Biarkan Anak Indonesia Menyatu Dengan Alam

in #indonesia7 years ago (edited)

20170519_093000.jpg
Foto : Anak -anak Indonesia di Curug Sigay, Kota Bandung

Setiap kali menonton acara televisi "Si Bolang", hati ini rasanya bahagia sekali. Betapa beruntungnya menjadi anak Indonesia yang bisa menikmati kekayaan anugerah alam dari Maha Kuasa. Tidak semua tempat memiliki kekayaan alam yang sama, Indonesia memang surga bagi keindahan dan kekayaan alam.

Lain lagi jika melihat kenyataan yang ada, anak Indonesia sepertinya tidak menyadari lagi keberuntungan yang mereka dapatkan. Anak TK pun sudah memilih sibuk bermain dengan perangkat elektronik, HP, game, dan lain sebagainya. Bukan hanya anak-anak di kota saja tetapi sudah merambah ke desa-desa. Mereka tidak lagi bermain di luar dan belajar dari alam, mungkin sudah tidak keren lagi kalau ketinggalan trend.

Hal ini tentunya sangat menyedihkan, bahkan membuat saya gemas dan gregetan. Bagaimana anak Indonesia bisa peduli dengan alamnya jika menyentuh dan bermain bersama alamnya pun tidak mau? Ajakan lestarikan alam, menanam pohon, kembali ke alam pun hanya menjadi slogan dan program sehari saja. Belum tentu dilakukan setahun sekalipun. Kalah dengan mall, pertokoan, dan tempat bermain yang modern.

Saya pernah berjanji pada diri saya untuk menyerahkan anak-anak saya pada alam, pada Ibu Pertiwi. Bukan karena apa-apa, karena di tangan merekalah masa depan Indoneaia dan termasuk seluruh keindahan kekayaan alamnya. Percuma sekolah tinggi, berpenghasilan besar, dan menjadi sukses bila hanya pedulikan diri sendiri dan untuk diri sendiri. Tidak ada satu pun manusia yang tidak tergantung pada alam. Hanya saja, banyak yang tidak menyadarinya, tidak tahu, tidak peduli, dan tidak mau tahu. Siapa yang berpirkir bagaimana nasib jika harus bayar oksigen setiap hari?

Sejak usia 40 hari, anak-anak saya serahkan. Saya bawa ke hutan dan mencari sungai yang bersih. Di sana saya berdoa dan menyerahkan mereka. Takut?! Bahaya?! Ketakutan itu hanya ada di dalam pikiran kita sendiri yang membatasi kita untuk melangkah. Bahaya, bahaya ada di mana saja, di rumah sendiri pun banyak bahaya mengancam sesungguhnya. Tergantung kesiapan diri saja, seberapa siap kita untuk berani menempuh bahanyanya. Lagipula, alam itu sangat ramah dan seperti tahu apa yang ada dalam hati serta pikiran kita. Selama kita berbuat, berpikir, dan berhati bersih, mereka akan selalu menerima dengan tangan terbuka.

2016-04-28 18.34.55.jpg
Foto: Mengajak anak-anak sejak kecil untuk berani berteman dengan sungai

Sejak kecil mereka sudah saya biasakan untuk naik gunung, jalan kaki, keluar masuk hutan, main di sungai, dan belajar menanam. Sengaja saya hindari mall dan pertokoan, hanya sekali-kali saja bila perlu, agar mereka bisa benar-benar bebas dan sehat di alam. Bermain perangkat teknologi dan game, tidak saya larang juga tetapi ada batasnya. Nonton TV juga saya batasi, hanya 1 jam sehari dan acara terntentu saja yang saya ijinkan ditonton. Mereka harus bisa menjadi diri sendiri, tak apa berbeda, tidak apa juga dibilang kuno dan ketinggalan jaman, yang terpenting mereka belajar banyak dengan bermain bersama alam. Alam akan memberikan lebih banyak dari semua itu.

Galak ya? Nggak juga. Tegas iya. Saya sayang sekali anak-anak, semua anak Indonesia rasanya seperti anak yang saya lahirkan sendiri. Harus tega menjadi orang tua bila ingin anaknya benar terdidik. Mengikuti kemauan anak dan trend di lingkungan malah akan membuat mereka terperosok. Membiarkan anak sesukanya buang sampah, tidak diajarkan dengan tegas untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, akan membuat anak hidup dalam sampah di masa depan. Mau?!

Sejak kecil pula, anak-anak diajarkan untuk memanjat pohon. Untuk apa? Untuk melatih keseimbangan, kekuatan otot, dan mengerti bahwa pohon juga adalah teman bermain mereka. Jika mereka sudah menemukan keasyikkan sendiri bermain dengan pohon, maka tidak perlu disuruh pun mereka sudah menjaga dan merawatnya. Mereka juga diajarkan manfaat dari semua tanaman, bunga-bungaan, daun, akar dan lain sebagainya bagi mereka sendiri. Saya selalu mengupayakan memberi contoh dengan membuat sendiri ramuan herbal sebagai obat. Mereka memang perlu diberi contoh, bukan hanya diberi tahu.

IMG-20170520-WA0021.jpeg

2015-07-04 18.39.43.jpg

20160424_155538.jpg

20160426_161734.jpg

Tidak lupa mereka juga diajarkan untuk menulis dan menggambar, menceritakan bagaimana kegiatan mereka dan apa yang sudah mereka dapatkan dari alam. Tujuannya adalah tentunya melatih mereka menggambar dan menulis, sekaligus menghayati semua pembelajaran yang mereka dapatkan saat bermain dengan alam. Apa yang sudah merasuk ke dalam hati, jiwa, dan pikiran mereka akan selalu tertanam sepanjang hayat di kandung badan.

Ketika mulai beranjak besar, anak-anak mengajak teman-teman mereka untuk turut serta. Mulai dari hal yang kecil seperti jalan-jalan di sekitar, berkemah di kebun, belajar membuat tenda sendiri, dan lain sebagainya. Belajar bermain untuk survival atau bertahan hidup, agar mereka sadar penuh bahwa alam memberikan banyak sekali untuk mereka dan kita semua. Kita bisa hidup tanpa mobil, emas, berlian, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa alam.

Sesekali mereka diajak kegiatan yang lebih besar seperti mengajak mereka turut serta membersihkan lingkungan dan alam sekitar. Menyapu, mengumpulkan daun-daun kering, yang lalu semuanya digunakan untuk bahan permainan baru, seperti rumah liliput dari ranting dan daun kering. Mereka sangat suka! Pernah juga mereka dibawa ke kegiatan lain sepeti membersihkan curug (air terjun) Sigay bersama mahasiwa, karang taruna, dan warga. Mereka asyik sekali bermain!

20170519_095501.jpg

Sudah dipastikan bahwa tidak mudah untuk membawa anak-anak ini, anak-anak Indonesia untuk menyatu dengan alam. Harus ada proses, waktu, tenaga, kreatifitas, dan konsistensi. Lebih penting lagi adalah kerajinan! Pantat jangan terus ditaruh di atas kursi, bergeraklah dan bawa kaki melangkah bersama anak-anak ke alam. Tuntun mereka untuk bisa bersatu dengan alam. Alam Indonesia adalah hati, jiwa, tubuh, dan pikiran mereka.

20170519_104755.jpg

20170519_092147.jpg

Yuk, biarkan anak Indonesia menyatu dengan alam!

Bandung, 14 September 2017

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi.

Sort:  

Ini langkah-langkah yang sangat baik.

Terima kasih semoga bermanfaat...

Malaikatnya udah pada gede2 ya

Iya hehehe...

pembelajaran mencintai alam sejak dini..

Yup... kalau tidak sedini mungkin, bisa terlambat...

luar biasa, saya suka membacanya, terima kasih

Terima kasih....

Apa yang sudah merasuk ke dalam hayi, jiwa, dan pikiran mereka akan selalu tertanam sepanjang hayat di kandung badan.
Ini maksudnya 'hati' Sista @mariskalubis?

Hahaha susah kalau sama wartawan, edit itu penting!

Saya juga sering salah karakter Sista @mariskalubis. Yang susah ketika kesalahan itu mengubah arti. Maunya menulis ketika tetapi yang tertulis ketiak. Kesalahan hanya letak satu huruf, tapi artinya jauh banget.

Iya... yah inilah bedanya cetak dan elektronik... di cetak kita bisa edit lebih jeli dan jitu, di elektronik kemungkinan kesalahan lebih besar...

Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya Sista...

Terima kasih...

Tulusan yang sangat bagus, walaupun sedikit melelahkan dalam membacanya. Bay the way, sangat banyak ilmu yang tertuang dalam hal menulis dalam tulisan buk mariska. Semoga dapat terus berbagi dan mudah2-an menang.

Amin... terima kasih.

Pemandangan alam Indonesia memang sangat menakjubkan, cuma banyak yang tidak dilestarikan dengan baik hanya alakadarnya saja, sehingga banyak yang nampak kurang greget Buk @mariskalubis. Hehehe

Salam

@safwaninisam

Greget dan gemes banget! Saya pernah loh sampai menyapu sebuah kawasan untuk membuat malu pengurus dan pengunjung lain... ampun deh!

Menyatu dengan alam itu rasanya gimana gitu ya kak @mariskalubis

Ya bahagia dan tenang... :D

Aman dan damai

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 62572.49
ETH 2444.62
USDT 1.00
SBD 2.67