Reputasi Sebagai Hasil Ekspos Diri dan Ide

in #indonesia6 years ago

image

Salah satu pertanyaan yang mengusik saya adalah apakah kita mengekspos diri kita ke dunia maya atau kita mengekspos gagasan/ide? Kalau kita mengekspos diri ke dunia maya, maka di alam maya, akan mudah seseorang dicari rekam jejaknya. Sebaliknya, jika kita mengekspos gagasan atau pemikiran, kita tidak tahu siapa sebenarnya yang akan menjadi pengguna atau penikmat gagasan besar kita. Pola mengekspos diri dan ide-ide di alam maya merupakan gejala baru dalam satu dekade terakhir.

Sebaliknya, jika tidak satupun dilakukan, seperti di atas, maka akan dianggap cenderung sebagai manusia tertutup. Manusia hanya yang ingin menyimpan gagasan besar untuk dirinya sendiri. Perilaku ini sudah tidak zamannya lagi. Sebab, di era keterbukaan informasi, gagasan-gagasan besar berseliweran di dunia maya. Bahkan, kita terkadang tidak sanggup membendung kekuatan keterbukaan informasi ini. Guyuran informasi yang tidak pernah henti menyebutkan kita basah setiap saat. Tidak sempat mengambil handuk untuk mengeringkan guyuran tersebut. Kita pun tidak sempat salin pakaian, karena siraman informasi menciptakan kita jadi sibuk sendiri. Bahkan, tidak sedikit menikmati informasi sampai ke kamar mandi atau kamar tidur.

image

Kita sering menjadi kepo. Penasaran selalu merubah rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum atau baru diketahui. Dulu, di era televisi hitam putih, kita hanya menikmati gambar dan para pelaku di dalam kota ajaib tersebut. Kita terhibur dengan suara atau lakon. Kita ingat artis, karena suara dan lakon mereka. Acara televisi dimulai dan berakhir pada jam yang telah ditentukan. Setelah itu, orang sudah kembali ke dalam kehidupannya.

Mereka hanya menikmati berita atau informasi pada era televisi hitam putih. Tidak lebih dari itu. Mereka lebih dekat dengan realita mereka sendiri. Ketimbang saat ini, kita dekat dengan realita alam maya. Kadang kala, ada orang susah bergaul, karena tidak pandai membina hubungan sosial secara langsung. Gejala yang terjadi era 1980-an, tetapi akan susah sekali dijumpai sekarang.

Setelah itu, orang mulai penasaran bagaimana seseorang menjadi artis. Lantas, mulailah dikupas bagaimana seseorang meniti karir. Di sini, visualnya hanya bahasa verbal berdasarkan pengalaman yang diwawancarai di studio. Setelah itu, orang ingin tahu bagaimana kehidupan sang artis. Lalu orang mulai disuguhkan sisi lain sang bintang. Ternyata sukses di kota ajaib, sengsara di masa lalu atau pernah terluka diluar pekerjaannya sebagai artis.

image

Orang semakin dibuat penasaran. Lantas pemirsa tidak lagi melihat artis di studio, tetapi sudah dibolehkan melihat kediaman mereka. Lalu cerita keseharian menjadi lebih asyik ketimbang cerita kesuksesannya di dalam dunia tarik suara atau seni peran. Orang mulai melihat artis tidak bermake-up, artis bangun tidur, artis sahur, artis belanja. Intinya, kita tidak lagi disuguhkan drama, tetapi real life dari kehidupan artis tersebut. Seolah-olah artis tersebut “hadir” dalam kehidupan kita. Sebaliknya, sang artis pun merasakan “kehadiran” orang lain di dalam setiap kegiatannya.

Setelah itu, akibat kepo keluarga artis pun mulai terkenal. Akhirnya,ketika seorang ayah sudah terkenal, anak dan istrinya juga ikut terkenal. Bahkan, satu keluarga menjadi selebritis. Orang merasakan begitu dekat dengan kehidupan seorang artis. Sehingga dia mulai mengangumi sang pujaannya. Akhirnya, sang artis pun memiliki penggemar yang ibarat keluarganya sendiri. Seorang penggemar pun rela mengumbar perasaannya terhadap pujaannya.
Begitulah kekuatan ide dalam mengubah perilaku manusia. Sekarang, akibat dari ekspos diri dan kreatifitas, maka siapapun dapat menjadi selebritis. Siapapun punya pengikutnya. Follower tidak hanya lagi muncul dalam bidang relijiusitas, tetapi dalam dunia selebritas. Karena itu, semakin positif dan kreatif dari ekspos diri seseorang di alam maya, semakin banyak pula pengikutnya. Saat ini, konsep pengikut dan dunia ide sudah diikat dalam satu emosi.

image

Perasaan saling merasa “hadir” adalah salah satu penyebabnya. Orang yang ngevlog berbicara sendiri di depan kamera, seolah-olah di hadapan kameranya, ada jutaan penggemarnya. Sang pengikut pun merasakan sesuatu yang kurang, ketika dia belum “menghadirkan” sosok pujaannya di dalam dunia maya.

Disini ada persoalan saling membutuhkan satu sama lain yang difasilitasi oleh internet di alam maya. Interaksi ini menghadirkan perasaan hubungan sosial yang baru. Hubungan yang tidak harus bertemu secara fisik. Like, comment, suscribe, follow menjadi jembatan pertemananbaru bagi manusia saat ini. Artis terkenal pun harus melakukan hal ini untuk mempertahankan dunia keartisannya.

Namun, seiring kekuatan ide dan kreatifitas menjadi basis kehadiran sosok manusia di alam maya, maka mereka yang terus berpikir adalah kalangan yang akan tetap eksis di dunia maya. Anda tidak akan berhenti berpikir tentang ‘apalagi ya yang harus saya berikan kepada penggemar saya?’ Inilah yang menyebabkan penggemar pun berpikir ‘apalagi hari ini yang dilakukan oleh pujaannya hari ini?’

Masing-masing memberikan jawaban atas rasa ingin tahu. Orang akan terus mengekspos diri mereka semenarik dan seunik mungkin. Sehingga para pengikut akan “tersenyum puas” ketika rasa ingin tahu mereka terlampiaskan. Puncaknya adalah muncul kesetiaan atau loyalitas yang meninggi di antara sesama mereka. Hubungan sosial di dunia maya ini menjadi tren baru, ketika rasa ingin tahu dapat diatur sedemikian rupa oleh sang pujaan dan para pengikutnya.

Melalui pola di atas, seseorang menjadi tenar. Maksudnya, kreatifitas dan ekspor menjadi dua kata kunci di masa sekarang untuk memiliki reputasi yang baik. Ketika reputasi meninggi, maka penghasilan pun akan meroket dengan sendirinya. Seorang tidak perlu manajer atau EO untuk melampiaskan kreatifitas. Tim kreatif pun tidak perlu diperkerjakan sama sekali. Sebab, kreatifitas menjadi milik sangat selebritis itu sendiri di alam maya.

Saat ini, di dunia maya, reputasi menjadi kunci. Saya mengintip beberapa platform yang ada, termasuk steemit, reputasi menjadi begitu penting. Eksis atau tidaknya seseorang, diukur dari reputasi yang digapainya. Reputasi adalah bunga atau buah dari kreatifitas dan ide seseorang yang ingin eksis di dunia maya. Saat ini, reputasi menjadi begitu penting bagi netizen. Algoritma memberikan dampak yang amat luar biasa untuk membuat seseorang “ada” di dunia maya.

image

Dulu hanya orang bangsawan yang terkenal di dalam masyarakat. Saat ini, kuli bangunan pun dapat menjadi terkenal di dunia maya. Dulu orang kaya adalah yang melakukan investasi, saat ini anak kecil pun bisa menjadi kaya raya. Dulu, orang punya pengikut setelah dia berusia di atas 40 tahun. Saat ini, remaja pun sudah memiliki jutaan pengikut setia. Fenomena ini menyiratkan bahwa era digital memberikan kesempatan kepada siapun untuk bisa kaya, terkenal, dan memiliki jutaan pengikut.
Dari narasi di atas, muncul kata kunci seperti ekspos, diri, gagasan, kreatifitas, jaringan, loyalitas yang berujung pada reputasi. Hampir semua kata kunci ini hadir di era digital. Karena itu, kalau anda ingin tetap dikenal dan diukur tingkat keterkenalannya, maka perlu dilakukan hal-hal yang menjadi kata kunci tersebut.

Sort:  

Mantap sekali pak, menulis tentang tatapan masyarakat dalam penggunaan teknologi. Dengan teknologi orang bisa dengan mudah di kenal sekalipun bukan orang dewasa. Seperti yg bpk sampaikan dengan kata kunci reputasi.

Makasih atas komentarnya. Saat ini, reputasi menjadi alat ukur, seseorang dikenal atau tidak di alam maya. Di steemit pun demikian, saya lihat. Tanx.

Sebuah deskripsi yg sangat menarik, point penting bagi saya adalah menyampaikan ide - ide/pemikiran yg bisa di gunakan orang dan di situ ada nilai ibadahnya jika memang apa yg kita pikirkan di pakai oleh orang lain. Bukankah itu salah satu penyelamat kita kelak di akhirat. Meskipun informasi hari ini seperti banjir tanpa henti namun saya tetap memilah milah mana yg saya ikuti dan mana yg tidak karena jika tidak maka akan membuat seseorang berpikir acak dan berakhir kacau balau. Ini pemikiran bersifat pribadi tentu beda orang beda pendapat

Sangat cerdas. Memilih dan memilah antara isu dan isi adalah utk bisa eksis di alam maya. Tanx.

Saya merasakan sendiri apa yg bapak tuliskan, karena saya masuk di era ekspos diri ini. Tentu eksposnya hal yg positif dan sudah menjadi hoby.

Gak ada masalah Bu. Sejauh itu utk kebaikan umat manusia. Saya hanya mewakili perasaan sebagian orang sj. Tanx.

Reputasi begitu rapuh, mudah runtuh oleh isu dan hoaks di tengah masyarakat yang malas melakukan tabayyun, apalagi di dunia maya. Tapi karakter tidak mudah rontok. Jadi, menurut saya, membentuk karakter lebih dulu, reputasi datang dengan sendirinya. Terima kasih untuk tulisan yang menginspirasi @kba13.

Setuju Pak. Dua hal tersebut memang saling silang dalam kehidupan manusia. Uniknya, di Steemit, binatanglah yang menjadi perumpamaan. Saya sedang mempelajari logika ini. Tanx Pak @ayijufridar.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58251.65
ETH 2369.70
USDT 1.00
SBD 2.37