Kurator dan Para Penjilat

in #indonesia7 years ago

Pernahkah anda baca disalah satu "media cetak" yang memuat sebuah berita berjudul "Rhoma Irama Di Serang"?. Melihat judulnya, sontak membuat para pembaca kaget. Betapa tidak, sang idolanya yang dipuja-puja tiba-tiba diserang. Tentu hal tersebut membuat miris para penggemar. Padahal ketika mereka membacanya sampai habis, barulah mereka lega, ternyata yang dimaksud disana, Rhoma Irama lagi konser di Serang Banten.

Bukan tanpa alasan media memuat judul seperti itu, karena pembaca kita rata-rata suka berita yang sifatnya bombastis, rumor dan bahkan hoak. Maklum saja, industri media pemberitaan dengan terpaksa harus mengikuti selera pasar agar korannya laris dan dibaca.

73cbdeb6-d1c4-45f8-8ed8-ad9f2b5721cb.jpg

Membaca judulnya saja, lalu mengasumsikan sendiri isi dari sebuah tulisan, acapkali membuat seseorang keliru dalam memaknai, yang pada akhirnya salah kaprah dalam menyebarkan informasi. Begitu juga jika anda hanya membaca judulnya saja pada postingan ini, saya khawatir akan terjadi hal sama seperti kejadian di atas.

Beberapa hari terakhir, isu tentang jilad-menjilat semakin mengemuka, baik di postingan, komentar, maupun diskusi di warung kopi. Ini semakin meresahkan dan mematahkan semangat Steemian. Keresahan itu diungkapkan oleh teman-teman lewat postingan yang isinya meminta klarifikasi terhadap isu ini, diantaranya seperti diutarakan teman kita @ridwant:

c2105665-6779-4585-a5ba-577ee066f228.jpge356f8d7-2799-400d-90b2-f12851f67564.jpg

Dalam hal ini saya tidak bertugas mengklarifikasi salah atau benar dari isu tersebut, sebab saya tidak punya kapasitas dalam hal itu. Pada prinsipnya, kita harus menjunjungi tinggi hak dan kebesasan sesorang dalam berpendapat. Hak bebas disini, tidak berarti bisa melampau hak orang yang juga harus dihormati dan dihargai. Oleh karenanya, saya ingin memberikan pendapat atas apa yang saya ketahui menyangkut hal tersebut berdasarkan perspektif saya sendiri, dan selebihnya saya kembalikan kepada teman-teman untuk menilai.

Penjilat dan Patriot

Saya masih bertanya-tanya, atas dasar apa kita bisa mengklaim orang lain penjilat?
Apa karena sering duduk mendekati dan berdiskusi dengan kurator? Apa karena sering memuji-muji dan menyanjung-nyanjung kurator?

Kalau begitu ukurannya, maka yang membatasi diri, menjauhi kurator, serta yang membenci dan menghina kurator, pantas di sebut Patriot

Kalau bukan begitu, lantas apa juga?

Salahkah mereka yang datang bertanya? salahkah mereka yang mendekatkan diri dengan orang yang punya kapasitas melebihi diri mereka? Salahkan ia menyanjung orang yang mengajari dan menunjukinya jalan menuju kesuksesan?Kalau memang itu salah, tolong beritahu saya alasan konkrit, yang mudah di terima secara akal sehat!

541baa90-5a70-44fe-955c-c5717e60bb45.jpg

Digeutanyoe kadang cit raya umboeng droe teuh, meubacut hanjeut sagai rayoek gob. Dum pungo han tabi meunang gob, apalagi hayue, pungo jih pungo kee lom. Sifeut ureung geutanyoe cit kajeut keupeukateun, asai gob ka lubeh, laju tapeusetara dreoeteuh. Pat yang kahayue that jih, jameun sajan kee deuk-deuk troe, ino baro hanyue jih. Cuma peurlee kujak peutoe jih, nyoe koen muka meuraheung. (Tidak saya artikan lagi ke dalam bahasa Indonesia, anggap saja ini kearifan lokal)hehe

Saya tidak sependapat jika hal demikian kita sebut penjilat, terlalu berlebihan dan tidak etis. Bagaiman kalau kita menyebutnya, seni mengambil hati. Caranya bisa berbagai macam, ada dengan cara seperti yang kita sebut diatas, mengomentari postingan orang lain, *upvote, resteem, yang kesemuanya itu punya harapan agar mendapatkan hal yang sama dari orang yang kita beri. Lalu kenapa hal ini tidak kita sebut menjilat jika motivnya juga sama.

Oya, kalau anda tidak ingin dicap penjilat, maka jangan dekati dan jangan pula bertanya kepada siapapun, jangan pernah memberi komentar pada postingan apapun, jangan upvote maupun resteem, cukup buat konten bagus, lalu posting kemudian tutup perangkat internet anda. selesai.. Begitukah mestinya?

tanyoeng yum bada, bek bak ureung mukat beusoe.

Jangan Sembarangan Mengajak Orang Bergabung Di Steemit

Berhatilah-hati dalam mengajak orang untuk bergabung di Steemit, jika harapan utama yang anda tawarkan ke mereka adalah fulus, ini akan menjadi bumerang bagi diri anda sendiri.

Perlu digaris bawahi, ajakan untuk berkarya harus lebih dikedepankan, ketimbang memberi iming-iming mendapatkan riward karena diupvote. Tahu kenapa? karena jika anda menyakinkan seseorang mendaftarkan akun Steemit dengan cara memberi harapan dollar, maka suatu hari nanti anda akan kerepotan menghadapi tagihan realisasi harapan yang tak kunjung terpenuhi.

Kalkulasikan saja, jika anda mengajak lima puluh orang, maka nantinya anda harus mewajibkan diri mengupvote lima puluh postingan setiap hari nya. Apa mungkin? Jikalau tidak, maka anda harus siap-siap menanggung cemo'ohan akibat membuat mereka kecewa.

Tolong jangan kecewakan mereka, karena hal yang sama kini mulai dialami oleh beberapa orang senior kita.

Pernah suatu ketika, pada saat sedang ngopi bersama di warung langganan tempat biasa kami berdikusi, saya bersama @rezaacoi, @riodejaksiuroe dan teman-teman yang lain, membahas tentang bagaimana caranya mendapatkan upvote. @riodejaksiuroe dengan tekun memberi nasehat dan motivasi yang tertuju kepada saya. Singkat cerita, @riodejaksiuroe menganjurkan saya untuk menulis sebaik mungkin agar orang mau mengupvote postingan kita. Spontan saja saya menjawab, haiii rio... meunyo keu motivasi kasep bak droe kuh, malah ka lubeh dan jeut kubi keu gob lom. Nyoe nah, yang kurueng kon motivasi, tapi upvote, vote lee sigo, bah di 'ek motivasi!.

Disaat melontarkan jawaban kepada @riodejaksiuroe, saya merasa diri sudah sangat benar, karena logika yang saya pakai waktu itu atas dasar kejujuran yang lagee nyan crah meunan bukah (apa adanya), tidak naif dan tidak munafik. Akan tetapi, belakangan baru saya sadari bahwa, perkataan demikian bisa saja membuat teman saya tersingung. Perkataan tak hanya menyangkut isi, namun juga cara kita dalam menyampaikan.

Menggugat kesadaran diri; Hal ini bukan menyangkut soal keteduhan dalam berfikir. Namun, ini menyangkut tentang sebuah realitas untuk berkata jujur, bukan naif dan tidak munafik. Tunggu dulu, ini juga bukan menyangkut tentang kebrutalan dalam berfikir, dan juga bukan menyangkut tentang kejujuran anda mengedepankan nafsu, hingga elergi pada nasehat baik orang lain.

Tulisan Yang Tak Dihargai

Pernahkah anda mendengar sebuah kalimat; "Tidak ada penilai yang objektif di dunia ini, yang ada hanyalah penilai subjektif". Bagaimana sebuah tulisan dikatakan bagus? ini sangat relatif, menarik bagi saya, belum tentu menarik bagi orang lain, dan begitu pula sebaliknya.

Saya pernah mendapati seorang teman yang baru bergabung di Steemit, apoeh apah (bersusah payah) dalam menulis, bergadang siang malam hanya untuk menghasilkan satu postingan. Karena terbilang masih baru dalam literasi, dapat dipastikan betapa amburadurnya tulisan yang dihasilkan. Lalu dengan serta merta datang seseorang yang merasa dirinya senior memvonis; kayak gini tulisan kamu mana ada orang yang vote, nampak kali kamu kurang membaca". Bisa dibayangkan tidak, bagaimana perasaan teman kita tadi, ujungnya-ujungnya ia berhenti menulis.

Sceenshots postingan @arafatnur:

df60deb2-015e-40c7-95c8-a77c8f75e7f3.jpg

Kasus lain, ada kawan, jika dalam hal literasi dia terbilang paling ahli diantara kami, pengunaan titik koma, di, ke, miring lurus, huruf besar kecil, semua dikuasainya. Karena merasa dirinya dirinya paling mampu, dia hanya menikmati apreasiasi dari orang lain, memantau-mantau jumlah upvote di https://steemnow.com/@penguinpablo dan membalas-balas terima kasih, terima kasih dan terima kasih atas pujian kepada dirinya. Dalam benaknnya, ia hadir untuk memberi manfa'at ilmu kepada orang lain, dan wajar saja orang-orang menyanjungnya. Lama kelamaan, orang-orang mulai bosan hadir postingannya. (ini hanya perumpamaan, tidak bermaksud menyindir siapapun)

Setiap orang ingin dari dihargai sama seperti diri ini butuh dihargai orang, Kita semua punya hak, dan berpeluang menghargai setiap postingan, meskipun kadar nilainya yang berbeda-beda dan sangat tengantung dari steempower yang kita punya.

Konten yang Bagus

Siapa yang berhak menentukan sebuah konten itu dikatakan bagus, apakah @blocktrades @curie, @donkeypong, @sndbox, @hr1, @aiqabrago, @levycore, @jodipamungkas @richmanrahman, @abduhawab, @dokter.purnama @mariskalubis @ayijufridar @bahagia-arbi @razack-pulo, siapa? atau anda sendiri? Jika ingin di hargai @good-karma, pakek aplikasi @esteem, ingin dihargai @busy.org, pakek aplikasi busy.org, begitu pula dengan @dlive, @utopia.io dan seterusnya. Semua berjalan pada porosnya dan mempunyai hak preogatif masing-masing untuk melakukan upvote, dan juga sah-sah saja jika mereka melakukan upvote kepada siapa yang mereka senangi.

Saya sepakat dengan saran teman kita: Screenshots postingan @pojan:

b9fffa90-b5f0-4730-87f0-c259b405a882.jpg724a3715-7139-4127-ac21-a4d859ad5800.jpg

Kecuali jika anda melakukan sogokan dengan mengirimkan sejumlah SBD/Steem ke pihak-pihak tertentu karena tawaran pasti diupvote, anda berhak memprotes atau menuntut ke yang bersangkutan. Atau barangkali anda ingin ikut sebuah kontes, sudah barang pasti tulisan anda akan diperhitungkan baik buruknya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh si pembuat kontes

Saya pernah diupvote @good-karma itu karena saya menjilatnya lewat memakai aplikasi dan tag esteem, saya juga pernah di upvote @busy.org itu karena menjilatnya lewat memakai aplikasi busy.org dan membubuhkan tag busy. Tapi bukan berarti semua konten di upvote hanya karena saya mengikuti anjuran mereka. Kemudian ada juga yang sama sekali tidak saya kenal namanya, tanpa disangka mereka juga ikut melakukan upvote.

Kurator

Di postingan sebelumnya, saya pernah menyinggung, "pada kondisi tanpa kritik, seseorang bisa menjadi tiran dalam memenopoli kebenaran". Saya yakin seorang kurator juga tidak anti kritik, oleh karena itu, saya juga ingin menyampaikan beberapa masukan yang kiranya bisa ditela'ah lebih lanjut.

Beberapa kesempatan saya ketemu langsung dengan kurator, baik di"meet-up"maupun secara kebetulan berpaspasan, sejauh ini masih sampai pada sebuah penilaian, seorang kurator masih sangat terbuka untuk diajak diskusi dengan siapapun, dan menjawab apapun yang kita tanyai tanpa terkesan membedakan antara yang akrap maupun tidak. Atinya semua orang berkesempatan bisa lebih akrap dengan yang namanya kurator.

Keterbukaan seorang kurator untuk berhubungan dengan siapapun itu, patut di apresiasi, walau di satu sisi memang positif, namun disisi lain, akan sangat rentan disusupi oleh orang-orang pembawa kebenciaan dan fitnah. Disampaikannya keburukan orang lain, agar dirinya mendapatkan rasa simpatik dari sang kurator. Ini perlu diwaspadai, benih-benih keratakan dalam komunitas akan muncul jika hal ini tidak disikapi secara bijak.

Bukankah kebijakan seorang pemimpin itu sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekelilingnya? Tunggulah kehancuran seorang raja, apabila menerima informasi yang salah dari para dayang-dayangnya. Nah, pembawa fitnah inilah seharusnya layak dicap sebagai penjilat.

Ureung aceh baro meusaboh dengan na musoh bersama, meunyo hana musoe laen, nyan sabe keudroe-droe geuh geumeuyeuh dan geumeuparikah. Masalah jih sabe gara-gara hana sabe weuk tumpok. Cara, beurangkaban geutem.

Untuk itu, yang layak dimusuhi bersama adalah, orang-orang yang membawa fitnah dan yang menjadi penyebab munculnya perpecahan.

Kita selalu berkoar, beda pendapat itu rahmat, tapi selalu saja mau sama. Mari kita berdiskusi dengan baik!

Saya membuka diri untuk berdiskusi lebih lanjut, dengan tidak bertujuan menyudutkan teman-teman yang berbeda pendapat +pendapatan, ataupun ingin mendulang rasa suka dari sang kurator. Namun, inisiatif disini berangkat dari sebuah semangat untuk menjaga kekompokan dan meminimalisir keratakan di antara sesama komunitas yang kita cintai bersama.

Untuk itu, saya menyarankan pendekatan yang lebih holistik terhadap keberagaman, yang meskipun tidak menyenangkan pada awalnya, namun dengan harapan, dapat terbantu untuk menarik kita keluar dari konsep dualitas.


Sungguh Indah, ketika kita dipertemukan dan dipersatukan dalam komunitas yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Marilah saling bahu-membahu membantu menuju kesuksesan bersama, *peu saban lupoe*- *lam baten sama rata, ta gayoeh beusama.. hayooeehhhh*

Created By: @munawar87
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

MYXJ_20180307174115_save.jpg

Salam Kompak Komunitas Steemit Indonesia


IMG-20180320-WA0006.jpg

Semoga Tali Silaturrahmi Ini Terajut Menjadi Sebuah Ikatan Persaudaraan Yang Saling Memberdayakan

IMG_20180313_075953.jpg

Sort:  

Rhui bulee wate tabaca. Memang luar biasa motivasinya

Hahahaha nyan pasti cuma geubaca selayang pandang.

bereh that judul hahahahahhahah

Setidaknya kalheuh baca judul..hehe

Penjelasan yang bagus @munawar87 jika mengajak seseorang ke steemit dengan imbalan dollar maka ia akan patah semangat di tengah jalan. Apalagi steemit ini platform yang didirikan @nest baru dihitung 2 tahun ini. Ibarat disini membangun jaringan dan kekuatan steem power tp dikuatirkan di masa depan jadi lahan mencari uang jalan pintas tanpa mengindahkan faedah steemit untuk memberikan kontent berkualitas, bahkan mungkin bisa mengelabui @cheetah demi sbd.

Terimakasih kang @ferry atas penambahannya. Penjelasan cerdas yang mencerahkan. salam kompak.

Sebuah pembelajaran ttg refleksi dan introspeksi diri.

Semoga saja bermanfaat untuk diri dan kita semua.

Postingan orator bang @munawar87

Ini bagus untuk kemajuan steemit dan komunitas, saya pikir sangat mengena. Mantap aduen.

Hahaha.. asai katroeh dreoenuh cit kasemangat teuh.

Get that ka neupeuget saboh tulisan, jdi ka mencerahkan ban gandum warga Steemit😁

Na yang golom i baca ka ilake voteback..akun akun set pih yang meuraheung...ci kalen

hehe.. nyan keuh maka laen ureung laen cara. Kiban tapuegoet teuma, mungken hana peugah siat.

Lebih enak jilat es krim bang.. hahaha..

Semuanya ada di sini :

https://steem.io/SteemWhitePaper.pdf

https://steem.io/steem-bluepaper.pdf

Bagi yang mau baca dan memahami mungkin jawabannya dapat disana. Yang penting terus berkarya apapun passion yang dimiliki. :)

Kok ga ikut ke banda kemarin sama bg Reza, Akbar n Rio, Bang ?

Hahahaha. Rupari mangat nyoh... Ka lon woe takengon bang @kemal13. Ooh droeneuh baroe nyoh

Hahaha, lon pike na di pidie hahah

Watee awak nyoe keuneuk berangkat u banda, memang mantong na geutanyoe di Sigli. Cuma awak nyoe arah u barat ulon balap arah u timu..hehe

Ohh haha patot hanjeut jak u Banda haha

@munawar87 panyang that lago artikel nyan. I'm newbie, reading the article is like " kalon lam plok daweut" hana meuphom. But I will read it again dan lontuan akan kerahkan seluruh kekuatan fikiran untuk memahaminya. Meanwhile I will say like this, "wow, very good article, great... "

Hahaha meujampu lhee boh bahasa haaahhh... Lon pun sep mumang kubaca komentar dreoenuh..hihi

Nyan keuh, gara-gara lon baca tulesan dron ka mumang lon. Kakeuh meunan, nyo leuh insya payah jak mita kupi...

Hahahahahaha sikhan mantong aduen beh

Post nya bagus ya...

Disarankan untuk menghindari komentar demikan, tanpa membaca isi dari setiap postingan. Demikian saudaraku @mahdisaputra94

Di tunggu apvote n follow nya ya...
Kawan kawan steemit semua

Di follow saja, yang lain akan membalasnya.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.18
JST 0.032
BTC 87062.66
ETH 3289.09
USDT 1.00
SBD 2.95