Bukan Hanya Kita Manusia Yang Berhak Atas Dunia Ini. Terus, Siapa Lagi?

in #indonesia6 years ago (edited)

image
#source

"Dunia ini, milik kita manusia".

Ya, inilah sepenggal kata yang secara tak sengaja terbaca di sebuah tembok dekat pasar kecamatan. Mulanya, saya tak terlalu menghiraukan kata tersebut. Hanya menganggap, itu sepotong kata tidak penting, tidak bermakna dan tidak berguna. Yang ditempel seberangan oleh anak-anak. Aneh tapi nyata, entah kenapa jiwa penasaran saya terus saja bergelora dengan kata pendek tersebut.

dengan terus merenungkan, apa maksud kata ditembok itu?

Terbesit dalam hati saya; " Pantaslah sapi, ataupun kambing beserta Cs-nya tidak pernah kita jumpai dikantor kecamatan sedang mengurus sertifikat tanah, dirumah sakit sedang berobat gratis, disekolah sedang giat-giatnya belajar menghadapi UN, ataupun sedang menjalani hukuman nya seusai melahap tanaman hias tetangga dalam dinginnya jeruji besi.

Toh, dunia ini milik kita. Jadi segala fasilitas disini hanya untuk kalian, anak, dan istri saya tercinta. Singkatnya sapi sebagai hewan tidak punya kesempatan dan tidak berhak merasakan itu semua. Ini milik kita semua manusia, tentu saja ini benar!"

"Nah, kira-kira, apakah benar tujuan kata tersebut sedemikian?"

Saya rasa ini adalah jawaban yang paling mudah didunia untuk menjawabnya. Tidak seperti menjawab soal "Mampukah Real Madrid menaklukkan kembali Bayer Munchen Stadion Santiago Bernabeu, Selasa (1/5/2018) waktu setempat atau Rabu dini hari nanti WIB.

Saya katakan mudah menjawabnya begini; "Untuk menjawabnya, kita tidak mesti harus naik puncak gunung Salak untuk bertapa, membakar kemenyan dimalam buta dikuburan massal Lhoknga , apalagi harus mandi kembang dilautan lepas Ujong Blang, tidak usah harus demikian,

sebab apa?

pertama, jawaban salah kita pun tidak akan pernah kita lihat di bully dimedia sosial, Kita sama-sama tahu sapi dan kawan-kawan nya, jangan kata punya akun di salah satu media sosial. Gadget dan HP mereka tidak kenal. Untuk itu jangan gundah, KOMNASHAM pun tak akan ikut-ikutan soal beginian. Saya rasa, jika pun kita suruh memilih antara setumpuk ilalang dan Iphone, tentu saja dengan senang riangnya, para sapi dan kambing lebih memilih ilalang ketimbang Iphone, iakan?.

Kedua sampai saat ini, dunia belum gila rasanya sampai-sampai mengabarkan berita; "Unjuk rasa para kambing menuntut upah kerja minimum di Jerman berakhir ricuh, ataupun para sapi yang menolak digusur di Jakarta Barat melakukan perlawanan dengan melempari petugas dengan rumput susu, dan ilalang". Nah, bingung kan dengan jawaban kedua ini.

Baiklah saya jelaskan lagi, "Sapi adalah hewan, kita adalah manusia. Kita manusia makan untuk hidup, bukan makan untuk hidup. Sedangkan hewan kebalikannya. Nah, bertambah lagi bingung kayak nya ni?.

Atau mudahnya lagi begini; "Tuhan memberikan otak, baik pada manusia, ataupun pada sapi. Bedanya, tuhan hanya memberikan hak preogratif pada kita manusia. Artinya, dengan otak diberikan-Nya kita mampu berfikir, berbuat dan mengembangkan ide brilian untuk dipersembahkan kepada dunia ini. Sedangkan pada sapi itu tidak. Sapi itu hewan berotak juga, itu benar. Tapi tidak dianugerahi cara berfikir seperti kita. Itulah yang membedakan nya dengan para manusia.

Oh, jika begitu hewan ini tidak berguna dong, alias sia-sia? Kan gitu ujung-ujungnya.

Sekarang saya balik tanya, apa ada ciptaan tuhan itu yang sia-sia?

Tentu saja tidak bukan!, setiap apa yang diciptakan tuhan itu tak pernah sia-sia. Sayangnya kita saja yang tidak mengenal lebih dekat, atau mempelajari lebih dalam ciptaan-Nya, sehingga ber-statemen semacam itu. Contoh dekatnya gini: "Untuk apa tuhan menciptakan nyamuk? yang jelas-jelas sangat mengganggu dan biangnya penyakit!.

Dengan otak yang diberikan tuhan kita jadi berfikir, sampai akhirnya berdirilah pabrik obat nyamuk, pabrik membutuh kan karyawan. Inikan berarti gara-gara nyamuk yang diciptakan tuhan penggangguran jadi berkurang. jelaslah sudah kan? Kalau aku sih yes, tidak tahu dengan kalian.

Bukankah hubungan seperti ini, bisa juga disebut hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, karena hidup didunia ini sebenarnya kita juga membutuhkan mereka, walaupun kita tak pernah mengakuinya. Seperti kita membutuhkan kayu bakar untuk memasak.

Dengan demikian, saya rasa teranglah sudah masalah kita bersama kata-kata ditembok Kecamatan tadi. Dengan ini saya tegaskan, dunia bukan hanya milik kita para manusia. Hewan, bahkan tumbuhan juga berhak atasnya. Buktinya kehadiran mereka selalu kita yang manfaatkan hasilnya.

"Tit..tit...tit...bunyi klakson dari arah belakang, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan dirinya didinding sebuah toko. Tersentak saya pun sadar dari lamunan dan bergegas meluncur pulang, mandi, tak lupa gosok gigi dan mempersiapkan diri sehebat mungkin menyaksikan Real Madridku tercinta membantai Bayern Munchen sebentar lagi". Dan saya yakin Real Madrid pasti menang malam ini oiiii.

Sekian dan terimakasih
@musliwadi

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by abirifqa from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 63310.58
ETH 2680.23
USDT 1.00
SBD 2.58