Menjampi-jampi Jemuran
Mau foto jemuran tapi masih gelap.
Segampong dihebohkan dengan berita bahwa seorang wanita bedaster sering melakukan perbuatan menyesatkan. Kabar ini kudapat dari kios sayur wak Nu saat belanja dapur.
Wak Nu dan teman-teman ibu daster lainnya memperingatkan saya untuk meninggalkan perbuatan itu. Rupanya saya menjadi pembicaraan segampong selama ini.
Pasalnya saya sering menyiram air pada jemuran sebelum menjemur baju. Ada yang bilang untuk anti maling, pelet, untuk memanggil rejeki dan ada yang bisik-bisik pengasih suami. Saya dipitnah!
Suami malah mendukung perbuatan saya.
Yang lebih heboh dan jadi bahan cibiran ketika saya pinjam jemuran tetangga. Tak segan-segan kusirami juga kawat jemuran kak Munah, tetanggaku itu. Kak Munah mengaku sempat merinding saat lewat tali jemurannya.
Wak Sabon sempat menertawakan saya saat saya jelaskan duduk pangkal perbuatan itu. Harusnya wak Sabon ngerti karena dia istri teungku imum. Tetapi penjelasan saya mentah.
"Wak ini disucikan loh, harus digosok mana tau ada eek burung yang lengket, biar suci juga baju, " saya coba meyakinkan. Dia tak mau percaya, karena dia bilang tak perlu menyucikan baju dan jemuran segala.
Semua orang meng-klaim saya telah menjampi rumah untuk tujuan tertentu. Saya sedih, padahal taharah syarat sah shalat ya kan.
Tragis kali hidup ini kurasa.
Jampi jampi sesuai syariat
Haha ... harus baca bismillah
Hahahaha... saya harus baca dua kali untuk paham isi tulisan ini.
Sama! hahaha. Ternyata dibersihin dulu tali jemurannya :))