Menit Panjang Sang Jabang Bayi | 4

in #indonesia6 years ago

AYIN1.jpg
“Tarik nafas dalam-dalam, kumpulkan tenaga, tekan yang kuat.” Kalimat itu diulang berkali-kali oleh ma blien. Memberikan instruksi dan Dawiyah mengikuti instruksi itu.

Jarum jam berdetak pelan. Abdurrahman mondar-mandir dari teras ke dapur. Dia tak memperdulikan tetangga yang duduk di ruang tamu.

Berbagai kekhawatiran berkelebat di benaknya. Dari khawatir anaknya lahir cacat, sampai doanya akan hadirnya bidadari mungil dari kamar itu.

“Tenanglah Rahman. Ini anak ketiga, biasanya lebih mudah melahirkan,” kata tetangganya.

“Semoga begitu.”

Rute teras ke dapur terus dilalui. Sesekali dia berhenti di depan pintu kamar. Mendengarkan jeritan sang istri. Sudah tiga puluh menit berlalu. Tangisan bayi belum menggelegar dari kamar.

Ketika Mai Dar lahir, hanya sepuluh menit dan tangisnya pun pecah di keheningan malam. Kali ini terasa asing dan berbeda. Bocah itu bagai menyumbat di rahim.

“Bagaimana kondisinya ma blien. Bisa, bisa?” suara Abdurrahman meninggi.

“Berdoalah. Allah akan memudahkan,” jawab ma blien dari dalam. Ingin rasanya dia masuk ke kamar itu. Memegang tangan istrinya. Memberikan semangat dan berbagi rasa sakit.

Namun, ma blien melarangnya. Setelah bayi lahir dia baru diizinkan masuk.

Jarum jam dinding itu terasa sangat lambat. Gerakannya melambat bagai kurang baterai. Sangat perlahan.

Mata Abdurrahman kembali menatap jam itu. Mulutnya komat-kamit. Membaca seluruh surah Quran yang dihafalnya. Doanya pada sang pencipta, agar menyelamatkan istri dan sang jabang bayi. Sejurus kemudian, suara ma blien meninggi.


MASRIADI.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63635.72
ETH 2597.20
USDT 1.00
SBD 2.91