Dan Langit Pun Merekam Jejak Merah | 5

in #indonesia6 years ago

ayin6.jpg

Tadi pagi, Mai Dar dan Rudi masih pulas mendengkur di kasur. Dia sempat mengusap kepala dua bocah itu. Hari ini, Rudi akan mengetahui bagaimana nasib orang tuanya.

Dua wajah bocah itu membawanya ingin pulang. Ditinggalkannya kantor itu. Menuju sudut parkir, mengambil sepeda casile dan mengayuhnya sekuat tenaga.

“Kenapa Dawiyah, apa kamu sakit?” tanya Subaiha, temannya sekantor saat berpapasan di dekat lokasi parkir sepeda. Subaiha juga menjadi teman satu-satunya wanita di kantor itu. Era itu, Dawiyah dan Subaiha pula yang menjadi duo putri di bagian tersebut.

“Aku kurang enak badan. Izin pulang lebih dulu,” katanya sembari mengulas senyum tipis.

Sejurus, tubuh mungilnya bagai terbang ke sadel sepeda. Mengayuh sekuat tenaga, melewati beberapa sepeda motor dan mobil.

Sesekali dia berdiri di atas pijakan kaki sepeda. Lalu turun dan mengayuhnya satu atau dua kali baru duduk lagi di sadel. Nafasnya memburu. Degup jantung berdetak cepat.

Rambut kepang duanya berloncatan di atas punggung. Sesekali ke kiri dan kanan. Bak dikejar setan dia melewati jalanan.

Setiba di rumah, bulir-bulir peluh membasahi kening, baju dan tengkuknya. Rudi dan Mai Dar berlarian dari dalam rumah.

“Sudah makan neuk (nak)?”

“Belum Mak,” jawab Mai Dar.

Kedua bocah itu mengikuti Dawiyah menyandarkan sepeda ke tiang teras rumah. Dua bocah itu lalu memegang tangannya dan melangkah ke dalam.

“Kalau begitu, sekarang kita makan bersama’ kata Dawiyah sambil meletakkan tasnya di kursi ‘sekarang cucilah tangan kalian.”


MASRIADI.gif

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62345.27
ETH 2427.57
USDT 1.00
SBD 2.49