Ada Lomba Menulis Novel, Siapa Mau Ikut?

in #indonesia7 years ago (edited)

Sayembara menulis novel ini diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Hadiahnya menggiurkan. Kesempatan baik bagi penulis novel untuk berkompetisi.

image
<Ilustrasi: internet

Saat sedang membaca-baca referensi di internet untuk keperluan kerjaan, saya menemukan informasi ini: Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2018. Ini salah satu lomba menulis novel yang bergengsi di Indonesia. Hadiahnya, sangat lumayan. Juara pertama akan mendapatkan Rp 20 juta, juara kedua Rp 15 juta dan juara ketiga RP 10 juta. Menarik kan?

Makanya ikutlah. Ini kesempatan bagi para penulis untuk berkompetisi secara sehat. Saya bilang begitu, karena saya terus mengamati kegiatan yang diadakan oleh DKJ setiap dua tahun sekali ini. Novel-novel pemenang, meskipun tidak best seller, menjadi karya yang teruji. Sebab, juri-jurinya bukan sembarang. Mereka terdiri dari sastrawan terkemuka dan akademisi sastra. Ken cilet-cilet, kata orang kampung saya di Aceh.

Soal bestseller alias laris memang "nasib". Sejumlah novel bagus, yang menang lomba atau meraih penghargaan, sering penjualannya tak menggembiraan. Sehingga kualitas tidak berbanding lurus dengan pasar. Pasar (buku) dan pembaca punya logikanya sendiri. Meskipun ada buku-buku how to bagaimana membuat buku best seller, itu tidak menjamin buku yang Anda ditulis akan best seller.

Justu terkadang buku yang diprediksi biasa saja bisa laris. Tapi buku yang diprediksi laris penjualannya kurang membahagiakan. Maka itu dalam kesempatan ini saya ingin mengatakan bahwa mengikuti lomba bukan untuk membuat novel Anda best seller atau laris, tapi menguji kemampuan Anda menciptakan novel dengan kualitas yang terukur dan teruji. Itu saja.

Lalu apa yang disebut novel bagus atau karya sastra bagus. Pengalaman saya menjadi "reader" (saya tidak ingin menyebut juri) pada beberapa ajang lomba dan penghargaan, para penilai selalu mencari kebaruan. Ini menjadi acuan awal. Kebaruan dalam tema, gagasan hingga pengungkapan. Semua menjadi satu kesatuan yang utuh.

image

Tema tentu saja persoalan yang dipilih. Gagasan adalah penajaman dari tema. Misalnya temanya tentang cinta. Nah, gagasan apalagi yang menarik ditulis tentang cinta? Nah inilah yang harus digali. Di situlah kerja kreatif seorang penulis atau kreator untuk menemukan hal-hal baru dalam tema yang sudah biasa. Kita harus menjelajah untuk menemukan kebaruan itu.

Contoh lain, tema tentang Aceh. Nah, sekarang sudah ada banyak novel tentang Aceh ditulis oleh sejumlah sastrawan Aceh seperti @arafatnur (salah satu novelnya, Lampuki, juga pernah menang Sayembara DKJ), @ayijufidar, Saiful Bahri @sisaifulbahri, Azhari, D Kemalawati, dan lain-lain. Gagasan apalagi yang baru, yang belum pernah ditulis orang?

Inilah yang harus ditemukan. Jika sama dengan karya yang pernah ditulis, artinya tidak ada kebaruan. Sebab inti kreativitas adalah menjelajah dan menemukan hal-hal baru. Tanpa hal baru, karya itu menjadi tidak menarik. Selain baru, tentu saja pengungkapan juga harus baru dan mendalam. Ini adalah cara kita menulis dan berkisah. Jika suatu hal ditulis secara sekilas, tidak mendalam, novel itu menjadi tidak menarik pula.

Baiklah, saya tidak akan memnahas panjang lebar bagaimana sebuah novel yang baik. Sebab, niat awal adalah menyajikan informasi tentang lomba, meyangkut persyaratan dan ketentuan bagi peserta lomba. Pertama, penulis harus mendownload formulir lomba di di [link ini] (http://bit.ly/formulirsayembaradkj2018). Jangn lupa, formulir itu dikirimkan kepada panitia bersamaan dengan naskah novel.

Tema novel yang dilombakan bebas, terserah Anda. Anda boleh pilih tema yang Anda anggap menarik dan mempunyai sudut pandang (gagasan) yang baru. Tulislah novel itu dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan bahasa gaul. Jika ada kata-kata dalam bahasa daerah, Anda harus memberi penjelasan sehingga mudah dimengerti pembaca umum

Persyaratan lain, naskah harus asli karya Anda sendiri, bukan menyadur dari karya lain, apalagi menjiplak -- tentu sangat haram. Anda boleh mengirim lebih dari dari satu naskah. Terpenting novel itu belum pernah dipublikasikan dan diterbitka. Sebab, ingat ini lomba naskah novel, bukan lomba buku novel yang sudah terbit. Jadi yang Anda kirim adalah naskah, bukan buku. Juga tidak boleh jika pernah menjadi cerita bersambung di koran, pernah dimuat di blog, dan seterusyya.

Panjang naskah antara 40.000-100.000 kata, yang diketik di halaman A4, spasi 1,5, huruf Times New Roman dengan ukuran 12. Satu lagi, lomba ini hanya ditujukan kepada warga negara Indonesia, sehingga ketika mengirim novel Anda harus melampirkan fotocopy kartu identitas (KTP/SIM, kartu pelajar, kartu mahasiswa -- salah satunya saja).

Ketentuan lain, penulis dilarang menulis namanya di naskah novel. Nama penulis bisa ditulisa dalam lembar terpisah. Mengapa? Sebab, naskah novel yang diserahkan kepada juri tanpa nama. Biasanya hanya diberi kode dengan nomor. Ini dimaksudkan agar juri biasa membaca dengan objektif, tidak terpengaruh dengan nama-nama, yang boleh jadi mereka kenal.

image
Ilustrasi: Pixabay.com

Sudah paham? Jika sudah jadi naskah novelnya bisa dikirim dalam empat rangkap (empat salinan) ke Panitia Sayembara Novel DKJ 2018, Dewan Kesenian Jakarta, Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta 10330. Batas akhir pengiriman naskah adalah 31 Juli 2018 (cap pos atau diantar langsung). Ada pun pemenang akan diumumkan pada November 2018. Info lebih terperinci coba masuk ke laman Dewan Kesenian Jakarta.

JAKARTA, 26 April 2018
MUSTAFA Ismail
@musismail

Sort:  

Informasi yang sangat menarik ini.....

ayo man, ikut.... masih ada kesempatan untuk nulis.

Informasi yang menggiurkan.. tapi sayang saya masih dalam tahap minat membaca novel saja, blm merambah ke minat tulis..

Salam kenal pak

biasanya menulis dimulai dari kegemaran membaca. Boleh jadi suatu saat bung akan menulis novel

Amiinnn bang, dan menulis akan terealisasikan jika mulai melatih menulis dr dini 😁

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.20
JST 0.038
BTC 94129.96
ETH 3496.79
USDT 1.00
SBD 3.78