Aku dan Seniku Menyambut Ramadhan

Tiap orang pastinya ingin menjadi yang terbaik. Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk berfastabiqul khairat, di mana segenap pahama akan dilipat gandakan. Di mana segala niatan baik dicatat sebagai pahala dan memiliki makna yang begitu memukau sukma.

Berbahagia dengan datangnya bulan ramadhan adalah anugerah yang tak bisa disangkal. Kalau saya boleh mengibaratkan ramadhan dalam pandangan saya seperti yang tertera dalam gambar berikut,

Pelan-pelan tapi pasti, cahaya mulai menyinari bumi dan sinar itu pindah ke kedalaman hati. Segala yang samar pelan-pelan mulai menuju terang.
Ramadhan bagi saya keadaannya sama seperti malam pertama selepas ijab-qabul, debarannya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Berjumpa ramadhan adalah kebahagiaan yang sangat membahagiakan maka sebelum ramadhan tiba mengedipkan mata, sayapun berbenah diri. Berias diri layaknya ingin berjumpa dan membahagiakan istri.

Saya terus berjalan, menuju ramadhan merasakan debarannya dari jarak paling dekat, sampai tak ada sekat. Pelan-pelan dendam kesumat berlarian dan yang tersisa hanyalah keakraban.

Surat Kepada Ramadhan

betapa rindu tak lagi mampu kukawal. Betapa rindu telah terkumpul dan membawaku berada dalam degup paling jamal, karunia maha jalil

   >ramadhan, sungguh kau adalah bulan yang memuat kasmaran. Bulan yang dipenuhi ampunan, bulan yang kerap mengedipkan mata kangen dan aku tak bisa berpaling dari keindahanmu, ramadhan. Aku bila bertemu denganmu seperti sepasang cinta yang bertemu di kamar pengantin pada malam pertama, selepas ijab-qabul memecah hening angkasa. Betapa bahagia tak dapat aku sembunyikan. 

ramadhan, menyambut hadirmu aku terus berbenah, merapikan kamar impian, merapikan segenap keakraban. Kedipanmu, tak dapat kutolak. Manis dan anggunmu, tak mampu kusembunyikan

    >biar, biar kukenalkan kau sebagai kekasih paling romantis. Kekasih yang menghilangkan kesan mistis. Kekasih yang hanya membawa kebaikan dan mampu menepikan segenap kedukaan. Bulan yang hanya memuat cinta dan mengubur dalam-dalam perbedaan yang mampu menyuburkan malapetaka. 

menyambut hadirmu ramadhan, banyak yang kupersiapkan, aku pulang ke kampung halaman, membaca kembali kenangan, mengingat kembali keanggunanmu di masa lampau, masa yang menegaskan kau bulan penuh daya pukau, di mana masjid-masjid dan mushalla-mushalla menjadi penanda cinta kalam ilahi mengalun syahdu di kedalaman hati. Berembuk dengan teman-teman untuk mengisi bulanmu dengan hal-hal yang membinarkan sukma. Merancang shalat tarawih dan darusan al-qur'an bersama.

Madura, 19 Mei 2018
Moh. Ghufron Cholid||@mghufroncholid31