Ideologi Media [12]

in #indonesia6 years ago

WhatsApp Image 2018-02-18 at 15.56.09 (1).jpeg

Memang pemberangusan ini terbukti efektif dalam melumpuhkan gerakan-gerakan berideologi komunisme, tetapi nyatanya tidak melenyapkan pengaruhnya. Sejumlah besar anggotanya kemudian mencari tempat berteduh di dalam kelompok-kelompok yang bersikap lebih nasionalistis-radikal. Ada PNI-nya Soekarno yang menjalin hubungan erat sekali dengan golongan-golongan kiri. Juga dengan Perhimpunan Indonesia.

Secara umum, memang propaganda dan pelumpuhan terhadap pers yang berseberangan merupakan ciri penting dari rezim-rezim komunis. Uni Soviet, misalnya, negara kuat yang masih bertahan ketika Soekarno berkuasa, bukan hanya menjalankan sebuah sistem sensor yang kaku atas media.

Pemerintahnya juga mendorong sebuah kebudayaan jurnalistik yang mensyaratkan dukungan total pada ideologi dan kebijakan-kebijakan dari partai komunis, yakni Kommunisticheskaya partiya Sovetskogo Soyuza. Media cetak dan media penyiaran audio/video digunakan oleh otoritas-otoritas Soviet, di mana muatan-muatan media tentu saja tak akan menyimpang dari kebijakan-kebijakan negara pada setiap masa dalam sejarah Uni Soviet.

Ideologi adalah panutan bagi setiap institusi. Ketika institusi dihancurkan, tidak dapat dipertahankan, para penganut ideologi akan mencari institusi lain atau mendirikan yang baru. Dengan ini pengaruh bisa terus dihidupkan.

Koran-koran besar nasional, utamanya pada halaman 1 dan 2, menyediakan rubrik bertajuk “Adjaran2 Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno”. Sampai kemudian situasinya berbalik, di mana media-media yang sebelumnya memuja Soekarno beralih menyerangnya. Steven Handoko menjelaskan hal ini dalam artikelnya yang berjudul “Soekarno di Balik Jeruji Media Orde Baru”:

“Setelah Gerakan 30 September ditumpas, media masih menjadi pembela Soekarno. Kolom “Adjaran2 Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno” masih menghiasi halaman pertama atau kedua surat kabar nasional. Ini masih berlanjut hingga tahun 1966 ... Pada tanggal 13 hingga 15 Oktober 1966, para wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengadakan konferensi kerja di Pasir Putih, Jawa Timur.

BACA JUGA

P.J.A. Idenburg, “Jawaban Belanda atas Nasionalisme Indonesia”, dalam H. Baudet dan I.J.Brugmans. 1987. Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan. Jakarta: YOI. Hlm 149-150.

Andrew Heywood. 2014. Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm. 338.

Sort:  

Sangat menarik postingan bapak
@masriadi

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62205.55
ETH 2397.85
USDT 1.00
SBD 2.50