Seri Tokoh: Kuntowijoyo (Kita Minum Air, bukan H2O)

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Salah satu sarjana yang mempengaruhi saya melalui karya-karyanya adalah Kuntowijoyo. Dosen Sejarah di UGM, Yogyakarta. Karya-karya Kunto saya koleksi beberapa. Salah satu konsep yang paling sering dikupas adalah Ilmu Sosial Profetik (ISP). Buku Paradigma Islam merupakan salah satu karya yang paling sering dirujuk. Kunto adalah ilmuwan serba bisa. Saya katakan serba bisa, karena dia menulis berbagai persoalan di dalam masyarakat. Opini Kunto selalu saya tunggu. Dulu ada tabloid khusus yang menerbitkan tulisan Kunto, yakni Tabloid Adil, terbit di Kota Solo.

Hampir setiap minggu saya tunggu tulisan Kunto. Di harian Kompas dan Republika juga sering memuat artikel-artikel Kunto. Beberapa opini dan makalah-makalahnya diterbitkan menjadi buku. Kunto termasuk penulis paling produktif, kendati mengalami salah satu penyakit. Saya mendengar dia mengetik dengan dua jarisecara perlahan-lahan di mesin ketik. Istrinya, dosen di UIN Sunan Kalijaga, selalu menemani Kunto, kemana pun dia menjadi narasumber.

Pikiran-pikiran Kunto sangat dinantikan oleh para hadirin. Makalahnya dibaca oleh istrinya. Semua hadirin menyimak secara seksama setiap untaian tulisan Kunto. Kalau ada yang bertanya, akan dicatat dan dijawab melalui istrinya. Saya sempat mengikuti seminar yang menghadirkan Kunto. Sosoknya sangat bersahaja. Bagi saya, dia merupakan mutiara Indonesia yang berjasa di Republik Indonesia. Salah satu kesukaan saya ketika membaca tulisan Kunto adalah kejernihan di dalam menyajikan setiap argumen. Dia mampu menguasai tradisi pemikiran Barat, kerap merujuk pada Alqur’an dan Hadits, dan punya pesan di dalam setiap tulisannya. Karena itulah, saya sejak mahasiswa menyimpan kliping koran dimana ada opini Kunto disitu.

image

Penyajian bahasa oleh Kunto sangat sederhana. Mudah dicerna. Kadang menangkap fenomena dengan bahasa-bahasa yang penuh kiasan. Dia selain sebagai sejarawan, juga sebagai sastrawan. Banyak cerpen yang lahir dari tangan Kunto. Salah satu karyana yang paling sering dibaca adalah Khutbah di Atas Bukit. Bagi saya, buku-buku Kunto selalu menawarkan rasionalitas yang tidak mengesampingkan reliji. Karena itu, beberapa sarjana di Yogyakarta, masih begitu menghormati dan menyebutkan berbagai pemikiran Kunto. Prof. Amin Abdullah pernah bercerita tentang sosok Kunto dan sosok Prof. Amin di mata Prof. Kunto. Demikian pula, Heddy Shrim Ahimsa-Putra malah menulis satu buku khusus tentang pemikiran Kunto terkait dengan Ilmu Sosial Profetik.

Sosok Kunto masih begitu dikenang, walaupun beliau sudah meninggal dunia pada 22 Februari 2005. Salah satu buku yang paling menarik untuk membahas kondisi kekinian adalah Muslim Tanpa Masjid. Buku ini adalah kumpulan tulisan Kunto tentang fenomena sosio-relijius. Dia menuturkan bahwa akan muncul generasi yang memahami Islam dari perangkat-perangkat digital. Buku ini terbit pada tahun 2001. Apa yang ditulis Kunto pada tahun 2001, sekarang sudah menggejala pada generasi baru Muslim. Fenomena belajar Islam dari dunia maya adalah salah satu dari gejala Muslim Tanpa Masjid.

image

Demikian pula, Kunto ketika berbicara tentang ilmu, benar-benar meletakkan Islam sebagai Ilmu. Karya-karyanya tentang Ilmu dan Islam ini adalah salah satu karya yang paling detail di dalam menjelaskan konsep-konsep pelik dalam pengembangan keilmuan. Saya sering merujuk pada karya ini untuk memahami bahwa Islam itu sebagai Ilmu. Bagi saya, walaupun tipis karya ini amat berharga kalau dibaca oleh para pecandu ilmu. Karena itu, tidak mengherankan ketika proses pencarian paradigm keilmuan di PTAIN, khususnya di UIN Sunan Kalijaga, Kunto termasuk yang diundang untuk mendiskusikan pemikirannya dalam pengembangan ilmu.

image

Pelajaran penting dari Kunto bagi saya adalah cara saya memahami sejarah, banyak diwarnai oleh karya Kunto. Buku Kunto tentang sejarah direkomendasikan oleh Prof. Minhaji. Katanya, kalau mau belajar sejarah, karya-karya Kunto perlu dibaca. Nasihat inilah yang membuat saya mabuk Kunto. Bukunya tentang Ilmu Sejarah dan Metodologi Sejarah merupakan bacaan wajib bagi saya, walaupun saya di Fakultas Syariah.
Melihat sejarah dengan kritis dan mampu menampilkan iktibarnya ke hari ini, adalah pelajaran penting dari Kunto. Inilah kekuatan analisa historis Kunto. Dia paham akan masa lalu dan mengerti bagaimana menganalisanya agar “bunyi” di masa kini. Kajian model ini memang menuntut kepedulian pada berbagai literatur dan ketekunan yang amat sangat. Rujukan-rujukan tulisan Kunto bagi saya selalu menginspirasi. Terkadang informasi tambahan dari rujukan Kunto ini mampu meluruskan pemahaman saya akan topik yang disajikannya.

Akhirnya, saya berharap ada para sarjana yang benar-benar menjadikan Kunto sebagai obyek studi di Indonesia. Dia adalah mutiara yang paling berkilau yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Sayang, dia pergi terlalu cepat. Sehingga kehausan saya pada pemikiran Kunto begitu kering dan dahaga sekali, ketika saya tahu dia berpulang ke ilahi rabbi.

Sort:  

Pelajaran luar biasa dari Kunto, yang diulas singkat namun sarat makna oleh penerusnya. Salut buat prof @kba13

Kunto itu Mutiara Indonesia

Tetap semangat untuk menulis. Bereh....

Benar Bang...

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 64172.03
ETH 3144.93
USDT 1.00
SBD 3.85