Ratna Wangsa, Utoeh Sulthan Aceh Meninggal Di Pidie

in #indonesia6 years ago


Sigli – Persawahan Kemukiman Busu, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, tersebut terbentang luas, padi-padi sudah mulai menguning dan terlihat sangat subur. Sebuah dataran penuh dengan pohon, layaknya hutan kecil, tampak sangat kontras ditengah-tengah persawahan itu. Jalan setapak mengintari pinggiran bukit kecil yang penuh dengan semak belukar, tidak ada tanda-tanda tanah itu memiliki pemiliknya.

Semak belukar yang padat tersebut, coba diterobos oleh Cerita Pidie, bersama dua penggawa Masjid Po Teupeumeureuhom, di Busu, yaitu Tgk Aiyub dan Tgk Banta. Didalam semak belukar tersebut, sebuah makam lama yang terbuat dari bebatuan yang telah diukir khusus tampak sungguh sangat tak terawat, nisannya telah patah, begitu juga dengan kuburannya yang patah terbagi dua.

Tgk Banta, Jumat 19 Januari 2017, mengungkapkan bahwa makam tersebut merupakan milik Ratna Wangsa, dia adalah seorang Utoeh atau Arsitekturnya Sulthan Iskandar Muda, pada era tahun 1618 Masehi. Saat itu, Po Tepeumereuhom atau yang populernya Sulthan Iskandar Muda, melakukan perjalan dengan menggunakan gajah kelokasi tersebut, adapun tujuannya untuk membangun benteng iman kepada rakyat Aceh.

“Saat itu, masa peperangan dengan Portugis, Iskandar Muda, melakukan perjalanan untuk membuat benteng kepada rakyat, yaitu benteng iman, tentu bukan benteng peperangan, hal itu supaya tidak terpengaruh dengan budaya yang akan dibawa oleh pihak asing nantinya,” Ungkap Tgk Banta.

Dia menceritakan, benteng iman yang dimaksud bukan seperti sebuah benteng peperangan, melainkan tempat ibadah berupa Masjid yang dapat digunakan sebagai media penyiaran dan wadah berkumpulnya rakyat Aceh. Dalam pembangunan tersebut, Sulthan Iskandar Muda, membawa satu pohon kayu yang sangat kuat dan besar sebagai pondasi kayu pertama untuk pemangunan masjid tersebut.

Ratna Wangsa, merupakan Arsitektur yang didatangkan dari kerajaan islam di India yaitu Moghul, saat itu hubungan bilateral antara Aceh dan India sangat kuat. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui literature sejarah Ratna Wangsa, meskipun dia sangat berperan penting dalam pembangunan Masjid Po Teupeumereuehom saat itu. Namun, sayangnya perjalanan sang arsitek tidak terlalu lama, setelah diperintahkan untuk membangun Masjid, tak berselang begitu lama, Ratna meninggal dunia, dikabarkan dia terserang penyakit bukan karena peperangan ataupun dibunuh.

Mengetahui kabar duka tersebut, Sulthan langsung mengabarkannya ke kerajaan Moghul, hal itu agar tetap mempertahankan kepercayaan hubungan bilateral antara Aceh dan India. Ratna, dikuburkan tak jauh dari Masjid yang didesain olehnya, jaraknya bekisar 200 meter sebelah selatan, disebuah pulau diantara hamparan sawah Busu. Tak banyak kisah yang menceritakan tentangnya, baik cerita rakyat dan literatur sejarah, hanya sebuah makam masa kerajaan dulu yang kini terlihat tak terawat diantara semak-semak yang padat.

Tgk. Banta, mengharapkan Pemerintah Kabupaten Pidie, dapat melihat makam sang Arsitektur dan memperbaiki kembali, karena dia merupakan tokoh Kerajaan Aceh, yang harus dipertahankan sejarahnya kepada genarasi bangsa Aceh dimasa yang akan datang.

 

Penulis

Zian Mustaqin

Makan Ratna Wangsa, arsitektur Sulthan Iskandar Muda, di Busu, Pidie. Foto/ Zian Mustaqin.


Posted from my blog with SteemPress : http://ceritapidie.com/ratna-wangsa-utoeh-sulthan-aceh-meninggal-di-pidie/

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63126.02
ETH 2553.49
USDT 1.00
SBD 2.78