Idiologi Media [20]

in #indonesia6 years ago

Kesepakatan untuk berdemokrasilah yang menjadi dasar mengapa tatanan yang baik ini bisa terwujud. Secara instrumental, demokrasi mendorong kebebasan melalui tiga cara. Pertama, pemilu yang bebas dan adil yang secara inheren mensyaratkan hak-hak politik tertentu untuk mengekspresikan pendapat, berorganisasi, oposisi, serta ‘hak-hak politik mendasar semacam ini tidak mungkin hadir tanpa pengakuan terhadap kebebasan sipil yang lebih luas.


IMG-20171130-WA0060.jpg
Kedua, demokrasi memaksimalkan peluang bagi penentuan nasib sendiri. Ketiga, demokrasi mendorong otonomi moral, yakni kemampuan setiap warga negara membuat pilihan-pilihan normatif, dan karenanya pada tingkat yang paling mendalam, demokrasi mendorong kemampuan untuk memerintah sendiri. Pendek kata, proses demokratisasi mendorong upaya menberdayakan kemanusiaan (menumbuhkan tanggung jawab pribadi dan kecerdasan) sembari menyediakan sarana terbaik bagi rakyat untuk melindungi dan memajukan kepentingan bersama”.

Pluralisme ideologi media

Dalam konteks etnisitas, demokrasi menganjurkan satu solusi: pluralisme. Tekanan ini bermaksud untuk menciptakan suatu sistem sosial di mana mereka yang berbeda-beda identitas kultural dan religositasnya bisa saling menghormati atau menghargai. Maka bermuncullah bermacam entitas kebudayaan di situ.

Ketika pluralisme ini dibawa ke dalam kehidupan media, perdebatan serius muncul. Sebab pada saat demokrasi, tatanan politik yang tengah kita jalani kini, meleluasakan keberadaan dan operasi media, saat itu juga ia harus mengakui sejumlah media yang tidak sejalan dengan demokrasi itu sendiri.

Era reformasi tak hanya ditandai salah satunya dengan tumbuh pesatnya jumlah media, tetapi diwarnai pula oleh ramainya ideologi media yang saling berbeda-beda. Sebelum kita mendiskusikan bagaimana polemik ideologi media di era reformasi ini muncul, perlu kiranya dipaparkan sejumlah contoh media dengan ideologi khas yang diusungnya, lalu bagaimana mereka hidup di tengah tren kapitalisme media di mana modifikasi “fakta” dimainkan untuk kepentingan rating atau profit.

Pertama, media dengan ideologi Kiri. Media Kiri adalah media yang menggunakan ideologi Marxisme, sosialisme, komunisme sebagai ideologinya. Media semacam ini biasanya bersifat progresif, yakni kerap menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap praktik-praktik kapitalisme. Jika muncul isu upah minimum, misalnya, media Kiri berpihak pada tuntutan para buruh agar upah dinaikkan dan berbagai tunjangan harus dipenuhi oleh perusahaan.


MASRIADI.gif

Sort:  

Setelah ketemu abang di instagram, kini ketemu lagi, tapi di steemit @masriadi
Btw, gagasan dalam tulisannya sarat dan padat ilmu hehehe...

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 62579.42
ETH 3010.71
USDT 1.00
SBD 3.42