Sejarah aceh

in #indonesia6 years ago

image
Mudhiatulfata.net - Tulisan ini bukan bermaksud menggali-gali permasalahan atau mencari kekisruhan konflik antara Aceh dengan pemerintah RI, tapi hanyalah sekedar mengingatkan bahwa sejarah telah mencatat kesalahan pemerintah RI yang dilakukannya sejak dulu.

Sebagaimana diketahui jauh sebelum NKRI berdiri, Aceh Darussalam telah berdaulat sebagai sebuah kerajaan merdeka dan bahkan menjadi bagian dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Hal ini sungguh-sungguh disadari Soekarno sehingga dia mengajak dan membujuk Muslim Aceh untuk mau bergabung dengan rakyat Indonesia guna melawan penjajah Belanda.

Saat berkunjung ke Aceh tahun 1948, Bung Karno dengan sengaja menemui tokoh Aceh, Daud Beureueh. Bung Karno selaku Presiden RI menyapa Daud Beureueh dengan sebutan “Kakanda (kakak)” dan terjadilah dialog yang sampai saat ini tersimpan dengan baik dalam catatan sejarah. image
Dalam suatu wawancara yang dilakukan M. Nur El Ibrahimy dengan Daud Beureueh, membenarkan bahwa Daud Beureueh menyatakan melihat Bung Karno menangis terisak-isak seakan merengek-rengek, dirinya tidak sampai hati lagi untuk bersikeras meminta jaminan hitam di atas putih atas janji-janji presiden itu. Soekarno mengucapkan janji tersebut pada tahun 1948.

Setahun kemudian Aceh bersedia dijadikan satu provinsi sebagai bagian dari NKRI. Namun pada tahun 1951, belum kering bibir mengucap, Provinsi Aceh dibubarkan pemerintah pusat dan disatukan dengan Provinsi Sumatera Utara.

Jelas, ini menimbulkan sakit hati rakyat Aceh. Aceh yang porak-poranda setelah berperang cukup lama melawan Belanda dan kemudian Jepang, lalu menguras dan menghibahkan seluruh kekayaannya demi mempertahankan keberadaan Republik Indonesia tanpa pamrih, oleh pemerintah pusat bukannya dibangun dan ditata kembali malah dibiarkan terbengkalai.

Bukan itu saja, hak untuk mengurus diri sendiri pun akhirnya dicabut. Rumah-rumah rakyat, dayah-dayah, meunasah-meunasah, dan sebagainya yang hancur karena peperangan melawan penjajah dibiarkan porak-poranda.
Bung Karno telah menjilat ludahnya sendiri dan mengkhianati janji yang telah diucapkannya atas nama Allah. Kenyataan ini oleh rakyat Aceh dianggap sebagai kesalahan yang tidak pernah termaafkan.

Dari kisah ini semoga menjadi obat melawan lupa (pengingat) dan juga pelajaran berharga bagi anak bangsa. Demi menyongsong hari esok yang lebih baik dalam pembangunan Aceh yang mermartabat dan bermuruwah.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 61143.11
ETH 2928.78
USDT 1.00
SBD 3.56