Ibu adalah seorang pembohong

Ibu engkau umpama bayu pagi, kehilanganmu terasa kini dan aku kesepian. Dan aku bagai pungguk yang merindukan bulan. Mengharap kasihmu datang kembali, merindui belaian manjamu bagai dulu lagi.

Ibu dahulu engkau membohongi kami, ketika kami makan, jika makanan itu kurang, engkau mengutamakan memberi kepada kami dan engkau berkata, "makanlah nak ibu tidak lapar". Padahal engkau sedang kelaparan.

Ibu dahulu engkau membohongi kami, ketika engkau makan, engkau menyisihkan ikan dan daging buat kami dan engkau berkata, " makanlah nak, ibu tidak suka ikan dan daging".

Ibu dahulu engkau membohongi kami, ditengah malam ketika kami sakit engkau berkata, "tidurlah nak, ibu belum mengantuk". Padahal matamu sangat lelah dan engkau butuh istirahat.

Ibu dahulu engkau membohongi kami, disaat kami sudah lulus sekolah dan sudah bekerja mengirimkan uang kepadamu engkau berkata, "simpanlah nak untuk keperluanmu, ibu masih punya uang. Padahal engkau sangat membutuhkannya.

Ibu dahulu engkau membohongi kami, disaat kami sudah sukses, punya rumah mewah engkau tidak mau tinggal bersama kami, engkau berkata, "rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal disana". Padahal engkau takut kebahagiaan kami akan terganggu.

Ibu dahulu engkau membohongi kami, dihari tuamu, engkau sakit keras, dan kami menangis tetapi engkau masih tersenyum seraya berkata, "ibu tidak apa-apa nak, jangan menangis".

Inilah terakhir kali engkau membohongi kami sebelum engkau pergi menghadap Sang Ilahi. Engkau tidak peduli seberapa kaya kami, seberapa dewasanya kami, engkau tetap menganggap kami anak kecilmu, engkau selalu mengkhawatirkan kami. Tetapi engkau tidak pernah membiarkan kami mengkhawatirkan kondisimu.

Ibu engkaulah dewi pelindung kami, sangat besar jasamu yang tidak bisa kami balas hingga keakhir hayatmu. Tuhan Yang Esa ampuni dosa ibu, tempatkan mereka diantara kekasih-kekasihmu, kutaburkan doa untukmu ibu.

---

Sumber gambar : google