Life Is Hard / Hidup Itu Keras
"Ranup kacang kurupuk boh puyoh..."
"Ranup kacang kurupuk boh puyoh..."
"Ranup kacang kurupuk boh puyoh..."
Lantunan suara ini pasti tidak asing lagi bagi kawan-kawan steemian yang sering nongkrong di deretan cafee Jalan Mayjen T. Hamzah Bendahara No.13, Kota Bireun, Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh . Mereka adalah anak-anak yang berjualan cemilan seperti kacang, sirih, dan telor puyuh. Mungkin sistim berjualan seperti ini hanya ada di Negara kita Indonesia .
Kebanyakan mereka yang jualan adalah anak-anak yang berasal dari daerah juli, mereka bukan anak putus sekolah tapi anak-anak ini disuruh orang tuanya untuk berjualan saat sepulang sekolah. Yang menjadi pertanyaan saya kepada harus mereka ? Apakah orang tuanya tidak memikirkan tentang hak seorang anak, yang masih membutuhkan banyak waktu belajar dan bermain, tapi sudah dibebankan pekerjaan sedemikian rupa.
Memang sih seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya, tapi tidak seperti ini juga ya sahabat, kan kasian jika suatu saat mereka meninggalkan sekolahnya untuk menekuni pekerjaan mereka yang sekarang, apalagi mereka sudah merasakan nikmat mendapatkan uang banyak pasti lambat laun mereka akan melupakan dunia pendidikan dan menjalani kehidupan keras seperti layaknya orang dewasa.
Oke lah kalau misalnya si anak melakukan semua ini dengan iklas dan kemauan sendiri , tapi sangat disayangkan jika pekerjaan mereka ini dilakukan berdasarkan paksaan orang tuanya, bahkan ada sebagian yang menyuruh anaknya untuk berhenti sekolah demi berjualan membantu mereka menafkahi keluarganya.
The sound of this sound must be familiar to steemian friends who often hang out in the row of cafee Jalan Mayjen T. Hamzah Treasurer No.13, Bireun City, Juang City, Bireuen District, Aceh. They are children who sell snacks such as beans, betel and quail eggs. Perhaps the system of selling like this only exist in our country Indonesia.
What they sell are children from july, they are not dropouts but these children are told by their parents to sell after school. Which is my question to them? Whether his parents do not think about the rights of a child, who still requires a lot of time to learn and play, but already paid similar work.
It is true that a child should be devoted to his parents, but not like this is also a friend, it's sad if one day they leave school to pursue their current job, moreover they already feel the pleasure of earning a lot of money would eventually they will forget the world of education and live a hard life like an adult.
Okay if for example the child does all this with iklas and willingness of their own, but very unfortunate if their work is done based on coercion of parents, some even telling their children to stop school for the sake of helping them to support their family.
SALAM KSI | SALAM BSC| SALAM NSC
Waw keren mas..
Upvote balik ya mas
Thank
Konten yang bagus
Thank
ini inspirasi yang sangat bagus. sukses @moersal
thank bang
This post has received a 3.67 % upvote from @boomerang thanks to: @moersal