Rektor|2
Detik-detik menjelang pelantikan itu pula, Apridar mengenang prosesi pemilihan rektor di kampusnya. Saat itu, Prof A Hadi Arifin berakhir masa jabatan dan dilakukan prosesi pemilihan oleh anggota senat universitas.
Dua kandidat utama muncul, Apridar dan Faisal Matriadi. Keduanya dari Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh. Mereka pula yang akan menjadi orang nomor satu di kampus itu. Prosesi ini berlangsung alot.
Layaknya sebuah pemilihan, tentu masing-masing calon meminta dukungan dari para anggota senat.
Apridar mendatangi satu per satu anggota senat. Meminta dukungan dan komitmen untuk memajukan kampus yang saat itu baru sepuluh tahun dinegerikan.
Sebagai kampus baru negeri, tentu serba kekurangan. Ruangan perkuliahan tak mencukupi. Dosen belum memadai, sebagian besar harus melanjutkan pendidikan magister. Di sisi lain, laboratorium nyaris belum memadai.
Tantangan berat menunggu siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin kampus itu.
Hasil akhir menunjukan, Apridar mengungguli Faisal Matriadi. Bagi Apridar, selesai pemilihan, maka selesai pula mekanisme perolehan suara. Seluruhnya kembali normal, menjadi mitra sejawat kampus, menjadi teman dan sama-sama mengembangkan memikirkan kemajuan kampus itu.
Dia pun mengucapkan terima kasih pada para pendukungnya. Mencoba menyusun komposisi para pembantu rektor, kepala biro, hingga kepala bagian dan sub bagian. Termasuk lembaga otonom seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat serta Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Satu hari, Iskandar Zulkarnaen diajak berdiskusi. Dosen ilmu politik itu diajak menjadi pembantu rektor bidang kerjasama. Apridar menanyakan pendapat Iskandar siapa saja yang ideal untuk menempati posisi garda depan untuk berhadapan dengan publik.
