Kumpulan Sajak

Telah lama sepi menyetubuhi,
sejak cintamu tak bisa lagi kucumbui.
Kau rindu yang ingin kukecup cepatlah kembali,
kau jamah lagi hati ini.

---

Hujan dan harum tanah yang membaui kenangan,
terhirup bersama aroma pedar kepiluan.
Memapah kembali ingatan yang pernah kau peluk dengan busuknya janji dan harapan,
bukan dekapan cinta yang dulu sempat kau gairahkan.

---

Saat kau telah temukan bahu ternyaman untuk kau jadikan sandaran kepalamu,
saat instagrammu mulai dipenuhi swafoto unyu kau dengannya berdeskripsi "I Love You".
Aku masih sendiri menikmati hujan dalam dekapan sendu,
bersama hati yang resah diguyur rindu.

---

Sore ini rindu merekah,
bersama hati yang telah lama patah.
Kau tahu aku telah lelah bersandar pada doa-doa yang tabah,
namun tetap kau anggap cintaku hanya remah-remah.

---

Beralaskan dosa yang tak bertepi,
kau mengaku cinta lalu kemudian pergi.
Bahkan sebelum jalan kenangan kita tapaki,
sebelum senja sempat kita nikmati.

---

Kau seharusnya tahu hati ini ringkih,
lirih memendam cinta kepadamu.
Kau seharusnya tahu hati ini ringkih,
perih saat kau pilih dia bukan aku.

---

Sejatinya kau mahfum juwitaku,
kau adalah kekukuhan doa yang silu.
Siang malam kupanggil tresnamu tanpa ragu,
tetap saja kau palingkan hatimu.
Tak kau haturkan kesempatan bagiku,
tuk rengkuh gelar calon imammu.

---

Berkali-kali kupeluk rindumu yang terkapar,
kuwarnai lagi samar cintamu yang mulai pudar.
Tetap saja di bahu pria lain kau pilih tuk bersandar.

---