Runtuhnya Langit | The Fall of Heaven (Bilingual)

in #indonesia7 years ago (edited)

Ibarat ombak di lautan, ombak yang satu pecah, ombak lainnya akan menyusul, begitu pula problem kehidupan, silih berganti tak pernah habis-habisnya, menimpa siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Semua kita pasti akan membenarkan jika semua manusia yang hidup di dunia ini pernah mengalami yang namanya masalah, lalu apa yang spesial pada diri kita sehingga seringkali merasa bahwa kita lah orang yang paling menderita di dunia? Jika memang setiap orang pernah mengalami kepayahan dalam hidupnya, lantas apa yang membedakan antara setiap individu yang mengalaminya? Yang membedakan setiap orang ketika dihadapkan dengan sebuah masalah salah satunya ialah: Cara pandang seseorag terhadap masalah, cara tersebut menentukan bagaimana cara ia menghadapinya;

DC07862.jpg

Alkisah, ada seorang pemuda yang sedang mengalami masalah besar dalam hidupnya, siang dan malam ia menghabiskan waktu hanya untuk menangis meratapi nasibnya. Terkadang, mulai terlintas dibenaknya untuk segera mengakhiri bidup dengan cara bunuh diri, namun niat itu masih dapat ia bendung mengingat ia harus merawat ibunya yang sudah tua renta, namun ironisnya ia masih belum dapat melupakan masalah yang menghantui hidupnya, betapa hancurnya hati sang pemuda tatkala gadis yang paling dicintainya berselingkuh dengan pria lain.

Kondisi demikian terus berlanjut sampai suatu ketika ia baru teringat bahwa dihutan tak jauh dari rumahnya, ada seorang kakek yang dikenal sangat bijaksana yang bisa dimintai pendapat terhadap benturan psikologis yang dialaminya, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Abu Sufi, kemudian pemuda itu bergegas mendatanginya untuk meminta petuah;

Pemuda: Abu Sufi, aku mengalami masalah yang tidak sanggup lagi ku hadapi, ingin rasanya segera mengakhiri hidup ini, untuk apa hidup kalau hanya untuk menanggung beban yang cukup berat, aku tak terima ketika kudapatkan satu-satunya wanita yang paling kucintai berselingkuh.

Tanpa menanggapi apa yang dikeluhkan, Abu Sufi menoleh ke arah dapur seraya berucap; “ambilkan segenggam garam di dapur dan ikutlah saya ke sungai yang berada dibelakang rumah.”

Tanpa membantah, si Pemuda mengikuti apa yang diperintahkan, ia mengambil segenggam garam lalu mengikutinya ke sungai. Sesampainya di sungai, Abu Sufi mengambil garam serta menghempaskannya ke sungai. Lalu diambilnya kayu seraya diaduknya aliran sungai.

Abu Sufi kemudian menyuruhnya untuk meminum sedikit air sungai, dan Si pemuda pun segera meminumnya dengan penuh tanya apa maksud dari semua itu.

DOC2698.jpg

Abu Sufi: bagaimana rasanya?

Pemuda: Tawar rasanya Abu!

Abu Sufi kemudian mengajak si Pemuda kembali kerumahnya, sesampai dirumah, Abu Sufi menyuruh si Pemuda untuk mengambil lagi segengam garam, lalu dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air putih, terus diaduk dan kemudian meminta si Pemuda untuk meminumnya kembali.

Selesai diminum Abu Sufi melanjutkan pertanyaan: bagaimana rasanya air yang kau minum barusan?

Pemuda : Rasanya sangat asin, apakah air asin ini yang menjadi obat untukku ya Abu..!!

Abu Sufi : iya, itu obat bagimu, tapi kenapa kau bilang air yang kau minum itu asin rasanya, sementara disungai tadi kita juga memasukkan segenggam garam dalam kedalam air, namun disana rasanya tawar?

Pemuda: Disana sungainya cukup luas, mana mungkin bisa mengubah rasa dengan hanya segenggam garam, sementara ini tempatnya kecil, tentu dengan segenggam garam membuatnya sangat asin.

Abu Sufi : Kau tergolong sangat cerdas dalam hal menilai sesuatu, tapi sayangnya engkau tak mampu menilai dirimu sendiri. Padahal engkau tau, jika wadah sangatlah mempengaruhi isi, bukan sungai yang terlalu besar tapi garamnya yang terlampau sedikit, bukan gelasnya yang terlalu kecil tapi garamnya yang terlampau banyak, sesungguhnya tidak ada kegelapan dalam hidup, yang ada ialah ketiadaan cahaya. Masalah yang kau hadapi seakan terasa besar, padahal bukan masalahnya yang besar, tapi pikiran dan jiwamu lah yang terlampau sempit.

Bukankah Tuhan telah menjanjikan, bahwa manusia tidak akan diberikan cobaan melebihi atau melampaui batas kemampuan Hamba-Nya.

Pemuda tersebut terperangah mendengar nasehat yang disampaikan Abu Sufi, ia seakan terbangun dari tidur yang panjang.

Abu Sufi melanjutkan; Banyak hal yang tidak kita sadari bahwa kepahitan hidup sesungguhnya adalah nikmat, hanya saja pahitnya hidup adalah nikmat yang tidak enak rasanya bagi orang-orang yang tidak ikhlas menerimanya. Namun kelak engkau akan menyadari dan mensyukuri sesuatu yang engkau keluhkan hari ini. Seharusnya engkau bersyukur karena Tuhan telah menunjukkan siapa sebenarnya gadis yang engkau cintai itu, untuk apa menyiksa diri buat orang yang tidak pantas engkau cintai.

Sekarang pulanglah!

Dan satu hal yang perlu engkau camkan, jangan pernah mengaku dewasa, jika engkau belum pernah merasakan runtuhnya langit gara-gara kecewa.

Semoga bermanfaat..

#English

Like the waves in the ocean, the waves break one, the other waves will follow, as well as life problems, alternating endless, overwrite anyone, anytime and anywhere.

All of us would surely justify if all the people who live in this world have experienced the name of the problem, then what is special about us that often feel that we are the most suffering people in the world? If indeed every person has experienced the exhaustion of his life, then what is the difference between each individual who experienced it? What distinguishes everyone when faced with a problem is one of them: The worldview of the problem, the way it determines how he or she faces it;

DC07861.jpg

Once, there was a young man who was having major problems in his life, day and night he spent only to cry lamenting his fate. Sometimes, it began to occur in his mind to immediately end the life by suicide, but that intention can still be damned considering he had to take care of his elderly mother, but ironically he still can not forget the problem that haunts his life, how the heart of the young man's heart the most beloved of having an affair with another man.

The condition continued until one day he remembered that in the woods not far from his house, there was a very wise known grandfather who could be consulted for the psychological clashes he had experienced, people called him Abu Sufi, then the young man rushed to him to ask advice;

Youth: Abu Sufi, I'm having a problem that I can not face anymore, wanting to feel like I'm going to end this life, for what's life if only to bear a heavy burden, I do not accept when I get the only woman I love the most.

Without responding to what was complained, Abu Sufi turned to the kitchen saying; "Grab a handful of salt in the kitchen and follow me to the river behind the house."

Without arguing, the Young man followed what he commanded, he took a handful of salt and followed it to the river. Arriving at the river, Abu Sufi took salt and threw it into the river. Then he took the wood as he stirred the river.

Abu Sufi then told him to drink a little water of the river, and the young man immediately drank it with a wondering what the purpose of all that.

Abu Sufi: how does it feel?

Youth: Felt like Abu!

Abu Sufi then invited the young man back to his house, when he got home, Abu Sufi told the young man to take another handful of salt, then put in a glass of water, stirred and then asked the young man to drink it back.

Finish drunk Abu Sufi continue the question: what's it like the water you just drank?

Youth: It tastes so salty, is this salt water the medicine for me ya Abu .. !!

Abu Sufi: yes, it is a medicine for you, but why do you say the water you drink is salty, while in the river we also put a handful of salt into the water, but there tastes tasteless?

Youth: There's a fairly wide river, which might change the taste with just a handful of salt, while it's small, with a handful of salt making it very salty.

Abu Sufi: You are very intelligent in judging things, but unfortunately you can not judge yourself. Though you know, if the container is affecting the content, not the river that is too big but the salt is too little, not too small glass but too much salt, in fact there is no darkness in life, there is no light. The problem you face seems to be great, but it's not a big deal, but your mind and soul are too narrow.

Had not God promised, that man would not be given a trial beyond or beyond the limits of his servant's ability.

The young man was astonished at the advice that Abu Sufi had given him, as if he woke from a long sleep.

Abu Sufi continued; Many things we do not realize that the bitterness of life is actually a blessing, it's just bitter life is a pleasure that is not good for people who do not sincerely accept it. But someday you will realize and be grateful for something that you complain today. You should be grateful because God has shown who exactly the girl you love is, why torture yourself for someone you do not deserve.

Now go home!

Sort:  

Postingan yang sangat tersugesti bagi saya. Semoga menjadi motivasi awal dalam menjalani banyaknya godaan. Semoga

Teurimong geunaseh ateuh masukan dan motivasinya ateuh @andifirdhaus

Pelajaran yang sangat bagus untuk di jadikan motivasi dalam kehidupan.

semoga bermamfaat aduen @fadhlifernanda

Postingan yang sangat bagus BG @munawar87

Yang mulia, kalheuh neu woe di pare pare ya. Hehe

neutubat lokasi rupari hihih

Postingan nya bagus bang, lanjutkan

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 57941.45
ETH 2579.63
USDT 1.00
SBD 2.39