Politik Media [7]

in #indonesia6 years ago

Pustaka.jpg

Gagasan utama yang digunakan oleh dua pihak yang berperang adalah “mereka adalah ancaman terhadap tata dunia yang akan kita bangun”. Di sini jelas terlibat benturan ideologi. Gagasan tersebut bersifat umum, yang spesifik ialah ideologi yang pula memuat bagaimana tata dunia yang baik itu dibangun. Dan hal-hal spesifik itulah yang kemudian dilabel dengan stigma buruk, seperti “antiagama”, “tidak manusiawi”, atau “ide orang-orang jahat”.


pjm dan harga.jpeg

Bersamaan dengan itu, diekspos pula kelemahan-kelemahan atau kontradiksi-kontradiksi yang ada pada gagasan lawan. Dan umumnya, ketujuh teknik propaganda tersebut digunakan dalam perang, termasuk pada Perang Dunia I.

Perang Dunia I melibatkan pertempuran dua kubu, yakni kubu Allies (Rusia, Perancis, dan Britania Raya) dengan Central Powers (Jerman, Austri-Hongaria, dan Italia). Dan masing-masing kubu menggerakkan media-media di negaranya untuk keperluan perang. Di sinilah politik media memainkan peranannya di dalam perang.

Selain soal pengaburan, rekayasa, atau aktualitas informasi yang disampaikan, politik media di masa perang adalah juga soal memuat pandangan-pandangan perorangan yang properang. Opini-opini mendapatkan tempat khusus. Maka, perang juga merangsang lahirnya pemikiran-pemikiran. Dan ketika perang usai, hal ini akan semakin berkembang.

Hans J. Morgenthau mengatakan, setelah Perang Dunia I, persoalan luar negeri mulai menjadi masalah ilmiah. Semakin banyak negara yang mengalami kedatangan ilmu pengetahuan, yang mana di situ kemampuan berpikir sangat dipertimbangkan. Pembentukan opini pun mulai diawali dengan diamatinya gejala di sekitar lalu barulah ditarik kesimpulan. Ketika hal ini berpengaruh terhadap sikap massa, maka pemikiran diposisikan sebagai salah satu kekuatan politik. Morgenthau menulis,

“Selama dan sesudah Perang Dunia I, popularitas yang meluas diberikan kepada opini, yang dimainkan para intelektual yang berstatus opinion leader, bahwa intrik-intrik para diplomat banyak mengambil bagian, kalau bukan bagian terbesar, pentanggung jawaban terjadinya perang itu, bahwa sifat rahasia dari negosiasi-negosiasi diplomatik merupakan residu yang berkenaan pemulihan kembali versi kuno (atavisme) dan berbahaya yang berasal dari masa lampau yang, aristokratis, dan bahwa negosiasi-negosiasi internasional yang dilaksanakan dan diputuskan berdasarkan kewaspadaan opini umum yang suka damai tidak dapat semata-mata meningkatkan tujuan perdamaian”.


MASRIADI.gif

Sort:  

Politik sangat berperan penting terhadap ke nyamanan dan ketahanan suatu negara.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 54266.19
ETH 2288.06
USDT 1.00
SBD 2.31