Menghalau Kalau-kalau |8

in #indonesia6 years ago

IMG-20171130-WA0060.jpg

“Sudahlah Yin, ke Jerman juga penting. Kalau kita sudah mengemban amanah, maka lakukan kepentingan umum dulu. Urusan keluarga, pribadi itu nomor dua.

Kalau tidak jangan memegang amanah atau jabatan,” kata sang ibu sembari terbaring di rumah sakit.

Bahkan saat itu, sang ibu sempat mengenang ketika di usia senja dia masih berkuliah program pascasarjana di IAIN Ar Raniry. Sesungguhnya ijazah magister itu tak diperlukan. Namun, sang ibu terus menuntut ilmu.

“Ilmu itu bukan soal ijazah. Tapi soal pengetahuan. Ijazah itu hanya untuk administrasi negara. Ibu tak butuh lagi, sudah tua. Tapi ilmu ibu butuh sampai ibu meninggal,” katanya.

Di sisi lain, abangnya Irwandar yang telah menetap di Jakarta pun menyakinkan agar dia berangkat ke Jerman.

“Yin berangkat saja. Ada Abang di sini yang jaga Ibu. Ada Hermandar, Caca, Nuri, Darman, dan lainnya. Pergilah, jangan pikirkan Ibu. Kami masih banyak di tanah air,” tegas Abangnya.

Bagi Apridar, kedua tokoh sentral dalam hidupnya itu sudah mengeluarkan pendapat. Artinya, dia sudah semakin yakin kepergianny ake Jerman tak akan mengurasi perhatian terhadap ibunya.

Ketika di Jerman pula, sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Begitu menerima kabar duka itu, dia sesegera mungkin memesan penerbangan pertama ke Lhokseumawe. Namun, jenazah tak mungkin dibiarkan terlalu lama menunggu putranya.

Apridar pun mengikhlaskan ibunya segera dimakamkan. Sehari kemudian dia baru tiba di tanah air.

Kepergian sang ibu seakan membuat langit ini runtuh. Selama ini, ibunya lah menjadi backing (orang dibelakang layar) kehidupannya.


MASRIADI.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63117.29
ETH 2601.03
USDT 1.00
SBD 2.76