Hai Sahabat Steemians

Dalam seminggu terakhir ini nama BPJS Kesehatan begitu disorot baik di media cetak maupun di jejaring sosial. Apalagi dengan naiknya guernur baru. Saya sangat mengapresiasi gebrakan yang dilakukan. Pastinya di masyarakat masih ada yang menghujat tetapi banyak juga yang memuji dengan mamfaat yang telah dirasakan setelah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Saya adalah salah satu yang telah merasakan mamfaatnya. Kami sekeluarga adalah peserta BPJS Mandiri kelas I dengan iuaran bulanan Rp 80.000;

Susah that ta uroh BPJS nyan!!!
Kalimat tersebut sering saya dengar di masyarakat. Secara pribadi saya mengatakan tidak susah mengurus BPJS Kesehatan. Tinggal bawa KK, KTP, Surat Miskin, Past foto serta bukti rekening listrik (Maksimal 2 Ampere kalau lebih berarti tidak digolongkan miskin , pura-pura miskin namanya hehhe). Datang sendiri ke Kantor BPJS Kesehatan, menunggu antrian diproses dan selesai. Tidak dipungut biaya sedikitpun.

Bahkan beberapa waktu yang lalu saya memfasilitasi bagaian kepesertaan BPJS Kesehatan cabang Lhokseumawe untuk datang ke Desa Dayah Tuha Kecamatan Syamtalira Bayu Aceh Utara. Kedatangan mereka adalah atas permintaan pak keuchik desa tersebut dikarenakan masih banyak warga desanya yang belum mempunyai kartu BPJS. Sekedar untuk diketahui bahwa sekarang mengurus kartu BPJS tidak boleh diwakilkan oleh orang lain harus datang sendiri untuk mengurusnya. Bagi kalian yang di desa masih banyak warga yang belum mempunyai kartu tersebut bisa meghubungi bagian kepesertaan unruk datang ke desa kalian. Paling tidak harus ada sikitar 30 orang baru mereka bisa datang.

Saya rasa banyak yang tidak mengetahui tentang BPJS. Sehingga orang sudah terbiasa menyebut semua yang berhubungan dengan pelayanan dirRumah sakit itu BPJS padahal bukan. BPJS kesehatan itu adalah semacam operator untuk melaksanakan UU Kesehatan yang telah disahkan oleh pemerintah tahun 2014. BPJS sekarang mengkover semua jaminan kesehatan yang ada di masyarakat seperti JKRA milik pemerintah Aceh, Kartu Indonesia Sehat (dulu namanya JAMKESMAS), Kartu ASKES (Peserta dari PNS), Peserta Mandiri ( orang yang mampu dan membayar iuran setiap bulan) dan sekarang anggota Polri serta Instansi lainnya kesehatan mereka telah di akomodir oleh BPJS Kesehatan. Di Aceh peserta yang paling banyak adalah peserta JKRA yang dibayar oleh Pemerintah Aceh

Bagi yang sakit dan masuk kerumah sakit secara tiba-tiba, jangan takut. Keluarga pasien masih mempunyai waktu selama maksimal tiga hari untuk mengurus kartu JKRA BPJS tersebut . Sedangkan pelayanan kepada pasien tetap bisa langsung di terima di rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Untuk kasus yang demikianpun syaratnya tidak sulit, bagi peserta JKRA disamping syarat diatas yang telah saya sebutkan tinggal melapirkan surat rujukan dokter dan keluarga pasien bisa datang langsung ke kantor cabang maupun kantor layanan di kabupaten masing-masing

Beda lagi dengan peserta Mandiri, sekarang syarat untuk menjadi peserta mandiri mulai diperketat. Mulai dari harus datang sendiri ke kantor Cabang BPJS yang ada di setiap kota, melampirkan semua syarat yang diperlukan seperti alamat email serta foto kopi buku rekening harus menanda tangani semacam surat perjanjian setelah itu diperlukan waktu empat belas hari sebelum membayar iuran pertama di Bank baru dikeluarkan kartu BPJS Mandiri tersebut. Peserta mandiri bisa langsung menggunakannya di Faskes yang telah bekerjasama sesuai dengan kelas yang diambil pada saat didaftarkan pertama

Di Aceh ada lima kartor cabang BPJS yaitu Kantor cabang BPJS Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Meulaboh serta kutacane. Untuk satu kantor cabang mengawani sekitar 5-6 kabupaten, misalnya kantor cabang Lhokseumawe. Wilayah kerjanya adalah Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireun, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Di setiap kabupaten. BPJS Kesehatan membuka Kantor Layanan Operasional Kabupaten (KLOK) supaya masyarakat mudah mengkasesnya

Cerita Menggunakan kartu BPJS Kesehatan

Saya sudah dua kali mengunakan kartu Mandiri BPJS Kesehatan, pertama yang mengunakannya adalah ibunda saya, sekitar setahun yang lalu ibunda saya harus menginap di Rumah Sakit Bunga Melati selama 10 hari. Beliau harus dirawat disana karena penyakit gula di derita. Kami masuk sekitar pukul 15.00 WIB. Pertama masuk diruang UDG selanjutnya dibawa kekamar VIP lantai 4 ( bagi peserta BPJS Mandiri bisa meminta naik kelas).tetapi Sangat disayangkan pelayanan yang kami terima tidak maksimal. mulai dari masuk sampai pukul 9.00 pagi keesokan harinya dokter belum juga masuk. Perawat selalu mengatakan dokter sebentar lagi akan masuk.

Di tengah suasa panik, saya menghubungi petugas BPJS Kesehatan dan mengabarkan kondisi paien, pelayanan yang kurang maksimal dari pihak rumah sakit serta dokter yang dari kemarin belum juga masuk. Saya diminta datang langsung ke kantor BPJS kesehatan menjumpai petugas bagian pelayanan pengaduan serta menandatangani surat pengaduan beserta rincian kronologisnya ( masih banyak orang yang tidak menggunakan cara ini). Dari petugas itu sya peroleh bahwa mereka tidak bisa bertindak dikarenakan tidak ada pengaduan dari keluarga pasien padahal setiap kantor BPJS ada unit pengaduan.

Dua hari kemudian saya mendapatkan informasi bahwa setelah pengaduan tertulis saya , pihak BPJS Kesehatan memanggil direktur rumah sakit tersebut . Pelayanan yang kami terima langsung berubah, setiap 30 menit sekali parawat mengecek kondisi pasien serta dokter yang selalu masuk setiap hari. Begitu juga dengan obat yang telah diresep oleh dokter saya sarankan untuk selalu berkoordinasi dengan Petugas BPJS yang ada di RS. Karena ada obat yang kadang-kadang diresep oleh dokter katanya tidak ditanggung BPJS sehingga disuruh beli di apotik lain. Dari kejadian tersebut bagi kalian yang mengeluh tentang pelayanan yang kurang optimal di Rumah Sakit bisa langsung melakukan komplain ke bagian pengaduan di kantor cabang ataupun petugas BPJS yang ada di rumah sakit.

Pengalaman yang kedua adalah saya sendiri, sekitar bulan April yang lalu saya harus masuk Rumah Sakit Sakinah Lhokseumawe, hasil lab saya di diagnosa mengidap penyakit typus, selama enam hari di rumah sakit tersebut terasa sebulan. Begitu tersiksanya saya, dengan mengabiskan tiga belas botol infus sungguh tidak nyaman menginap di rumah sakit

Selain mempunyai kartu BPJS Kesehatan saya juga mempunyai Kartu InHealth ( InHealth adalah anak perusahaan Askes, setelah Askes Berubah nama Menjadi BPJS Kesehatan. InHealth diakuisisi oleh Bank Mandiri). Kedua jenis kartu tersebut saya gunakan pada saat dirawat di rumah sakit sakinah. Dengan hanya bermodalkan foto copy KTP, KK, Kertu BPJS dan Kartu Inhelt,saya tidak mengeluarkan dana sepeserpun selama dirawat di rumah sakit sakinah. Alias pre tek tokheheh. Dua kartu tersebut yang saya gunakan untuk mengkaver biaya selama saya dirawat.

Selamat Ulang Tahun ke 49 BPJS Kesehatan. Dengan Gotong Royong Semua Tertolong

Hari ini Peringatan Hari Ulang Tahun ke 49 BPJS Kesehatan Cabang Lhokseumawe dilaksanakan di halaman Kantor diawali dengan pengibaran Bendera Merah Putih yang diikuti oleh seluruh Pegawai

Salam Komunitas Steemit Indonesia

Upvote Resteem and Follow Me @muammar