Dialektika "Hina Dan Mulia"

Banyak yang berujar; "Lelaki yang menghina wanita sama saja seperti menghina ibunya sendiri"

Apa kalimat tersebut tidak keliru? Apa bisa satu wanita yang dihina bisa menjadi representatifnya wanita lain, mengeneralisir dan bahkan menyamakan dengan ibu kita sendiri?

sumber
Saya tidak pernah melihat wanita yang berpakaian sopan lagi berakhlak mulia sembarangan dihina, kecuali wanita muslim yang tinggal di negeri yang beda keyakinan, itu memungkinkan disana diolok-olok karena mareka tidak paham ataupun tidak senang terhadap apa telah yang di syar'i kan kepada wanita muslim.

Disini saya dapati, wanita dengan prilaku hinalah yang sering dihina dan dilecehkan. Sungguh, tidak layak disamai dengan ibu kita yang mulia.

Merasa kecewa, seorang wanita bisa saja marah kepada seorang laki-laki yang menurutnya brengsek, apa bisa wanita itu berkata bahwa semua lelaki itu brengsek?

Saya yakin ayahnya dirumah orang yang sangat mulia, tentu ia tidak mau jika disamakan dengan laki-laki brengsek.

Ironisnya, sebagian wanita saat mengalami kecewa biasanya dia akan berprinsip: semua laki-laki itu sama, alias semua brengsek.

Buka mata dan bukalah hati, lihatlah diluar sana masih banyak laki-laki yang tulus pada pasangannya. Laki-laki yang sudah dicap brengsek sekalipun, bisa jadi dia sangat baik untuk orang lain; untuk keluarganya, saudari-saudarinya, dan orang-orang yang dikasihinya. Berarti dia juga termasuk laki-laki baik, hanya saja dia tidak baik untukmu.

Islam memuliakanmu wahai saudariku. Laki-laki mulia, tau seberapa mulianya dirimu, dan pasti akan memperlakukanmu dengan sebaik-baiknya perlakuan.

sumber

Tak perlu tuntut perhatian, tuntut ingin dimengerti, tuntut emansipasi, tuntut gender, tuntut ini dan tuntut itu. Tapi, tuntut ilmu agama, karena disana diajarkan bagaimana hak dan kewajiban seorang wanita maupun laki-laki, dengan begitu kita akan tau bagaimana cara memuliakan dan dimuliakan.