Review Acehnologi (II:15)
Selamat pagi dan semoga bahagia sahabat steemit semuannya.
Sebelumnya setelah pembahasan mengenai sejarah Aceh atau peradaban Aceh sekarang saya akan membahas mengenai “ kosmologi Aceh ”.
Kosmos adalah “alam” sedangkan kosmologi merupakan ilmu yang mempelajari stuktur dan sejarah alam semesta bersekala besar. Kosmos memiliki dua bentuk yaitu mikro kosmos dan makro kosmos.
Mempelajari kosmologi merupakan suatu hal yang penting karena akan memberikan dampak atau memberikan pengaruh terhadap suatu kepercayaan/keyakinan yang dianut oleh manusia, baik itu kemudian diarahkan pada aspek kefilsafatan maupun didalam system religi yang dianut oleh masyarakat tersebut. Bisa dibayangkan jika seandainya masyarakat tidak memiliki pemikiran tentang kosmologi, maka bisa dikatakan bahwa masyarakat tersebut tidak memiliki suatu fondasi di dalam membangun tata pikir kosmik.
Berbicara mengenai kosmologi tentunya sangat berhubungan dengan filsafat, khususnya filsafat Aceh. Karena system kefilsafatan dan system kosmologi di dalam suatu peradaban tidak dapat dipisahkan dan filsafat juga akan menjelaskan bagaimana bentuk system kosmologi yang terbangun di dalam suatu bangsa.
Kosmologi memiliki kajian yang sangat luas, karena kosmologi sangat berkaitan dengan alam pikir, alam batin, dan pola tindakan suatu masyarakat. Kosmologi juga memberikan penjelasan tentang bagaimana manusia dan mengapa berjalan diatas muka bumi, dengan cara memahami alam, kemudian dijadikan pengetahuan dan selanjutnya dijadikan sebagai sebuah keyakinan atau sistem keyakinan, yang kemudian memberikan arahan hingga ia meninggalkan alam ini.
Dalam masyarakat tradisional sistem kosmologi membentuk cara pandang terhadap pendirian mereka sendiri. Dan biasanya masyarakat tradisional mampu membaca tanda-tanda alam semesta. Terkadang sistem kosmologi yang telah dibangun oleh suatu masyarakat berhubungan dengan mitos atau lagenda, dan ini biasanya dianggap tidak bersifat rasional.
Di Aceh sistem kosmologi islam juga pernah muncul. Dan sistem kosmologi yang berkembang di Aceh yaitu sitem kosmologi yang menuju kepada tuhan yang ahad (satu). Tuhan yang satu, melekat dalam sistem kehidupan masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh juga selalu menyeimbangkan kehidupan mereka dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan.
Kesejajaran hubungan antara manusia dengan manusia diwujudkan dalam sistem ‘adat (undang-undang). Untuk mengatur kesejajaran hubungan manusia dengan manusia dituturkan dalam hadih madja, yang berisi nasihat-nasihat yang singkat dan padat. Inilah pangkal dari sistem kosmologi hubungan manusia dengan manusia di Aceh. Hubungan manusia dengan alam diwujudkan dalam kebiasaan (reusam). Adapun hubungan manusia dengan pencipta diwujudkan dalam bentuk syara’ atau hukum.
Di Aceh semua prilaku manusia diatur melalui reusam. Reusam sendiri merupakan suatu kebiasaan yang ada dalam masyarakat atau reusam juga bisa disebut dengan adab/tata krama. Tentunya reusam ini diciptakan untuk keselarasan umat. Nilai, etika, dan moralitas yang telah dibangun oleh orang Aceh akan selalu berusaha untuk menyeimbangakannya dengan sistem kosmologi.
Kita ketahui bahwa setiap peradaban besar di dunia selalu memiliki sistem kosmologi. Jika peradaban besar tidak memiliki sistem kosmologi, maka peradaban tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan dengan gerak alam semesta.
Seyyed hossein nasr, mendasarkan bahwa kajian kosmologi mengantarkan manusia untuk memahami hakikat kemanusiaan yang melekat padanya sebagai mikro-kosmos untuk menembusi tiga hal utama: siapakah kita, darimana asal kita, dan hendak kemana kita melangkah. Kajian kosmologi juga akan mengantarkan manusia pada kajian spirit sehingga menghasilkan keyakinan, nilai dan pengetahuan.