Dan Langit Pun Merekam Jejak Merah
Duk duk duk ...
Duk duk duk ...
SUARA beduk bertaluan dari ujung lorong. Suara itu membangunkan seisi kampung. Suaranya nyaring, menggema, membelah keheningan menjelang disela-sela suara ayam bersahutan.
Dawiyah menoleh ke samping kirinya, sang suami, menggeliat pelan. Menarik selimut dan menutup wajah.
“Abang, bangunlah.”
Tangannya menggoyang-goyang tubuh suami. Sang suami masih menggeliat pelan. Matanya tertutup rapat. Hanya dengkur halus terdengar pelan.
Wanita itu lalu membuka jendela. Derit engsel kurang pelumas terdengar keras.
Ruam sejuk masuk ke dalam. Sedangkan di ufuk timur matahari tersenyum malu-malu. Membuncahkan sinar kuning keemasan. Abdurahman menggeliat. Memicingkan matanya separuh.
“Sudah jam berapa Dek?”
“Sudah subuh. Apa Him sudah memukul beduk di meunasah.”
Abdurahman turun dari tempat tidur, menggulung kain sarung ke perut lalu terhuyung-huyung menuju subuh. Dibasuhnya wajah, tangan, rambut, telinga dan kaki. Sejurus kemudian tangannya menengadah ke atas dan ditutup mengusap wajahnya.
Di belakangnya, Dawiyah tersenyum-senyum melihat suaminya menahan kantuk. Abdurahman menguap lebar, mengucek-ngucek matanya. Mengusir kantuk yang bersembunyi di kantung mata.
Mantrap pak masriadi, saking fokusnya membuat postingan.. hehehe
Salam meuturi pak dari lon tuan @teukumuhas na dikeu droneuh :-)
get
The picture that can be painted with color of human imagination seems to be more natural. The painting is no longer in color and color. Photography is also limited to camera frames. Like technology and rich imagination of human imagination.
Istri solehah..