Ideologi Media [14]

in #indonesia6 years ago (edited)

Dalam sejarahnya, Orde Baru hadir untuk memuluskan penetrasi kapitalisme ke Indonesia. Dalam Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia, David Ransom mengatakan,


indoors-3203076_960_720.jpg

“Dengan jatuhnya Sukarno yang memiliki nasionalisme tinggi, pemerintah baru berkesempatan membuka lebar-lebar kekayaan alam Indonesia yang luas itu bagi perusahaanperusahaan asing, khususnya dari Amerika Serikat. Untuk memuluskan masuknya pihak asing tersebut, dibentuk ‘Team Istimewa’ di pemerintahan Indonesia yang terdiri atas menteri-menteri yang menguasai bidang perekonomian, yang oleh ‘orang dalam’ sendiri dikenal sebagai ‘The Berkeley Mafia’ (para Mafia dari Universitas Berkeley). Para ahli dan sarjana lulusan Universitas Call-ifornia tersebut berfungsi sebagai kelompok yang duduk dalam dewan penguasa. Orang-orang inilah yang kemudian membentuk ‘politik nasional baru’ dari rezim yang baru tersebut”

Akan tetapi, meski aliran modal ke dalam negeri cukup bebas dan deras ketika diberlakukannya liberalisasi, rupanya ini tidak dibiarkan menyentuh aspek kebebasan pers. Baik media-media yang rendah hingga sangat kuat pengaruhnya sama-sama akan direpresi oleh negara.


pjm dan harga.jpeg

Dalam hal ini, Munafrizal Manan membuat kesimpulan yang benar sekali: “Orba bukanlah antitesis Orla. Keduanya hanya bertolak belakang dalam soal kebijakan ekonomi. Tetapi, untuk politik otoritarianisme dan monopolistik, Orba adalah penerus Orla yang setia lagi kreatif”. Sama halnya dengan pada era Soekarno, mula-mula media masih menikmati kebebasan berekspresi di era Orba. Barulah kemudian ketika Soeharto yang juga menggilai stabilitas politik seperti Soekarno mulai melihat kontrol dari media sangat mengganggu, ia melakukan yang sebaliknya, mengontrol media.

Mula-mula, yang dilakukan Soeharto adalah membersihkan segala hal yang berbau Soekarnoisme, mulai dari media-media Kiri, pejabat-pejabat pemerintahan, hingga tindakan-tindakan ideologis untuk melenyapkan segala antitesis kapitalisme. Tidak ketinggalan di dalam tindakan ini ia memberangus pula media-media yang di masa-masa krisis rezim Orde Lama masih setia bersama Soekarno. Meskipun kemudian Soeharto juga bersikap keras terhadap media-media yang pernah mendukung pergantian rezim.

baca juga

David Ransom. 2006. Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia. Jakarta Selatan: KAU. Hlm. 23-24.


MASRIADI.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62227.11
ETH 2400.78
USDT 1.00
SBD 2.50