Daging Cuka Ala Mirza

Saya memiliki seorang teman yang selain jago politik, ahli hukum juga sangat jago meramu bumbu dapur. Ia yang kini membuka Bin Ahmad Coffee, di Tibang, Banda Aceh, mampu mengolah ragam bumbu dapur yang akan dicampur ke berbagai makanan.

Pada tulisan ini saya tidak hendak membahas soalan dia, karena dia memang agak kurang suka dipublish. Hari ini saya akan mempublish tentang masakan kari lembu cuka. Ya, karena cuka cukup dominan, baik sebagai pengempuk daging juga untuk menimbulkan rasa asam. Kenapa dia memilih cuka, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, diawali dari sebuah "kecelakaan" bumbu. Mungkin ada konspirasi Cina dan Yahudi untuk merusak citra rasa masakan Aceh, hehehehe, juat kidding dont be seriously.

Awalnya saya sempat menduga bila kari kali ini akan bermasalah, karena campuran bumbu yang dibeli di pasar kurang pas, rasanya tidak mengena di lidah.

Setelah memerhatikan dengam seksama, dia kemudian tersenyum. "Hmmm, harus kerja keras nih, bumbunya bermasalah," katanya sembari mengaduk bumbu.

Benar saja, ketika bumbu mulai masak, aroma wangi tidak kunjung keluar, semua yang berada di dekat tungku mulai panik. Maklum saja kari kambing itu akan dihidangkan untuk tamu yang datang dari luar.

"Beli cuka, cepat!" Katanya yang ditindaklanjuti oleh seorang anak muda. Lima menit kemudian dia pun memasukkan cuka dalam jumlah yang cukup kentara. Beberapa orang bertambah heran. Mirza hanya tersenyum. "Insya Allah rasanya nanti akan pulih walau tidak 100 persen," katanya meyakinkan.

Setengah jam kemudian, kari sapi cuka itupun matang. Semua berharap-harap cemas. Tapi begitu sudah masuk ke dalam mulut, semua yang santap siang tersenyum. Kari sapi dengan rasa asam yang lumayan terasa serta daging empuk, hmm, lezat dan mulut tidak perlu berjuang keras untuk melunakkan daging di dalam mulut.

"Rasanya lain tapi keren, paduan rasa pedas, asam dan daging yang empuk serta bumbu yang menyerap sempurna," gumam seorang tamu.