Bacalah! Agar Engkau Menjadi “Raja”

in #indonesia6 years ago (edited)

Kita akan bersepakat bahwa setiap individu punya perbedaan pola pikir, begitu pula dengan kolektifitas pemikiran antar daerah, masing-masing juga punya alur pikir khasnya tersendiri, dan konon lagi dengan antar bangsa-bangsa, tentu kita akan mendapati perbedaan yang cukup signifikan.

Jika memang demikian, lantas bagaimana cara untuk mengetahui perbedaan tersebut? Caranya cukup gampang, hanya dengan “membaca”.

Dengan keterbatasan anda karena tidak sanggup berkunjung ke Eropa, tentu anda memiliki keinginan untuk mengetahui pola pikirnya bangsa Eropa bukan? Jika berkeinginan, maka caranya adalah dengan membaca buku-buku yang yang ditulis oleh mereka, begitu pula jika anda ingin mengetahui pemikiran bangsa-bangsa lainnya, solusinya juga dengan membaca.

Alur pemikiran yang ditulis, sangat dipengaruhi oleh lingkungan penulis itu sendiri.

Dilakukannya penelitian, perenungan yang mendalam, dan perjalanan hidup, para penulis sampai menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun untuk menghasilkan sebuah buku. Logiskah kita berasalan tak memiliki waktu untuk membaca? Padahal kita hanya perlu menyisihkan waktu beberapa jam saja untuk menyelesaikan bacaan satu buku.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 yang di sana sangat jelas diterangkan tentang bagaimana Allah memerintahkan manusia untuk membaca. Iqra’ (bacalah) denqan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan Tuhanmu lah yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

DC023101.jpg

Sumber foto : https://twitter.com/RizPrima/status/701316999293440000/photo/1

"Kualitasmu ditentukan oleh seberapa banyak buku yang engkau baca" (taman di Jepang : cara pemerintah Jepang mengedukasi masyarakatnya)

Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang gemar membaca

Jika anda ingin mengetahui negara mana yang masyarakatnya paling gemar membaca, sudah tentu kita akan menolehnya ke Jepang. Menurut data, rata-rata pembaca koran di Jepang adalah 1:2 sampai 1:3, artinya tiap dua atau tiga penduduk Jepang satu diantaranya membaca koran. (Ben S Galus,2011).

Kegemaran membaca orang Jepang bisa didapati dengan melihat apa yang sering mereka lakukan di kereta api, ruang tunggu, taman, bahkan di jalanan, tidak jarang kita akan melihat orang yang lagi asyik membaca entah itu koran, majalah atau buku tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Ya, itulah kelebihan orang Jepang yang menjadikan membaca sebagai budaya.

Kegemaran membaca ini menjadi salah satu kunci sukses orang Jepang.

Dengan membaca engkau menjadi Raja

Suatu ketika secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman yang jika disinggung soal Pemerintah ia akan langsung berbicara dengan nada emosi karena merasa tidak puas terhadap kinerja pemerintah. Menurutnya, Pemerintah sama sekali tidak berpihak kepada masyarakat perdalaman, tak ayal ternyata ketidakpuasan itu dipicu oleh kondisi jalan didepan rumahnya yang tak kunjung diperbaiki.

Pertemuan kali ini ia sedikit terlihat berbeda usai membaca sebuah berita di media cetak terbitan lokal. Ia mengungkap bahwa sangat lega karena sudah mendapat kepastian informasi bahwa jalan yang melintasi rumahnya akan segera dibangun, di media itu di sebutkan bahwa dalam dua hari kedepan akan segera dilakukan pengaspalan jalan dengan ketebalan 25 cm, luas 4 m dan panjang 6 km.

Lima hari kemudian, kami bertemu kembali ditempat yang sama, dia mengatakan bahwa baru saja memarahi kontraktor pemenang tender jalan aspal yang akan dibangun didepan rumahnya. Ia kesal karena ketebalan jalan dibangun tidak sesuai dengan informasi yang telah dibaca dua hari yang lalu. Saat ia memarahi kontraktor, berulang-ulang si kontraktor itu memelas meminta maaf kepadanya karena merasa takut perihal itu dilaporkan ke pihak berwenang.

Sambil menepuk bahunya saya berkata; engkau hari ini jadi “Raja” berkat informasi yang engkau baca.

DCO87613.jpg

Mark Twain, seorang novelis kenamaan asal Amerika Serikat mengatakan “The man who does not read good books has no advantage over the man who cannot read them”. Yang artinya; Dengan membaca buku yang bermutu dan berkualitas, maka seseorang akan lebih ungul dibandingkan dengan orang yang tidak membaca.

Maka jelaslah, dengan membaca seseorang akan bertambah ilmu pengetahuannya, semakin terbuka wawasannya juga semakin luas pula pandangannya.

Dan pada akhirnya, dengan membaca anda dapat berkeliling dunia walau hanya menetap disebalik tembok kamar anda.

Sort:  

RizPrima Ignatius Rizky ! tweeted @ 21 Feb 2016 - 08:06 UTC

Patung jepang ini keren, "bobot hidupmu ditentukan dari berapa banyak buku yang kamu baca" https://t.co/tctdEZ4ls1

Disclaimer: I am just a bot trying to be helpful.

Wih keren, pecinta buku juga ya.. mantap bang

Loen lebeh galak nonton n rawi film bang

Sesuai selera..hehe

upvote back dan follow back bang trimakasih

Siap.. Segera dilaksanakan saudaraku @abdankautsar.

Saya pernah mendengar: untuk bisa menulis sebuah novel, seseorang harus menamatkan bacaan minimal 200 novel.

Dari mana patokan itu muncul

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 67315.02
ETH 3517.59
USDT 1.00
SBD 3.09