Razack Pulo: Steemit, bukan Rewards tapi Literasi

(@steemitbudaya KSI)

Menangkap butir-butir pikiran pembicara yang terlepas dari tangkai pertemuan akan mengantarkan pendengar pada sebuah keberhasilan dalam memetik buah perbincangan.

Pengantar di atas merupakan respon aktif yang saya nikmati ketika ketemuan dengan para steemian, Sabtu (24/3) di Cafe Cangkir Sembilan, tower herbras, Apartement Kalibaca City, Jakarta Selatan.

Titik berat yang ingin dipaparkan tulisan ini sesungguhnya mengacu pada konsep makro yang dimiliki oleh @razack-pulo dan kemudian dilontarkannya pada 1st Meet Up KSI Jakarta di forum steemian @steemitbudaya.

Arah wacana yang Disampaikan @razack-pulo pada pertemuan tersebut berangkat dari diri dan sikap, penggunaan dan harapannya dalam melayari lautan steemit yang tak bertepi.

Hal ini pun bukan hanya untuk steemian yang sengaja hadir pada malam itu saja tapi juga bagi yang lain, terutama bagi pengguna steemit di seluruh Indonesia.

(@steemitbudaya KSI)

Rewards dan Silaturrahmi Literasi:

Benar. Rewards adalah salah satu magnit yang menggamit bagi calon penggunanya. Jauh dari itu, sesungguhnya siliturrahmi komunikasi sesama steemian adalah hal yang utama.

Dengan steemit, melalui jangkauannya yang mengglobal, pertemanan dan persaudaraan bisa saja tercipta dengan luar biasa. Rasa, pikiran, harapan dan impian manusia untuk hidup damai di muka bumi tentu akan bisa terwujud.

Bagaimana Caranya? Sejauh manakah kemungkinan wacana yang diungkapkan itu dalam
membangun dominasi dunia literasi?

Untuk hal ini, karya sastra sebagai materi postingan
menurut @razack-pulo, stemian yang profesinya dokter spesialis penyakit dalam asal Aceh itu -- orang Indonesia pertama yang menginves di steemit -- memang sebuah peluang yang terbuka lebar dan fungsional.

Memarakkan dunia literasi dalam postingan steemit akan mengabadikan kesusastraan sebagai bahasa kebudayaan.

Tentu saja, statemen Razack Pulo, "Steemit bukan rewards tapi literasi," itu adalah sikap yang mencerahkan bagi keterampilan menulis generasi di negeri ini.

Rohmantik, 25/3/2018