Menit Panjang Sang Jabang Bayi | 3

in #indonesia6 years ago

Setelah itu, Dawiyah membalur rambut Irwandar dengan minyeuk pliek (minyak kelapa). Cairan yang diproduksi dengan cara membusukkan kelapa lalu diperas hingga keluar minyaknya itu juga manjur untuk menurunkan demam tinggi.

Sedangkan untuk menghilangkan radang tenggorokan, Dawiyah menyiapkan teh dicampur irisan jahe. Rasa teh bercampur pedas jahe membuat mata Irwandar terpicing meminumnya.

“Anak kuat harus minum obat dari alam,” kata Abdurrahman sembari menepuk-nepuk punggur Irwandar. Baginya, alam menyediakan segala kebutuhan untuk dunia. Namun, manusia kerap alpa memanfaatkannya.

Sehingga, panik ketika Tuhan mencoba dengan pemberian suhu tubuh yang berlebihan terhadap anak.

Ah, Tuhan memberikan kita segalanya. Dan, nikmat mana kah yang harus kita lupakan dari sang pencipta.


ayin.jpg
Terdengar erangan keras dari dalam kamar. Dawiyah merintih mengelus-ngelus perutnya. Rasanya, jabang bayi itu menendangnya bertubi-tubi tanpa ampun.

Pangkal rahimnya bagai dipukul dengan pentungan kasti. Perlahan namun pasti pukulan itu bagai mengoyang rahim. Ngilu tak terperi.

“Bang sudah tiba waktunya?”

“Sabar dek. Sabar, tunggu sebentar kupanggilkan ma blien (bidan),” ujar Abdurrahman.

Irwandar duduk di samping ranjang. Memegangi tangan ibunya. Sementara Dawiyah meremas seprei sekuat tenaga.

Sejurus kemudian, ma blien datang. Nafasnya memburu, tersengal-sengal, karena setengah berlari menuju rumah Dawiyah. Lalu, Irwandar disuruh keluar kamar.

Tetangga berdatangan. Jeritan Dawiyah mengundang mereka.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64344.88
ETH 2629.39
USDT 1.00
SBD 2.83