Puisi Latihan Minum Kopi
Suatu hari, jika rindu dengan Aceh, tak perlu pulang ke Sumatera. Jawa adalah Aceh kedua. Juga sebaliknya.
Tak ada tempat berteduh dari jahannamnya suntuk selain warung kopi. Ke mesjid malas, ke meunasah enggan. Apalagi ke perhelatan zikir akbar. Lebih malas lagi. Karena, banyak politisi di sana gentayangan tiba-tiba relijius.
Aku melatih diri minum bergelas-gelas kopi. Sembari menulis macam ragam puisi. Modalku moralitas sahabat-sahabatku yang mendadak alim atau cerewet setengah mati di medsos membela kebenaran. Tapi semua selesai di medsos seperti minum kopi dengan mantan tapi tak jadi rujuk.
Melatih diri minum kopi, menyelamatkanku dari cerewet kurang gula.