bagaimana disaat mengharuskan kita terjaga dan berteman dengan realita penderitaan.
"Dan bagaimana ketika keadaan mengharuskan kita untuk bangun, banyak hal yang mesti dilakukan. Mulai dari Mandi, makan, berangkat kerja, sampai patah hati. bukankah inilah cerita yang harus kita jalani disaat kita sudah terjaga".
Akhirnya saya mengambil sikap, apa yang dimaksud kawan ini benar apa adanya. Saat kita tidur, keinginan yang menggebu dari batiniah dapat disalurkan menjadi mimpi. Entah itu mimpi apa? Bermimpi bukanlah dosa, dan lupa juga bukan dosa.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by abirifqa from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.